Jumat, 14 April 2017

SEJARAH KATEKISASI, KATEKISASI DAN PENEGUHAN SIDI

Katekisasi atau katekese berasal dari bahasa Yunani (katekhein), yang berarti: memberitakan, memberitahukan, mengajar, memberi pengajaran
Contoh pemakaiannya; baca Lukas 1:4; Kis 18:25, Roma 2:17-18, dan masih ada ayat-ayat lain lagi.
Dari ayat-ayat itu, katekhein ditekankan pada mengajar atau membimbing seseorang (atau beberapa orang) agar mereka melakukan apa yang diajarkan padanya.
Katekisasi bukan sekedar mentransfer ilmu pengetahuan tentang Alkitab (cara ini disebut didache),, melainkan menekankan pada pemahaman isi Alkitab dan penerapannya (cara inilah yang disebut: katekese)
LATAR BELAKANG SEJARAH
Periode Perjanjian Lama:
Setiap orang tua berkewajiban untuk mengkomunikasikan iman mereka dan menceritakan segala perbuatan Tuhan sejak dari nenek moyangny mereka kepada keturunannya dari generasi ke generasi (baca Mazmur 78:3-7)
Cara penyampaiannya: memperhatikan, mengajar berulang-ulang, membicarakan, membuat symbol/tanda.
Pengajaran dilakukan di rumah atau di luar rumah.
Tahap Pengajarannya:
Usia 5 tahun, Pelajaran dasar membaca Taurat.
Usia 10 tahun, diberi pengajaran MISYNA (bahan ulangan yang dihafal)
Usia 12-13 tahun, wajib taat pada aturan hokum yahudi yg disebut MITSWOTH (anak laki-laki telah dianggap sebagai anak hokum Taurat)
Setiap umat harus mengucapkan pengakuan iman mereka (credo) bahwa “TUHAN itu ALLAH kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” (Ulangan 6:4-6)

Periode Masa Pembuangan:
Pengajaran di lakukan di Sinagoge (rumah sembahyang orang yahudi yg ada di seyiap kampung)
Pelajarannya: SYEMO ESRE (delapan belas), adalah doa yang terdiri dari 18 pengucapan dan diucapkan setiap hari (pagi, sore dan malam) dalam ibadah di sinagoge
Khusus untuk anak-anak diberikan pelajaran SYEMA YISRAEL (seperti kredo pengakuan iman percaya)

Periode Tahun 75 sebelum Masehi (sebelum kelahiran Yesus)
Anak usia 7 atau 7 tahun disekolahkan khusus di BETH-HA-SEFER (artinya rumah sang kitab), mereka belajar tentang Taurat dan menghafalnya.
Anak usia 10 atau 11 tahun dikirim ke BETH-HA-MIDRASY (artinya rumah pengajaran), mereka meneliti manfaat dan makna isi Taurat

Periode Gereja Purba atau Gereja mula-mula
Yang mau menjadi pengikut Yesus harus mempelajari Alkitab dan ajaran para rasul selama 3 tahun. Setelah itu mereka harus menerapkan kehidupan Kristen yang tertib dan teratur, benar-benar bertobat dan menyatakan diri siap sedia memikul salibNya.
Setelah 3 tahun itu, barulah mereka dilayani baptisan dan pelayanan Perjamuan Kudus

Periode Reformasi Marthin luther dan Yohanes Calvin :
Luther: katekisasi ditujukan kepada semua warga jemaat, khususnya generasi muda secara teratur dan tertib agar dapat mengambil bagian dalam lingkup gereja maupun masyarakat secara bertanggungjawab.
Calvin :  tujuan pengajarannya adalah memupuk akal orang percaya dan anak-anak mereka dengan Firman Allah di bawah bimbingan Roh Kudus melalui sejumlah pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka dihasilkan pertumbuhan rohani yang terus menerus dan dijewantahkan dalam pengabdiannya kepada Allah melalui tindakan nyatanya terhadap sesame.
Dengan demikian, berdasarkan perkembangan sejarahnya, katekisasi diadakan dalam lingkup: keluarga, lembaga keagamaan, sekolah umum dan gereja.
Pesertanya adalah semua anggota persekutuan orang percaya.
Pengajarnya adalah: Allah, Orangtua, Iman-imam, pastor, Guru-guru, Semua orang percaya.
Penekanan isi adalah: Pengakuan percaya (kredo) kepada Yesus Kristus.
Metode: kognitif, afektif dan psikomotorik yang seimbang/selaras.

Katekisasi yang diajarkan oleh GMIT adalah :
  1. Salah satu mata rantai dari kegiatan Pembinaan Warga Gereja
  2. Suatu upaya mendidik dan memperlengkapi calon warga sidi jemaat untuk menghayati dan melakukan kehendak Allah Bapa dalam Yesus Kristus di berbagai bidang kehidupan

PENEGUHAN SIDI
Makna Peneguhan Sidi: bahwa proses pembinaan dan pengajaran iman yang dilakukan selama katekisasi telah selesai dan dapat dipertanggungjawabkan.
Hal ini ditandai dengan pertanyaan:
  1. Apakah dia mengaku percaya akan Allah Tritunggal yang Esa, mengaku bersedia untuk menjalankan panggilan dan pengutusannya di tengah Gereja dan bersedia hidup dalam Tuhan
  2. Apakah dia mengaku percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan bersedia hidup dipimpin Roh Kudus
  3. Apakah dia percaya bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan yang berisi Perjanjian-Nya yang membuatnya menerima baptisan kudus, dan apakah dia mau membuang segala bentuk kepercayaan lain dan hidup sesuai kehendak Tuhan?
Maka, yang dilakukan dalam Peneguhan Sidi adalah
PERTAMA, Pernyataan pengakuan iman percaya dihadapan Allah dan jemaatNya melalui 3 pertanyaan diatas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar