BADAN
PENGURUS PEMUDA
SINODE
GEREJA MASEHI INJILI di TIMOR
Sesungguhnya
cikal bakal pembentukan BP Pemuda GMIT sudah dimulai sejak waktu yang lama, hal
ini dibuktikan oleh referensi pergumulan sidang-sidang Sinode GMIT yang
selalu hangat dibicarakan tentang keberadaan Pemuda GMIT yang dirasakan
belum cukup maksimal, baik dalam hubungannya dengan pelayanan gereja maupun
pelayanan Kemasyarakatan dan Kebangsaan. Dimana dirasakan bahwa peran pemuda
GMIT masih sangat domestik dan simbolik, yakni sumbangan tenaga dan kerja
bhakti dalam acara-acara hari raya gerejawi yakni sekedar menjadi anggota seksi
keamanan, perlengkapan, pendukung konsumsi dan lain sebagainya.
Perkembangan
Pemuda GMIT dan Posisi tawar pelayanannya pun masih sangat eksklusif dan
terbatas pada badan pengurus pemuda Tingkat jemaat dan di beberapa Klasis yang
sudah terbentuk, belum ada lembaga atau mekanisme organisasi yang dapat menjadi
simpul dan koordinasi pelayanan Pemuda GMIT pada tingkat Sinodal. Keterlibatan
pemuda GMIT sebagai anak kandung GMIT dalam pengambilan keputusan GMIT
ditingkat sinodal pun masih sangat sulit dirasakan. Padahal potensi dan jumlah
pemuda GMIT cukup besar dan selama ini kurang termanfaatkan.
Dapat
dicatat pada Sidang Sinode di Gereja Syalom-Airnona tahun 1995 dan Sidang
Sinode GMIT Kota Baru tahun 1999, agenda pembentukan dinamika Pemuda GMIT ini
mengalir cukup deras, eksponen pemuda GMIT yang hadir dan mendinamisir sidang
waktu itu bertekat sangat kuat untuk memperjuangkan hadirnya satu komisi Pemuda
yang bisa mengelola dan mengorganisir aktifitas dan dinamika Pemuda GMIT pada
aras sinodal, tetapi perjalanan untuk itu masih panjang tetapi paling kurang
telah menunjukan tanda tanda kemajuan terutama dengan terbentuknya kelompok
kerja Pemuda (pokja Pemuda) Pada Tingkat sinodal paska Sidang sinode tahun 1995
dan pembentukan Badan Pelayanan kategorial Fungsional (BPKF) setelah sidang
sinode 1999.
Momentum
sidang sinode GMIT pada bulan Oktober tahun 1999 terutama salah satu agenda
strategis sidang yakni perubahan Tata Dasar GMIT tahun 1983 menjadi Tata GMIT
tahun 1999 memberikan inspirasi bagi anggota pemuda GMIT yang ada di BPC GMKI
Kupang dan DPD GAMKI NTT sebagai pioner dengan sejumlah pengurus pemuda GMIT
tingkat jemaat, melakukan study kritis melalui seminar sehari di Sekretariat
GMKI kupang pada bulan Agustus 1999, tentang “Peran dan Dinamika
Pemuda GMIT dan Kebutuhan akan Lahirnya Badan Pengurus Pemuda GMIT yang Mandiri
dan Independen”.
Forum
seminar pada waktu itu melihat adanya peluang konstitusional untuk perubahan
struktur organisasi pemuda GMIT ada pada draft perubahan Tata GMIT tahun 1999,
tercatat waktu itu salah satu narasumber yang merupakan Tim Penyusun perubahan
Tata GMIT yakni Bapak Robert Riwukaho turut hadir dan memfasilitasi jalannya
pertemuan tersebut. Hasil seminar sehari disusun dalam pokok-pokok pikiran
bertopik “ Pemuda GMIT menuju langit baru dan Bumi Baru” sebuah
refleksi teologis dan empiris atas kerinduan pemuda GMIT terhadap hadirnya
perubahan dan keberpihakan struktur Gereja terhadap pemudanya yang
terpinggirkan selama ini. pokok pikiran tersebut setelah melalui lobi dan
pendekatan akhirnya disetujui untuk dipresentasikan dihadapan forum Sidang
Sinode GMIT tahun 1999. gayungpun bersambut, dukungan pun mengalir dari para
peserta sidang terutama Majelis sinode GMIT dan para ketua klasis. Salah satu
hasilnya adalah dipercayakannya salah satu tokoh pemuda GMIT menjadi anggota
majelis Sinode mewakili unsur pemuda dan terpilih pada waktu itu adalah Bung
Aleksander Ena.
