Minggu, 04 Januari 2015

PENGAKUAN IMAN .



PENGAKUAN IMAN .

Dalam tiap kebaktian Minggu kita mengucapkan pengakuan iman. Apakah pengakuan iman itu?  3 rumusan pengakuan iman yaitu Pengakuan Iman Rasuli, Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel dan Pengakuan Iman Athanasius, kita akan melihat secara khusus Pengakun Iman Rasuli. Anda tertarik untuk memahaminya? Ambil dan Bacalah! 

Apakah Pengakuan Iman ? ...

Pengakuan iman merupakan :
1.  Ikrar atau tekad iman kita kepada TUHAN.
2.  Ungkapan diri pribadi dan perwujudan tanggungjawab iman kita di hadapan ALLAH.
3.  Pengakuan iman dilakukan dalam rangka mewujudkan penghormatan dan ibadah kita kepada TUHAN ALLAH
4.  Pengakuan iman merupakan kesaksian yang memperdengarkan kebenaran dan kehendak ALLAH.

Adalah contoh Pengakuan Iman dalam Alkitab ? ...
Dalam Perjanjian Lama, misalnya kita melihat Yosua mengaku imannya: ”…aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN”. ( Yos 24:15)
Dalam Perjanjian Baru kita dapat menemukan beberapa contoh pengakuan iman seperti :
1. Pengakuan Petrus bahwa ” Engkau adalah Mesias, anak Allah yang hidup ”  ( Mat 16 : 16 )
2. Pengakuan sida-sida dari Etiopia yang mengatakan ” aku percaya bahwa Yesus
Kristus adalah Allah” ( Kis 8 : 37 )
3. Pengakuan ketritunggalan Allah dalam Matius 28 : 19
Menurut tradisi, sebagian dari pengakuan iman tersebut pada mulanya di ucapkan atau di nyanyikan berkaitan dengan baptisan. Hal ini kemudian mengilhami bapa-bapa gereja untuk menyusun rumusan pengakuan iman.

Kapan kita mengaku iman ? ...
Pengakuan iman bukan hanya dilakukan di dalam gedung gereja namun secara konkret perlu kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengakuan iman perlu kita nyatakan secara terang-terangan apabila:
1.  Berhadapan dengan penyelewengan terhadap kebenaran dan pemerkosaan keadilan
2.  Nama TUHAN dipermainkan dan kesucian iman kita dihina.
Iman kita tidak boleh disembunyikan untuk mencari aman bagi diri sendiri sebab iman itu berani hidup dalam resiko apapun dan sifatnya dinamis.  ( Matius 10:32-33 )

Bagaimana menyatakan pengakuan iman ? ...
1.  Tidak boleh disebabkan rasa terpaksa dan takut, rasa cemas atau perasaaan-perasaan negatif lain.
2.  Diucapkan dengan bebas, tulus dan jujur, tanpa rasa terpaksa
3.  Bukan sekedar membeo atau meniru apa yang dilakukan oleh orang lain.

Bagaimanakah Rumusan Pengakuan Iman GKI ? ...
GKI mengaku imannya bahwa Yesus Kristus adalah : Tuhan dan Juruselamat dunia, Sumber kebenaran dan hidup, Kepala Gereja, yang mendirikan gereja dan memanggil gereja untuk hidup dalam iman dan misinya. GKI mengaku bahwa Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah Firman Allah, yang menjadi dasar dan norma satu-satunya bagi kehidupan gereja.

Dalam persekutuan dengan Gereja Tuhan Yesus Kristus di segala abad dan tempat, GKI menerima Pengakuan Iman Rasuli, Pengakuan Iman Nicea Konstantinopel, dan Pengakuan Iman Athanasius. Sekalipun demikian yang sering diucapkan dalam kebaktian Minggu adalah Pengakuan Iman Rasuli.

Bagaimanakah rumusan Pengakuan Iman Rasuli ? ...

PENGAKUAN IMAN RASULI
1.   Aku percaya kepada Allah Bapa yang Mahakuasa, khalik langit dan bumi.
2.   Dan kepada Yesus Kristus AnakNya Yang Tunggal, Tuhan Kita.
3.   Yang dikandung dari Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria.
4.   Yang menderita sengsara dibawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut.
5.   Pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati.
6.   Naik ke surga, duduk disebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa.
7.   Dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
8.   Aku percaya kepada Roh Kudus.
9.   Gereja yang kudus dan am, persekutuan Orang Kudus
10. Pengampunan Dosa.
11. kebangkitan orang mati
12. dan Hidup Yang Kekal. Amin.
Catatan : am berarti umum, universal

Bagaimanakah sejarah munculnya rumusan Pengakuan Iman Rasuli ? ...
Rumusan Pengakuan Iman Rasuli pada jaman dulu dikenal dengan nama symbolum apostolicum (apostolicum dari bahasa Yunani apostolos, artinya rasul ). Pengakuan Iman ini selalu diucapkan pada saat seseorang akan dibaptis. Penggunaan istilah “symbolum” (“tanda”, “simbol” atau “bukti”) menunjukkan bahwa melalui pengucapan rumusan ini seseorang telah membuktikan sesuatu yang tersembunyi di baliknya, yaitu penyerahan diri kepada Allah Tritunggal melalui baptisan.

Dalam bahasa Latin, Pengakuan Iman Rasuli disebut CREDO yang artinya aku percaya.
Kredo ini adalah rumusan ajaran dasar Gereja perdana yang disusun berdasarkan isi Alkitab.

Pada masa ketika kebanyakan umat Kristen masih buta huruf, pengulangan secara lisan. Pengakuan Iman Rasuli ini seiring dengan Doa Bapa Kami dan Sepuluh Perintah Tuhan (Dasa Titah) membantu melestarikan dan menyebarkan iman Kristiani dari gereja-gereja Barat.

Versi tertulis yang paling awal kemungkinan adalah Kredo Tanya Jawab Hipolitus (sekitar 215 M). Pengakuan Iman ini diberikan dalam bentuk tanya jawab dengan calon baptisan yang kemudian mengakui bahwa mereka percaya tiap pernyataan. Versi yang sekarang pertama kali ditemukan di dalam tulisan-tulisan Caesarius dari Arles Symbolum Romanum (Roman Symbol). Pengakuan Iman ini  digunakan sebagai ringkasan ajaran Kristen untuk calon-calon baptisan di gereja-gereja Roma. Banyak orang Kristen percaya bahwa pengakuan iman ini berasal dari keduabelas rasul Tuhan Yesus. Namun demikian, sebenarnya pengakuan ini bukanlah dari para rasul secara langsung.

Disebut “Rasuli” karena mencerminkan ajaran para rasul, namun asalnya sendiri adalah dari pergumulan orang-orang Kristen di Roma pada abad kedua untuk memformulasikan inti kepercayaan Kristiani guna dijadikan sebagai ajaran standar dalam gereja dan pedoman dalam menolak bidat. Sejak abad ke enam dan tujuh, pengakuan iman ini telah tersebar di gereja-gereja Eropa, hingga di seluruh dunia menjadi semacam inti pengajaran alkitabiah gereja-gereja resmi (non-bidat).

Secara garis besar, pengakuan iman ini dapat dikatakan bersifat Trinitarian (percaya Allah Tritunggal), dengan isi utamanya atau esensinya adalah Yesus Kristus, Anak Allah.

Pokok Pengakuan Iman Rasuli :
1.  Percaya kepada ALLAH, BAPA, Khalik langit dan bumi
2.  Percaya kepada YESUS KRISTUS, ANAK ALLAH yang tunggal
3.  Percaya kepada ROH KUDUS, Gereja yang kudus, dan kuasa/karya ROH KUDUS
 Aku percaya kepada Allah Bapa yang Mahakuasa, khalik langit dan bumi.
Seorang yang berkata Aku percaya tidak sekedar mengakui adanya Tuhan. Percaya adalah tindakan iman, yaitu iman yang menuntun kita untuk menjalani hidup. Seorang yang dengan mantap berkata Aku percaya kepada Allah Bapa yang Mahakuasa, khalik langit dan bumi menyatakan pada dunia bahwa orang tersebut menyatukan percayanya kepada Allah yang dipanggil sebagai Bapa

Dialah yang menciptakan langit dan bumi, Dialah Allah satu-satunya yang Mahakuasa, tidak ada yang lain. Dalam pengakuan tersebut terkandung makna: seluruh hidup manusia  ada dalam genggaman tangan Allah, karena Dia Mahakuasa atas segala-galanya. Seluruh pergumulan dan masalah dapat disampaikan dan diselesaikan oleh Allah karena Dia Bapa kita. Segala sesuatu berasal dari padaNya karena Dialah Khalik langit dan bumi.

Aku percaya kepada Yesus Kristus, AnakNya Yang Tunggal, Tuhan Kita.
Pengakuan percaya ini adalah inti dari iman Kristen, bahwa Yesus Kristus. Adalah Anak Allah Bapa Yang Tunggal, Tuhan kita. Rumusan ini dibuat demikian sebagai respon terhadap kalangan yang mengaku Kristen namun tidak mengakui ketuhanan Yesus. Kelompok seperti Arianisme dan Ebionisme  menolak bahwa Yesus itu Allah. Agar tidak terjadi kesimpangsiuran pemahaman iman diantara jemaat, maka gereja merumuskan Pengakuan Iman tersebut sebagai penegasan.

Percaya kepada Allah Bapa dan kepada Yesus Kristus tidak berarti kita percaya pada dua Tuhan. Kita percaya kepada Allah yang sudah memperkenalkan diriNya didalam Yesus Kristus. Artinya : Kita percaya pada Yesus Kristus, yang sudah menyatakan kepada kita, siapa dan bagaimana Allah yang hidup itu sesungguhnya. Sebab itu Yesus Kristus diberi gelar Immanuel, artinya : Allah menyertai kita (Matius 1:23b).

Aku percaya kepada Roh Kudus.
Roh Kudus adalah hakekat Tuhan Allah sendiri. Percaya kepada Roh Kudus berarti mengakui karya dan peran Roh Kudus dalam kehidupan orang beriman juga dalam kehidupan gereja Tuhan. Orang yang mau dipimpin dan hidup di dalam Roh Kudus akan  hidup melakukan kehendak dan perintah TUHAN serta mampu menghasilkan buah Roh Kudus.

Setelah disegarkan kembali oleh pemahaman tentang pengakuan iman, apakah yang Anda rasakan ? ...
Harapannya, kita semua semakin teguh dan mantap beriman kepada Allah Tri Tunggal. Rumusan Pengakuan Iman bukan sekedar rumusan yang dihafalkan namun kita ucapkan dengan sungguh-sungguh dari hati yang terdalam dan kita wujudkan dalam kehidupan beriman sehari-hari. Selamat hidup beriman!

Bagaimanakah rumusan Pengakuan Iman Nicea Konstantinopel ? ...
“Kami percaya kepada satu ALLAH,
BAPA yang Mahakuasa,
Pencipta langit dan bumi,
segala  yang kelihatan dan yang tidak kelihatan.
Kami percaya kepada satu TUHAN, yaitu YESUS KRISTUS,
Anak ALLAH yang tunggal,
Yang lahir dari Sang BAPA sebelum ada segala zaman,
ALLAH dari allah, Terang dan terang,
ALLAH yang sejati dari allah yang sejati,
Diperanakkan,  bukan dibuat,
Sehakikat dengan Sang BAPA,
Yang dengan perantaraan-Nya  segala sesuatu dibuat,
yang untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita
telah turun dari surga,
menjadi daging oleh ROH KUDUS dan anak dara Maria
dan menjadi manusia,
yang disalibkan bagi kita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus,
menderita dan dikuburkan,
yang bangkit pada hari ketiga, sesuai dengan isi kitab-kitab
dan naik ke surga,
dan duduk di sebelah kanan Sang BAPA,
dan akan datang kembali dengan kemuliaan,
untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati,
yang kerajaan-Nya tidak akan berakhir.
Kami percaya kepada ROH KUDUS, yang menjadi TUHAN yang menghidupkan,
Yang keluar dari Sang BAPA dan Sang ANAK,
Yang bersama-sama dengan Sang BAPA dan Sang ANAK disembah dan dimuliakan
Yang telah berfirman dengan perantaraan para nabi.
Kami percaya adanya satu gereja yang kudus, yang am dan rasuli,
Kami mengakui satu baptisan untuk pengampunan dosa.
Kami menantikan kebangkitan orang mati,
Dan kehidupan di zaman yang akan datang. Amin.”
Bagaimanakah sejarah munculnya  rumusan Pengakuan Iman Nicea?
Pengakuan Iman Nicea merupakan hasil dari dua konsili ekumenis  yang diadakan di Nicea pada tahun 325 dan Constantinopel pada tahun 381. Rumusan pengakuan iman ini muncul untuk menanggapi  ajaran  Arius, seorang pemimpin gereja dari  Alexandria. 
Ia mengajarkan bahwa YESUS bukanlah ALLAH, melainkan termasuk dalam bilangan ciptaan ALLAH, meskipun sebagai ciptaan yang utama dan pertama. YESUS hanyalah mirip atau menyerupai ALLAH, namun bukan ALLAH. Arius memakai sebuah istilah teologis yang menjelaskan ajarannya yaitu “homoios” yang artinya: esensi ilahi yang mirip atau serupa.  Homoios menyatakan bahwa ALLAH BAPA, ANAK dan ROH KUDUS tidaklah setara dan sama. ALLAH BAPA, ANAK dan ROH KUDUS memiliki wujud dan kedudukan yang tidak serupa.

Konsili  di Nicea menolak ajaran Arius itu dengan merumuskan ajaran trinitas dalam istilah “homoousios” ( bhs Yunani) yang artinya satu zat atau satu hakikat.  ALLAH dan YESUS adalah satu homoousios, sehingga keilahian Anak identik dan sehakikat dengan keilahian ALLAH. Ini berarti  ALLAH BAPA, ANAK dan ROH KUDUS memiliki esensi Ilahi yang sama. Para pimpinan gereja yang hadir dalam konsili tersebut menegaskan bahwa YESUS KRISTUS adalah ALLAH, sehakekat dengan ALLAH BAPA.   Munculnya ajaran ini lebih dipengaruhi oleh  ajaran Athanasius.

Siapakah Athanasius dan apa yang diajarkannyua ? ...
Athanasius  adalah Bishop di Alexandria, yang sangat menekankan pada Ketritunggalan Allah dan Keilahian Yesus Kristus.  Hampir seluruh hidup  Athanasius diabdikan untuk melawan Arianisme (ajaran Arius ).  Ia melihat ke-ALLAH-an YESUS KRISTUS sebagai dasar seluruh iman Kristen.  Athanasius berjuang begitu keras untuk membawa orang sampai pada pengakuan ke-ALLAH-an YESUS KRISTUS karena ia melihat bahwa keselamatan kita bergantung pada-Nya. Hanya YESUS KRISTUS yang ilahi, yang dapat menyelamatkan kita.

Apakah hubungan Athanasius dengan Pengakuan Iman Athanasius ? ...
Pengakuan Iman Athanasius diperkirakan ditulis pada akhir abad ke lima atau permulaan abad ke enam. Tidak diketahui dengan pasti siapa penulis pengakuan iman ini. Diberi nama Athanasius sangat mungkin karena isi pengakuan iman ini mencerminkan ajaran Athanasius. Dalam konsili di Nicea (325), Athanasius merupakan lawan yang mematahkan argumentasi Arius.  Itulah sebabnya jikalau kita amati isi pengakuan iman Athanasius, secara garis besar terbagi ke dalam dua garis besar, yaitu bagian pertama yang merupakan kesimpulan mendasar tentang doktrin Tritunggal, dan bagian kedua tentang dua sifat Yesus Kristus.

Bagaimanakah rumusan Pengakuan Iman Athanasius ? ...
“Barangsiapa ingin diselamatkan haruslah  (ia) berpegang pada (asas) kpercayaan gereja yang am. Barangsiapa  tidak memelihara (asas) kepercayaan  itu secara murni (maka ia) sesungguhnya akan binasa. Dan inilah (asas) kepercayaan kita itu :

Kita menyembah ALLAH Yang Maha Esa (itu) dalam ketritunggalan-Nya, dengan tidak mencampurbaurkan kepribadian-kepribadian-Nya dan tidak memisah-misahkan hakikat-Nya; sebab ada satu kepribadian yang adalah BAPA, satu kepribadian yang adalah ANAK, dan satu kepribadiaan yang adalah ROH KUDUS, namun ke ALLAH-an terdiri dari Sang BAPA, sang ANAK dan Sang ROH KUDUS – yang adalah esa- dengan kemuliaan yang sama dan berkerajaan yang sama kekalnya. Seperti Sang BAPA ada, demikian pula  Sang ANAK ada dan Sang ROH KUDUS  ada;  sang BAPA tidak diciptakan, Sang ANAK tidak diciptakan, dan Sang ROH KUDUS tidak diciptakan. Sang BAPA melebihi segala akal manusia, Sang ANAK melebihi  segala akal manusia, dan sang ROH KUDUS melebihi segala akal manusia. Sang BAPA adakah kekal, Sang ANAK adalah kekal dan sang ROH KUDUS adalah kekal; namun tidak ada  tiga ALLAH yang kekal, melainkan  (hanya ada) satu ALLAH yang kekal. Demikian pula tidak ada tiga ALLAH yang melebihi segala akal manusia, atau tiga ALLAH yang diciptakan, melainkan (hanya ada) satu ALLAH yang  tidak diciptakan, yaitu satu ALLAH yang melebihi segala akal manusia. Dan demikianlah (juga) ada  BAPA yang maha kuasa, ANAK yang mahakuasa dan ROH KUDUS yang maha kuasa. Namun tidak ada tiga yang Mahakuasa; melainkan (hanya ada) satu yang Mahakuasa. Sang BAPA adalah ALLAH, Sang ANAK adalah ALLAH dan ROH KUDUS adalah ALLAH, namun tidak ada tiga ALLAH melainkan (hanya ada) ALLAH. Demikian (pula ) Sang  BAPA adalah TUHAN, Sang ANAK adalah TUHAN, dan Sang ROH KUDUS adalah TUHAN, namun tidak ada tiga TUHAN, melainkan (hanya ada) satu TUHAN.

Maka menurut kebenaran ( asa) gereja yang am, kita harus mengakui ( bahwa) setiap kepribadian masing-masing adalah ALLAH dan TUHAN, dan kita dilarang untuk menyatakan bahwa ada tiga ALLAH dan tiga TUHAN.

BAPA tidak ( berasal) dari siapapun, tidak diciptakan, dan tidak diperanakkan. ANAK berasal dari BAPA saja, tidak dijadikan atau tidak diciptakan, melainkan diperanakkan; ROH KUDUS berasal dari  BAPA dan dari ANAK, tidak dijadikan atau diciptakan, melainkan dipancarkan. Maka (karena itu) ada satu BAPA , bukan tiga BAPA; satu ANAK bukan tiga ANAK; satu ROH KUDUS bukan tiga ROH KUDUS.

Dalam ketritunggalan ini tidak ada yang lebih dahulu, atau yang lebih kemudian; tidak ada yang lebih tinggi, atau yang lebih rendah; sebab ketiga kepribadian ini adalah esa dalam kekekalan-Nya dan sama dalam kedudukan-Nya. Maka ( karena itu) kita-sesuai dengan hal-hal tersebut di atas-menyembah keesaan-Nya dalam ketritunggalan-Nya dan ketritunggalan-nya dalam keesaaan-Nya. Maka (oleh sebab itu) barangsiapa ingin diselamatkan (ia) haruslah menerima pengakuan mengenai ALLAH Tritunggal ini. Dan (ia) haruslah pula percaya akan kedatangan  TUHAN kita YESUS KRISTUS sebagai manusia ke dalam dunia ini, sesuai dengan ajaran yang benar.  Menurut kepercayaan yang benar – yang kita akui dan miliki- kita percaya dan mengaku bahwa TUHAN kita YESUS KRISTUS, ANAK ALLAH, adalah ALLAH dan manusia; sebagai ALLAH hakikatnya  sama dengan ALLAH BAPA, DIA diperanakkan sebelum dunia dijadikan; sebagai manusia hakikatnya sama dengan ibu-Nya ( yaitu Maria), DIA dilahirkan di dalam dunia; IA adalah ALLAH yang sempurna dan manusia yang sempurna dengan akal budi  dan tubuh manusia dalam satu kepribadian. IA sama  derajat dengan ALLAH BAPA di dalam ke-ALLAH-anNya, tetapi lebih rendah dari BAPA-Nya. Walaupun IA adalah ALLAH dan manusia, (tetapi) ia bukan dua kepribadian, melainkan satu KRISTUS. 

IA adalah satu ( bukan dengan perubahan ke-ALLAH-anNya menjadi manusia tetapi dengan  perubahan kemanusiaan-nya ( dipersatukan) dengan ke-ALLAHan-Nya). IA adalah esa bukan dengan mencampur-baurkan hakikat-hakikat-Nya, tetapi satu dalam kesatuan di dalam  satu kepribadian. Sebagai seseorang berakal budi dan bertubuh yang merupakan satu kesatuan demikian pula KRISTUS yang satu ( itu); adalah ALLAH dan Manusia. KRISTUS menderita demi keselamatan kita; Ia turun ke neraka lalu pada hari yang kertiga bangkita dari anatara orang mati, naik ke Sorga dan duduk  di sebelah kanan  BAPA ALLAH Yang Maha Kuasa, dan dari sana Ia akan datang ( kembali) untukk menghakimi orang  hidup dan yang mati. IA akan datang kembali dan pada waktu itu umat manusia akan bangkit dalam tubuhnya  masing-masing untuk memberikan pertanggungjawaban atas perbuatannya. Barang siapa berbuat baik (ia) akan masuk hidup yang kekal; ( dan)  barangsiapa berbuat jahat, (ia) akan masuk api yang kekal.
Inilah ( asas) kepercayaan gereja yang am itu, yang harus diterima dan diakui dengan sungguh-sungguh oleh anak-anak manusia yang ingin diselamatkan.
Kemuliaan bagi BAPA, ANAK, ROH KUDUS, seperti pada permulaan, sekarang ini dan selama-lamanya. Amin.”

Ketiga rumusan pengakuan iman yaitu Pengakuan Iman Rasuli, Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel dan Pengakuan Iman Athanasius memuat konsep dasar iman Kristen yaitu percaya kepada ALLAH Tritunggal.  Oleh karena itulah GKI menerima ketiganya.  Dalam kebaktian Minggu, yang lebih sering kita ucapkan adalah Pengakuan Iman Rasuli sebab rumusannya paling singkat sehingga mudah dihafal.  Mari terus belajar  memahami  isi pengakuaan iman agar ditengah rupa-rupa angin pengajaran, kita tetap setia dan terus berani mempersaksikan iman kita.

Sumber:
1.      Tata Gereja GKI  2009
2.      Sarapan Pagi Biblika
3.       Lane, Tony,  Runtut Pijar – sejarah Pemikiran Kristiani, Jakarta, BPK Gunnung Mulia, 1996.
4.      Wellem, F.D,  Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja, Jakarta, BPK  Gunung Mulia, 1998.
5.      www.yohanesbm.com, Pengantar Ajaran  tentang Trinitas.
 6.      Boland,BJ, Niftrik, G.C.v , Dogmatika Masa Kini, Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1995

1 komentar:

  1. Ulangan 6 : 4, Markus 12 : 29

    Dalam teks Ibrani tertulis, " שמע ישראל יהוה אלהינו יהוה אחד. "

    Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani, " Shema Yisrael YHWH ( Adonai ) Eloheinu YHWH ( Adonai ) ekhad. "

    🕎✡️🐟ש🕊️📖🗺️

    BalasHapus