Minggu, 21 Mei 2017

Lagu ''Malam Kudus'' dalam Sejarah



Lagu ''Malam Kudus'' dalam Sejarah
Lagu Silent Night yang kita kenal sebagai Malam Kudus, karya Pastor Josef Mohr (1792-1848) dan Franz Xaver Gruber (1787-1863), pertama kali diperdengarkan pada malam Natal 24 Desember 1818, di Gereja Santo Nicholas, di Oberndorf (Austria). Malam Natal 24 Desember 2014 nanti, usia lagu itu akan persis 196 tahun.

Dengan usia sepanjang itu, lagu ini menjadi lagu utama dalam semua perayaan Natal di dunia. Tak ada lagu Natal lain yang bisa mengungguli popularitas Malam Kudus.

Kelahiran lagu ini bermula dari sebuah situsi yang menyedihkan. Tatkala lagu digubah (24 Desember 1818), organ gereja Santo Nicholas sedang rusak. Pastor Josef memutar otak, apa yang disuguhkan kepada jemaat agar perayaan Natal tetap khusyuk ? ...
Koordinator pemain organ di Gereja Santo Nicholas, Franz Xaver Gruber, tak bisa berbuat apa-apa. Josef dan Franz Xaver Gruber harus menerima situasi, tak ada iringan organ pada malam suci.

Syahdan, muncullah ide brilian Mohr. Pada pagi hari 24 Desember 1818, Pastor Mohr mendatangi Gruber, membawa sebuah syair. Mohr meminta Gruber membuat melodi/lagu untuk syair itu, untuk dinyanyikan pada malam Natal.

Itulah awal sejarah lagu yang sangat mendunia, diterjemahkan ke dalam banyak bahasa. Semua bahasa nasional di dunia ini, mempunyai terjemahan Malam Kudus. Pun dalam hampir semua bahasa daerah di seantero jagat, singkatnya sangat mendunia.

Mohr Suka Musik
(Austria), dari pasangan Joseph Franz Mohr dan Anna Schoiberin. Mohr kecil, menyukai musik. Dia mengikuti paduan suara Gereja Katedral Salzburg, di bawah asuhan Vicar Johann Nepomuk Hiernle.


Bakat musik Mohr kian terasah melalui bimbingan Vicar. Mohr juga murid sekolah musik Kremsmunster Lyceum. Tahun 1811, Mohr memasuki Seminari Salzburg, ditahbiskan menjadi pastor 21 Agustus 1815.

Menurut sejarawan yang mendalami histori Malam Kudus, Bill Egan dan Doug Anderson, lagu ini bermula dari penempatan/tugas pertama Mohr di Mariapfarr, sebuah wilayah di Provinsi Salzburg, Austria.

Sejumlah hasil studi mengatakan, keenam bait lagu Stille Nacht! Heilige Nacht! (versi asli dalam bahasa Jerman yang kini dikenal sebagai lagu Malam Kudus Sunyi Senyap), sesungguhnya ditulis Mohr pada tahun 1816, ketika berkunjung ke Salzburg, yang juga daerah asal kakek Mohr.
Namun, fakta yang paling diyakini sekarang ini, digubah 24 Desember 1818. Fakta pendukung versi 24 Desember 1818, Mohr baru ditempatkan di Gereja Santo Nicholas pada musim panas Oktober 1817. Gereja ini, 11 mil dari Kota Salzburg. Di sinilah Mohr berjumpa dengan Franz Xaver Gruber, organis gereja yang kemudian bersama-sama menggubah Malam Kudus. Mohr menulis syair, Gruber membuat lagu/melodi.
Gruber Pemain Organ
Franz Xaver Gruber, lahir di kawasan miskin, Unterweizberg, dekat Hochburg, Austria, 25 November 1787. Sama seperti Mohr, Gruber juga menyukai musik. Tahun 1805-1806, Gruber secara khusus mempelajari alat musik violin. Gruber juga mahir memainkan organ, di bawah asuhan Georg Hartdobler, organis kenamaan di Kota Burghausen. Dengan bakat musik yang demikian tinggi, sepanjang tahun 1807-1829, Gruber menjadi guru musik, sembari koordinator organis di Gereja Santo Nicholas, di mana Mohr bertugas sebagai Pastor sejak tahun 1817.

Sebagai lagu yang sangat memukau, Malam Kudus segera menyebar ke seantero dunia. Diperdengarkan pertama kali 24 Desember 1818, pada Natal selanjutnya sudah menyebar hampir ke seluruh gereja di Jerman/Austria.

Tanggal 30 Desember 1854, Gruber menulis, 24 Desember 1818, pastor yang baru ditempatkan di Gereja Santo Nicholas, Joseph Mohr, menyerahkan sebuah syair.
         

Mohr minta tolong dibuatkan melodi atas syair tersebut dengan iringan gitar, dengan penyanyi duet, diiringi paduan suara. Mohr meminta dengan iringan gitar, sebab waktu itu organ gereja sedang rusak.


Tentu saja dengan bimbingan "Sang Kalik," Gruber bisa langsung membuatkan melodi yang sesuai dengan napas syair. Di malam Natal itu, lagu dinyanyikan berdua. Mohr dengan suara tenor, Gruber dengan suara bas. Refrein, dinyanyikan paduan suara gereja. Musik, hanya dengan iringan gitar oleh Mohr sendiri.
Persis dua tahun setelah bertugas di Oberndorf, Oktober 1819 Mohr dipindahkan ke Kuchl.

Mengaku-aku Penggubah

Entah bagaimana, Karl Mauracher, tahun 1821 mengkleim bahwa lagu Malam Kudus adalah karyanya. Banyak orang yang percaya atas kleim Mauracher, namun tak sedikit juga yang meragukan pengakuan Mauracher.

Namun setelah pihak gereja secara resmi meneliti siapa sesungguhnya pencipta lagu, disimpulkan, Mauracher berbohong. Memang Mauracher mempunyai salinan lagu, namun bagaimana salinan bisa berada di tangan Mauracher, diduga adalah muslihat Mauracher.
Perkiraan para peneliti, Mauracher memperoleh salinan lagu, ketika memperbaiki organ gereja yang rusak (1921). Ada yang bilang, bukan memperbaiki, tetapi mengganti dengan organ baru. Dalam kesempatan itulah Mauracher masuk ke gereja, dan boleh jadi menemukan naskah lagu.

Pada masa mengaku sebagai penggubah lagu, Mauracher memberikan lagu ini kepada dua tetangganya di Ziller, yang kebetulan penyanyi yang cukup punya nama. Kedua tetangga Mauracher ini, selalu menyanyikan Malam Kudus dalam setiap undangan nyanyi seantero Eropa. Dalam perjalanan kemudian, melodi Malam Kudus sedikit "bergeser."
Bukan hanya Mauracher yang mengaku-ngaku sebagai penggubah. Dalam sebuah buku lagu gereja dengan tahun penerbitan 22 Juli 1819, lagu ini ditulis sebagai karya Blasius Wimmer, organis dan guru musik di Waidring (Tirol). Tahun 1839, lagu ini dibawa ke Amerika Serikat, dinyanyikan di Monumen Alexander Hamilton di New York, di dekat Gereja Trinitas.


Tidak banyak yang tahu, siapa sesungguhnya penulis asli. Bahkan ketika Mohr meninggal 4 Desember 1848, belum banyak publik yang mengetahui bahwa penggubah lagu Malam Kudus adalah Mohr-Gruber.


Ada satu versi lagi, sebagian kalangan mengakui Mohr-Gruber sebagai penggubah asli, tetapi telah menyerahkan hak penciptaan Malam Kudus kepada Andreas Winkler.
Banyak dinyanyikan dan banyak yang mengklaim sebagai penggubah lagu Malam Kudus, tahun 1854, kantor pusat Gereja Katolik Jerman di Berlin dan tim dari Gereja Santo Piter di Salzburg, membentuk tim peneliti, siapa pencipta sesungguhnya.

Atas desakan tim peneliti, tahun 1854 Franz Gruber membuat pernyataan bahwa dialah yang membuat melodi, sedangkan yang membuat lirik adalah Joseph Mohr.
Tahun 1995, manuskrip yang ditemukan 1821, diuji dengan teknologi tinggi. Hasilnya, memang karya Mohr-Gruber. Hingga kini, manuskrip itulah yang dianggap sebagai dokumen Malam Kudus yang paling otentik.

Menurut penelitian Doug Anderson, versi bahasa Inggris pertama lagu ini adalah tahun 1849, dimuat dalam buku nyanyian Gereja Metodis Amerika Serikat. Dalam edisi buku nyanyian tahun 1905, Gereja Metodis Amerika mengedit terjemahan. Kini, Malam Kudus sudah diterjemahkan ke ribuan bahasa.

Ke Indonesia, lagu ini pertama kali dibawa misionaris Jerman. Terjemahan dalam bahasa daerah Batak Toba, besar kemungkinan tahun 1861, dengan judul Sonang di Borgin Nai

 (Dari berbagai sumber, Sihol Manullang)

GEDUNG GEREJA

























Kisah kematian rasul-rasul awal



Kisah kematian rasul-rasul awal
Salam sejahtera,
Dalam sebuah pertemuan hamba-hamba Tuhan, seorang pembicara berkata, bahwa kecuali Yudas Iskariot, maka semua rasul Yesus di gereja awal meninggal sebagai martyr.
Ada yang mati dibunuh dengan pedang, ada yang diseret kuda sampai mati, ada yang dilempar dari bubungan bait Allah hingga tewas, ada yang mati dicambuk, mati ditombak, mati disalib dengan kepala di bawah (Rs Petrus).

Namun ada juga yang sudah disiksa tetapi gak mati-mati juga, bahkan sudah digoreng, yaitu rasul Yohanes. Maka beliau dibuang di pulau Patmos dengan harapan mati merana, tetapi Tuhan punya rencana lain, bahkan di pulau terpencil ini Yohanes menerima wahyu Yesus Kristus yang terkenal itu.
Kisah selengkapnya untuk kematian para rasul Yesus dan cuplikan kisahnya saya sertakan di akhir artikel ini.
Yang menarik dari kematian para Martyr itu adalah, bahwa mereka menjalani segala hukuman itu dengan GAGAH BERANI !
Rupa-rupanya rasa sakit dari sebab aniaya bukan sesuatu yang menghantui mereka.
Jika Anda membaca kisah selengkapnya, Anda akan menemukan bagaimana para Martyr itu terus saja “mengoceh” memberitakan injil. Mereka terus saja membuka mulutnya ngomong injil, sampai tidak bisa ngomong lagi, lantaran sudah putus nyawanya.
Ruarrr biasa.

Filipi 1:29
Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia,
Saya begitu yakin bahwa mereka bukan sekedar pura-pura berani padahal takut setengah mati menghadapi maut, namun mereka sungguh-sungguh berani.

2 Timotius 1:6,7
Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. Sebab Allah memberikan kepada kita bukan rohketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.
Ternyata kuncinya adalah keberadaan Roh Kudus yang memberikan juga karunia untuk menderita bagi Kristus.
Setiap orang kristen dapat menguji dirinya sendiri, seandainya saat ini Anda atau saya tiba-tiba didatangi seseorang yang memaksa Anda atau saya meninggalkan kekristenan atau mati dibunuh, apakah keputusan kita?
Jawaban yang jujur akan mengindikasikan keadaan rohani kita: Roh Kuduskah yang memenuhi kita (tidak takut mati demi iman kepada Yesus) ataukah roh ngacir ?
Karena Roh Kudus adalah roh yang memampukan seseorang untuk taat Fitman Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati.
Quote:

Sejarah Meninggalnya Para Rasul Yesus Kristus
Sejarah meninggalnya 13 rasul Tuhan Yesus Kristus ( Matius, Markus, Lukas, Yohanes, Petrus, Yakobus saudara tiri Tuhan Yesus, Yakobus anak Zebedeus, Bartolomeus, Andreas, Thomas, Yudas saudara Tuhan Yesus, Matias pengganti Yudas Iskariot, Paulus) merupakan bagian dari sejarah gereja yang perlu diketahui orang Kristen, supaya lewat hal tersebut kita semua beroleh kekuatan dan penghiburan untuk menghadapi setiap kesulitan hidup ini.
Salah satu sumber yang turut memberikan informasi tentang sejarah meninggalnya para rasul dari Tuhan Yesus adalah Eusebius. Ia menulis buku tentang sejarah meninggalnya para rasul di tahun 325 yang berjudul: “Rasul dan murid dari Juruselamat telah menyebarkan dan mengkotbahkan Injil ke seluruh dunia” . Tulisan ini telah ditelusuri dan diselidiki ulang untuk membuktikan akan kebenaran dari tulisan tersebut oleh penulis sejarah gereja ternama, yaitu: Mr. Schumacher.

Berikut ini sejarah meninggalnya para rasul Tuhan Yesus Kristus :
Matius meninggal dunia, karena disiksa dan dibunuh dengan pedang di Etiopia.

Markus meninggal dunia di Alexandria (Mesir), setelah badannya diseret hidup-hidup dengan kuda melalui jalan-jalan yang penuh batu sampai ia menemukan ajalnya.

Lukas mati digantung di Yunani, setelah ia berkhotbah di sana kepada orang-orang yang belum mengenal Tuhan.

Yohanes direbus atau lebih tepatnya digoreng di dalam bak minyak mendidih di Roma, tetapi karena Tuhan masih ingin memakai Yohanes lebih jauh, maka keajaiban terjadi sehingga walaupun ia telah digoreng hidup-hidup ia bisa hidup terus. Tetapi akhirnya ia dibuang dan diasingkan ke pulau Patmos untuk kerja paksa di tambang batubara disana. Pada saat ia berada di sana, ia mendapatkan wahyu sehingga ia bisa menulis Kitab Wahyu. Kemudian ia dibebaskan dan akhirnya kembali dan menjadi Uskup di Edessa (Turki). Ia adalah satu-satunya Rasul yang bisa mencapai usia lanjut dan bisa meninggal dunia dengan tenang.

Petrus telah disalib dengan kepala di bawah. Menurut beberapa sumber, kayu salib untuk Petrus dipasang berbeda, yaitu secara huruf X ( Menurut saya pribadi, salib yang dipakai Petrus sama dengan punya Tuhan Yesus; hanya saja pola penyalibannya yang berbeda. Petrus disalib dengan posisi terbalik ). Model penyaliban Petrus sebenarnya dilakukan atas permohonannya sendiri. Hal tersebut dilakukan karena Petrus merasa tidak layak untuk mati dan disalib seperti Tuhan Yesus.

Yakobus saudara tiri dari Tuhan Yesus dan pemimpin gereja di Yerusalem, dilempar ke bawah dari puncak bubungan Bait Allah, di tempat yang sama dimana si setan dahulu membawa Tuhan Yesus untuk digoda. Ia meninggal dunia setelah dilempar dari tempat tinggi tersebut.

Yakobus anak Zebedeus adalah seorang nelayan dan ia adalah murid pertama yang dipanggil untuk ikut Tuhan Yesus, ia dipenggal kepalanya di Yerusalem. Pada saat-saat ia disiksapun, ia tidak pernah menyangkal Tuhan Yesus, bahkan ia berusaha untuk berkhotbah terus, bukan hanya kepada para tawanan lainnya saja, bahkan kepada orang yang menghukum dan menyiksa dia dengan kejamnya. Sehingga akhirnya orang Romawi yang menjadi penjaga dan penyiksa dia, bisa turut bertobat. Penjaga Romawi itu mendampingi Yakobus pada saat ia dihukum penggal, bukannya sekedar hanya untuk turut menyaksikannya saja, melainkan juga untuk turut dihukum dan dipenggal bersama dengan Yakobus. Pada saat ia mau menjalani hukuman mati, ia berlutut bersama di samping Yakobus, sambil berdoa, itu adalah doanya yang terakhir, sebelum ia mati dipenggal bersama Yakobus sebagai orang Kristen.

Bartolomeus yang lebih dikenal sebagai natanael ia menjadi misionaris di Asia, antara lain ia memberikan kesaksian di Turki. Ia meninggal dunia di Armenia setelah ia mendapat hukuman pukulan cambuk yang sedemikian kejamnya sehingga semua kulitnya menjadi hancur terlepas kebeset.

Andreas juga disalib seperti Petrus dengan cara X di Yunani. Sebelum ia meninggal, ia disiksa dengan hukum cambuk oleh tujuh tentara dan diikat di salib. Dengan cara demikian mereka bisa memperpanjang masa sakit dan masa siksaannya. Seorang pengikut Andreas yang turut menyaksikan hukuman Andreas menceritakan perkataan yang telah diucapkan oleh Andreas sebelum ia meninggal dunia: “Ternyata keinginan dan cita-cita saya bisa terkabul dimana saya bisa turut merasakan “happy hours” dengan disiksa dan disalib seperti Tuhan Yesus.” Bahkan pada saat ia disiksa pun tiada henti-hentinya ia berkhotbah terus, ia berkotbah terus dua hari sebelum ajalnya tiba. Berkotbah sambil dihukum cambuk.”

Rasul Thomas mati ditusuk oleh tombak di India.

Yudas saudaranya dari Tuhan Yesus dihukum mati dengan panah, karena ia tidak bersedia untuk mengingkari Tuhan Yesus.

Matias, rasul pengganti dari Yudas Iscariot mati dihukum rajam dan akhirnya dipenggal kepalanya.

Rasul Paulus disiksa dengan sangat kejam dan akhirnya dipenggal kepalanya oleh Kaiser Nero di Roma pada tahun 67. Rasul Paulus adalah rasul yang paling lama mengalami masa siksaan dipenjara. Kebanyakan surat-surat dari Rasul Paulus dibuat dan dikirim dari pernjara. 14. Disamping kisah para rasul yang ditulis oleh ahli sejarah Eusebius, ia juga menceritakan tentang seorang penginjil yang matanya dibakar sampai buta dengan catatan bahwa kalau ia buta, maka ia tidak akan bisa membaca Alkitab lagi dengan mana ia tidak akan bisa mengabarkan Injil lagi. Tetapi kenyataannya ia tetap mengambarkan Injil berdasarkan ayat-ayat yang telah dipelajari dan diingat sebelumnya.
(Dikumpulkan dari Berbagai Sumber)
Sumber:

Pertanyaan : Apakah Alkitab mencatat kematian dari para rasul?

Jawaban : 
Satu-satunya kematian rasul yang dicatat dalam Alkitab hanyalah kematian Yakobus, saudara Yohanes (Kis 12:2). Raja Herodes membunuh Yakobus “dengan pedang” – kemungkinan besar melalui pemenggalan. 

Bagaimana para rasul lain meninggal hanya diketahui melalui tradisi Gereja. Karena itu, kita tidak boleh terlalu berpegang pada cerita-cerita itu. Tradisi gereja yang paling umum diterima misalnya terkait kematian rasul Petrus, yang disalibkan di Roma dengan terbalik, di salib yang berbentuk X, sebagai penggenapan dari nubuat Yesus (Yohanes 21:18). Berikut ini adalah “tradisi-tradisi” paling populer mengenai kematian dari rasul-rasul lainnya.

Matius diyakini mati martir di Etiopia, terbunuh karena luka pedang. 

Yohanes hampir mati martir ketika dia dimasukkan dalam bejana besar yang berisi minyak panas ketika terjadi gelombang penganiayaan di Roma. Namun, secara mukjizat dia selamat. Yohanes kemudian dibuang ke pulau Patmos. 

Dia menulis kitab nubuat kitab Wahyu saat berada di Patmos. Rasul Yohanes kemudian dibebaskan dan kembali ke daerah yang saat ini berada di Turki. Dia mati dalam usia lanjut, satu-satunya rasul yang mati dengan tenang.

Yakobus, saudara Yesus (bukan rasul secara resmi), pemimpin gereja di Yerusalem, dilemparkan dari ketinggian lebih dari seratus kaki dari menara bagian Tenggara Bait Allah, ketika dia menolak menyangkal imanNya kepada Kristus. 

Ketika diketahui bahwa dia selamat, musuh-musuhnya memukuli dia dengan gada sampai mati. Ini adalah menara yang sama di mana Iblis membawa Yesus ketika Dia dicobai.

Bartolomeus, yang juga dikenal sebagai Natanael, menjadi misionaris ke Asia. Dia bersaksi di tempat yang sekarang masuk wilayah Turki, dan kelak mati martir karena berkhotbah di Armenia ketika dia dicambuk sampai mati. 

Andreas disalibkan di salib berbentuk X di Yunani. Setelah dicambuk oleh tujuh tentara, mereka mengikat tubuhnya ke salib dengan tali untuk memperpanjang penderitaannya. Para pengikutnya melaporkan bahwa ketika dia dibawa ke salib, dia menghormati salib itu dengan kata-kata ini, “Sudah lama saya merindukan dan menantikan saat kegembiraan ini. Salib telah dikuduskan oleh tubuh Kristus yang tergantung di atasnya.” 

Selama dua hari, dia terus berkhotbah pada orang-orang yang menyiksanya, sampai akhirnya mati. 

Rasul Tomas ditikam dengan tombak di India dalam salah satu perjalanan misinya untuk mendirikan gereja di sana. 

Matias, rasul yang dipilih untuk menggantikan Yudas Iskariot sang pengkhianat, dirajam dan kemudian dipenggal. 

Rasul Paulus disiksa dan kemudian dipenggal di Roma pada tahun 67 oleh Kaisar Nero yang jahat. Ada pula tradisi-tradisi lain mengenai rasul-rasul yang lain, namun tidak ada yang dapat dipercaya, baik secara historis maupun secara tradisi.

Bagaimana rasul-rasul lain meninggal tidaklah penting. Apa yang penting untuk kita ketahui terkait fakta bahwa mereka semua rela mati bagi iman mereka. Kalau Yesus tidak bangkit, para rasul pasti tahu. Tidak ada orang yang bersedia mati untuk sesuatu yang dia sudah tahu merupakan kebohongan. 

Fakta bahwa para rasul bersedia mati dengan cara yang keji, menolak untuk menyangkali iman mereka dalam Kristus, menjadi bukti yang luar biasa bahwa mereka benar-benar telah menyaksikan kebangkitan Yesus Kristus.

KISAH MARTIR PARA PENGIKUT KRISTUS
Shalom rekan-rekan CAI..
Pada kesempatan ini kami akan menuliskan kisah kematian para pengikut Kristus awal. Memang, selain dari Alkitab, kisah hidup para Rasul sangat sedikit ditemukan dalam tulisan-tulisan kuno terdahulu.
Nah, tulisan dibawah ini kami salin dari sebuah buku yang berjudul "Foxe's Book of Martyr" yang ditulis oleh John Foxe yang merangkum kisah kematian para pengikut awal Kristus, dari berbagai referensi.

1. Stefanus
Stefanus adalah orang yang menderita dan mati bagi Kristus. Namanya berarti "mahkota" (Kisah Para Rasul 6-8 ). Ia menjadi martir karena memberitakan Injil kepada orang-orang yang telah membunuh Yesus dengan setia. Mereka menjadi begitu marah mendengar hal yang ia katakan kepada mereka sehingga mereka mendorongnya keluar kota dan melemparinya dengan batu sampai mati. Kemartiran Stefanus terjadi 8 tahun setelah penyaliban Tuhannya. Itu berarti kematiannya terjadi pada tahun 35 M karena sesungguhnya Yesus dianggap lahir pada tahun 6 S.M. sekitar dua tahun sebelum Herodes Agung mati pada tahun 4 S.M. (lihat Matius 2:16).
Kebencian yang sama akibat kebencian mereka terhadap Stefanus menyebabkan timbulnya penganiayaan besar terhadap semua orang yang mengaku percaya kepada Kristus sebagai Mesias. Lukas mencatat, "Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul- rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria." (Kisah Para Rasul 8:1). Selama waktu itu, sekitar 2.000 orang Kristen menjadi martir, termasuk Nikanor, satu dari tujuh diaken yang diangkat gereja (Kisah Para RasuI6:5).

2. Yakobus
Yakobus anak Zebedeus dan Salome merupakan kakak rasul Yohanes. Ia adalah rasul pertama yang menjadi martir dari antara 12 rasul (Kisah Para Rasul 12:2). Ia dihukum mati sekitar tahun 44 M oleh perintah Raja Herodes Agrippa I dari Yudea. Kemartirannya menjadi penggenapan dari hal yang di¬ramalkan Yesus ten tang ia dan saudaranya Yohanes (Markus 10:39). Penulis terkenal, Clemens Alexandrinus, menulis bahwa ketika Yakobus dibawa menuju tempat eksekusinya, keberaniannya yang luar biasa menimbulkan kesan yang mendalam pada satu orang yang menangkapnya sehingga ia jatuh berte1ut di depan rasul itu, meminta ampun kepadanya, dan mengaku bahwa ia adalah orang Kristen juga. Ia berkata bahwa Yakobus jangan mati sendiri akibatnya mereka berdua dipenggal kepalanya. Pada saat itu, Timon dan Parmenas, dua dari tujuh diaken, dihukum mati - yang satu di Filipi, yang lain di Makedonia.

3. Philipus
Ia lahir di Bethsaida, daerah Galilea. Tepat 10 tahun setelah kematian Yakobus, pada tahun 54 M Rasul Filipus dikatakan te1ah dihukum cambuk dan dilemparkan ke dalam penjara serta kemudian disalibkan di Hierapolis di Phrygia.

4. Matius
Hanya sedikit yang diketahui ten tang akhir hidup Rasul Matius, kapan dan bagaimana cara kematiannya, tetapi menurut legenda ia pergi ke Ethiopia dan bertemu dengan Kandake (lihat Kisah Para .Rasul 8:27). Beberapa tulisan mengatakan bahwa ia direbahkan di tanah dan dipancung kepalanya dengan halberd (atau halbert, senjata abad ke 15 atau ke-16 yang memiliki mata pisau seperti kapak dan ujung logam yang runcing pada ujung batangnya yang panjang) di kota Nadabah (atau Naddayar), Ethiopia, sekitar tahun 60 M.

5. Yakobus (Kecil)
Yakobus ini adalah saudara Yesus dan penulis surat Yakobus. Ia tampaknya menjadi pemimpin gereja di Yerusalem (lihat Kisah Para Rasul12:27; 15:13-29; 21:18-24). Waktu dan cara kematiannya, yang tepat, tidak diketahui dengan pasti meskipun dipercaya itu terjadi pada tahun 66 M. Menurut Flavius Josephus, ahli sejarah Yahudi, imam besar Ananus memerintahkan agar Yakobus dihukum mati dengan dirajam batu. Namun Hegesippus, penulis Kristen awal, mengutip ahli sejarah abad ke-3 Eusebius, berkata bahwa Yakobus dilemparkan dari menara Bait Allah. Versi tentang kematiannya lebih lanjut menyatakan bahwa ia tidak mati setelah dijatuhkan, jadi kepalanya dipukul dengan pentung yang lebih padat, yang mungkin adalah pentung yang digunakan untuk memukul pakaian, atau pukul besi yang digunakan oleh tukang besi.

6. Matias
Dipilih untuk menggantikan tempat Yudas Iskariot yang kosong, hampir tidak ada sesuatu yang diketahui tentangnya. Dikatakan bahwa ia dirajam batu di Yerusalem dan kemudian dipancung.

7. Andreas
Andreas adalah saudara Petrus (Matius 4,:18 ). Tradisi mengatakan bahwa ia memberitakan Injil kepada banyak bangsa Asia dan menjadi martir di Edessa dengan disalibkan pada kayu salib berbentuk X, yang kemudian dikenal sebagai Salib Santo Andreas.

8. Markus
Hanya sedikit hal yang diketahui tentang Markus kecuali hal yang tertulis dalam Perjanjian Baru tentangnya. Setelah Paulus menyebutnya dalam 2 Timotius 4:11, ia menghilang dari pandangan. Tradisi mengatakan bahwa ia diseret sampai tubuhnya terkoyak-koyak oleh orang Alexandria ketika ia berbicara menentang perayaan yang khidmat untuk berhala Serapis mereka.

9. Petrus
Satu-satunya kisah yang kita miliki tentang kemartiran Rasul Petrus berasal dari penulis Kristen awal, Hegesippus. Kisahnya mencakup penampakan Kristus yang ajaib. Ketika Petrus sudah tua (Yohanes 21:18 ), Nero merencanakan untuk menghukum mati Petrus. Ketika murid-rnurid mendengarnya, mereka memohon kepada Petrus untuk melarikan did dad kota itu [yang diyakini Roma] dan ia melakukannya. Namun, ketika ia sampai di pintu gerbang kota, ia melihat Kristus yang berjalan ke arahnya. Petrus menjatuhkan diri bertelut dan berkata, "Tuhan, Engkau mau pergi ke mana?" Kristus menjawab, "Saya datang untuk disalibkan lagi." Melaluinya, Petrus tahu ini waktu untuk menderita dan mati bagi Yesus dan memuliakan Allah (Yohanes 21:19). Jadi, ia kembali ke kota. Setelah ditangkap dan dibawa ke tempat kemartiran.
Menurut St. Jerome, ia meminta agar disalibkan dengan posisi terbalik karena ia memandang dirinya tidak layak untuk disalibkan dalam posisi yang sama dengan Tuhannya.

10. Paulus
Rasul Paulus dipenjarakan di Roma pada tahun 61 M dan di sana ia menulis surat- surat dari penjara: surat Efesus, surat Filipi, dan surat Kolose. Pemenjaraannya berakhir sekitar tiga tahun kemudian pada saat Roma dibakar, yang terjadi pada bulan Mei tahun 64 M (lihat Kisah Para Rasul 28:30). Selama kebebasannya yang singkat, Paulus mungkin telah mengunjungi Eropa barat dan timur serta Asia Kecil- ia juga menulis surat kiriman pertama kepada Timotius dan surat kiriman kepada Titus. Semula Nero disalahkan karena ia membakar kota Roma.
Jadi, untuk mengalihkan tuduhan itu darinya ia menyalahkan orang-orang Kristen. Akibatnya, penganiayaan yang kejam mulai berkobar terhadap mereka. Pada masa itu, Paulus ditangkap dan dimasukkan kembali ke dalam penjara Roma. Sementara berada di penjara untuk kedua kali, ia menulis surat kedua kepada Timotius. Itu adalah surat terakhirnya.
Tidak lama sesudahnya, ia diputuskan bersalah karena melakukan kejahatan melawan Kaisar dan dihukum mati. Ia dibawa ke tiang eksekusi dan dipancung. Hal itu terjadi pada tahun 66 M, tepat empat tahun sebelum Yerusalem jatuh.

11. Yudas
Ia adalah saudara Yakobus. Ia disalibkan di Edessa, kota kuno Mesopotamia, sekitar tahun 72 M.

12. Bartolomeus
Tradisi mengatakan bahwa ia berkhotbah di beberapa negara, kemudian menerjemahkan Injil Matius ke dalam bahasa India Timur dan mengajarkannya di negara itu. Musuh-musuhnya bangsa kafir dengan kejam memukuli dan menyalibkannya.

13. Tomas
Tomas memberitakan Injil ke Persia, Parthia, dan India. Di Calamina, India, ia disiksa oleh orang kafir yang marah, tubuhnya ditusuk tombak dan dilemparkan ke dalam nyala api oven.

14. Lukas
Lukas seorang non-Yahudi, mungkin orang Yunani. Tidak diketahui kapan atau bagaimana ia bertobat. Ia seorang tabib di Troas dan mungkin bertobat di sana melalui penginjilan Paulus, karena sejak di Troas ia menggabungkan diri dengan kelompok Paulus dan mulai menempuh perjalanan bersama mereka. Perhatikan dalam Kisah Para Rasul 16:8-10, di Troas itulah Lukas mengubah ungkapan "mereka" menjadi "kita" dalam teks - "Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami! Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana." Lukas pergi bersama Paulus ke Filipi, tetapi tidak dipenjarakan bersamanya dan tidak menempuh perjalanan bersama Paulus setelah ia dilepaskan. Ia tampaknya menjadikan Filipi sebagai rumahnya dan tinggal di sana beberapa lama. Setelah Paulus berkunjung kembali ke Filipi (Kisah Para Rasul 20:5-6) sekitar tujuh tahun kemudian, kita sekali lagi berjumpa Lukas.

Sejak saat itu ia sekali lagi menempuh perjalanan bersama Paulus dan tinggal bersamanya selama perjalanannya ke Yerusalem (Kisah Para Rasul 20:6-21:18 ). Namun, ia menghilang sekali lagi selama pemenjaraan Paulus di Yerusalem dan Kaisarea, serta hanya muncul kembali ketika Paulus mau menuju Roma (Kisah Para Rasul 27:1). Ia kemudian tinggal bersama Paulus selama pemenjaraannya yang pertama (Filemon 1:24; Kolose 4:14). Banyak ahli Alkitab percaya bahwa Lukas menulis Injilnya dan Kisah Para Rasul saat tinggal di Roma bersama Paulus pada masa itu. Selama pemenjaraan Paulus yang kedua, Lukas tampaknya tinggal di dekat atau bersama Paulus karena tepat sebelum kemartirannya, Paulus menulis surat kepada Timotius dan berkata, "Hanya Lukas yang tinggal dengan aku" (2 Timotius 4:11). Setelah kematian Paulus, Lukas tampaknya meneruskan pemberitaan Injil seperti yang telah ia pelajari bersama Paulus. Kapan dan bagaimana persisnya ia mati tidak diketahui. Satu di antara sumber kuno menyatakan, "Ia melayani Tuhan tanpa gangguan karena ia tidak memiliki istri ataupun anak; dan pada saat ia berusia 84 ia jatuh tertidur di Boeatia (ternpat yang tidak dikenal), penuh dengan Roh Kudus." Sumber awal lainnya mengatakan bahwa ia pergi ke Yunani untuk memberitakan Injil dan di sana ia menjadi martir dengan digantung pada pohon zaitun di Atena pada tahun 93 M.
15. Simon orang Zelot
Simon Orang Zelot, menginjil di daerah Mauritania, Africa, dan juga di Britania, dimana akhirnya dia disalib pada tahun 74 M.
16 Barnabas
Rasul Barnabas, kematiannya diperkirakan tahun 73 melalui proses penganiayaan.
17. Yohanes
Rasul Yohanes, saudara Yakobus, dipercaya mendirikan tujuh jemaat di Kitab Wahyu: Smirna, Pergamus, Sardis, Filadelphia, Laodikia, Tiatira, dan Efesus. Dikatakan ia ditangkap di Efesus dan dibawa ke Roma tempat ia dilemparkan ke dalam tempat penggorengan yang diisi minyak yang mendidih, tetapi tidak melukainya. Akibatnya ia dilepaskan dan dibuang oleh Kaisar Domitian ke Pulau Patmos, tempat ia menulis Kitab Wahyu. Setelah dilepaskan dari Patmos ia kembali ke Efesus, tempat ia meninggal sekitar tahun 98 M.
Ia satu-satunya rasul yang tidak mengalami kematian yang mengerikan.
Meskipun ada penganiayaan terus-menerus dan kematian yang mengerikan, Tuhan setiap hari menambahkan jiwa-jiwa ke dalam gereja. Gereja sekarang berakar kuat dalam doktrin rasul-rasul serta diairi dengan limpah dengan darah orang-orang kudus. Gereja dipersiapkan untuk menghadapi penganiayaan yang kejam yang akan datang.
Sumber: John Foxe, Foxe's Book of Martyrs.
Terjemahan Indonesia kami kutip dari sarapanpagi.org.
Semoga bermanfaat..
God Bless...