Kristalisasi
dukungan gereja terutama Majelis Sinode semakin konkrit pada saat
pelaksanaan sidang kerja Majelis Sinode di Sabu pada tahun 2000, dimana secara
konkrit program Majelis Sinode tahun 2000-2001 melalui BPKF yang diketuai oleh
Pendeta Alfred Luase adalah : mendorong pembentukan Badan Pengurus Kategorial/fungsional
yang otonom dan demokratis. Pembentukan Panitia Pelaksana Pertemuan Raya
pemuda GMIT I dilakukan pada bulan Juni 2000 yang di ketuai oleh Jery Manafe
dan Winston Rondo sebagai Sekretaris panitia, ikut tercatat GMKI, GAMKI,
PERKANTAS dan LPMI merupakan panitia dan pendukung dalam persiapan dan
pelaksanaan pertemuan raya.
Pertemuan
raya pemuda GMIT I berhasil dilaksanakan dengan dukungan Gereja dan pemerintah
daerah kota/kabupaten kupang dan propinsi NTT pada tanggal 12 -17 Nopember
2000, di gedung kebaktian jemaat Koinonia-Kuanino Kupang. Sidang yang
dibuka oleh Gubernur NTT tersebut, dihadiri oleh lebih dari 400 pemuda GMIT
dari 42 Klasis se-GMIT dan berlangsung dinamis dan bersahaja.
Pertemuan Raya Pemuda GMIT I kemudian menyepakati bahwa visi Pemuda GMIT
adalah ‘ MENJADI PEMUDA KERAJAAN ALLAH’ dengan Misi “
mewujudkan ciri-ciri pemuda kristen yang misioner” dan Moto/Semboyan : “Sola
Scriptura Verbum Dei yang artinya Hanya Alkitablah Firman Allah”. Juga
ikut disepakati nama organisasi Pemuda GMIT tingkat sinodal adalahBP
PEMUDA GMIT, dengan masa bhakti pelayanan tahun 2000 - 2004, dimana
terpilih sebagai Ketua Umum: Bung David Rehabeam Radja, Sekretaris Umum : Bung
Jimmy Benu dan Bendahara Umum : Bung Hidayat Hanas, besarta pengurus lain yang
tergabung dalam 14 bidang kerja.
Pertemuan Raya Pemuda GMIT II di laksanakan di balata Pertemuan Jemaat
Efata So’e Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nopember 2004 dengan hasil pokok :
Penetapan Pokok-Pokok Program sejalan dengan HKUP Majelis Sinode GMIT : a) KOINONIA;
Fokus Program pada peningkatan mutu relasi persekutuan didalam GMIT sebagai
umat keluaran di semua aras termasuk masyarakat. b) MARTURIA; Fokus
Program pada Meningkatkan pemahaman dan penghayatan jemaat tentang fungsinya
sebagai umat keluaran dan surat Kristus kepada masyarakat dan dunia. c) LITURGIA;
Fokus Program pada : Meningkatkan mutu pemahaman dan penghayatan tentang makna
ibadah sbg perjumpaan, penyembahan dan pelayanan kpd Allah & tuntutan
bagi para pejabat & warga jemaat dalam melaksanakan panggilan utk melayani
Tuhan & sesama dalam masyarakat dan mencari bentuk-bentuk ibadah yang
menggunakan liturgi kontekstual. d) DIAKONIA; Fokus program pemuda
: Meningkatkan pelayanan diakonia dlm rangka pengembangan jemaat &
masyarakat menuju kehidupan yang adil dan sejahtera. e) OIKONOMIA;
Fokus program pemuda: Pembangunan struktur organisasi GMIT pd semua aras yg
memberi ruang bagi warga dlm mengembangkan dan meng gunakan talentanya utk
pelayanan ber bagai bidang kehidupan dalam gereja.
Struktur personalia dimana Ketua : Bung David R. Radja, Sekretaris Bung
Winston Rondo, Bendahara : Hidayat Hanas, dan Pesan Sidang Pertemuan Raya
Pemuda GMIT, 11 orang BPP Harian, 16 orang yang memimpin Bidang-bidang, 18
(Delapan belas) orang Koordinator Wilayah Pelayanan 43 klasis dan 27 orang
sebagai penasehat.
Oleh BP PEMUDA GMIT .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar