Hari
Raya Paskah pada perjanjian lama merupakan hari peringatan pembebasan bangsa
Israel dari perbudakan Mesir. Saat itu anak-anak sulung bangsa Mesir dibunuh,
namun pintu-pintu rumah orang Ibrani dilewati (dilewati atau melewati dalam
bahasa Ibrani adalah “ Pésah “). Peristiwa itu diperingati dengan makan “korban
Paskah”. Dalam perjanjian baru “korban Paskah” adalah Yesus Kristus sendiri
yang disebut juga dengan “Anak Domba yang disembelih”. Dalam perkembangannya
Hari Raya Paskah mendapat nuansa baru yaitu perayaan kebangkitan Yesus Kristus.
Satu
tahun sekali orang Kristen berkumpul di gereja atau di tempat-tempat kebaktian
untuk mengenangkan hari kematian dan merayakan kebangkitan Yesus Kristus yang
dikenal sebagai Hari Raya Paskah. Saat-saat seperti inilah merupakan kesempatan
untuk merenungkan kembali mengapa Yesus harus mati di kayu salib, apa pesan
paskah, apakah artinya bagi kita. Pada setiap kebaktian akan terdengar paduan
suara mendendangkan lagu-lagu pujian yang berkaitan dengan paskah antara lain
“Kristus Bangkit! Soraklah” atau “Di makam yang gelap”. Ada gereja atau sekolah
minggu yang mementaskan drama/fragmen khusus untuk mengenang peristiwa kematian
Kristus dan kebangkitanNya.
Yang
menjadi pertanyaan adalah apakah arti paskah yang sebenarnya bagi kita umat
kristen ? Apakah cukup dengan datang ke tempat kebaktian mendengarkan khotbah,
bernyanyi atau mementaskan sebuah drama? Kalau hanya itu saja, kita telah
tertipu oleh sebuah tradisi kekristenan dan bisa jadi kita lupa akan arti
sesungguhnya pengorbanan darah Yesus Kristus yang suci itu. Kekristenan kita
akan lapuk dan iman kita akan hilang kalau kita berlaku demikian.
Arti
paskah dapat dilihat setidaknya ada 3 (tiga) hal penting bagi kita / manusia yaitu
:
I.
“Kematian Kristus itu telah membenarkan dan menyelamatkan kita”
Kita
telah dibenarkan karena darahNya. Arti kata “dibenarkan” dalam alkitab adalah :
dibebaskan dari tuduhan, dinyatakan tidak bersalah menurut pandangan Allah
sendiri.
Kita
telah dilepaskan / diselamatkan dari hukuman yang kekal. Kita telah bebas
seperti halnya Barabas, yang sudah rusak akhlaknya, telah bebas dari hukuman
mati. Penjahat itu telah menjadi contoh yang khas bagi manusia, memberontak,
tak ber-tuhan, tak berbelas kasihan. Tetapi, karena kematian Kristus ia telah
diselamatkan.
II.
“Kematian Kristus itu telah menyucikan hati nurani dan batin kita”
Mari
kita renungkan apa yang dikatakan dalam alkitab : “Darah Kristus, yang oleh Roh
yang kekal telah mempersembahkan diriNya sendiri kepada Allah sebagai
persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari
perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang
hidup”. (Ibrani 9:14)
Setiap
orang mempunyai hati nurani. Hati nurani ini selalu mengadili segala pikiran,
perkataan dan tingkah laku seseorang. Suara hati itu bekerja perlahan-lahan.
Kadang-kadang ia mengatakan kesalahan seseorang, tetapi sebaliknya, membenarkan
juga akan perbuatan seseorang.
Hati
nurani itu mungkin peka, kasar atau tidak sempurna pertumbuhannya. Hal ini
tergantung bagaimana kita menerapkannya.
Batin
manusia itu telah dikotori oleh dosa. Manusia telah lumpuh, tak berdaya, karena
hati nuraninya telah dinodai oleh dosa. Untunglah, darah Kristus telah
menyucikan kita dari amal dan perbuatan yang mati, supaya kita dapat melayani
Allah yang hidup. Si tunasusila telah berubah menjadi ibu yang baik dan
sederhana, si anak nakal telah menjadi pelayan Kristus yang baik. Inilah arti
Paskah yang sebenarnya yaitu mengubah manusia yang kotor karena dosa menjadi
manusia suci dihadapan Tuhan.
III.
“Kematian Kristus telah menebus kita”
Tidak
ada arti yang lebih indah dalam peringatan Paskah, kecuali : kita ditebus oleh
darah Kristus. Rasus Petrus mengatakan bahwa kita ditebus “...bukan dengan
barang yang fana, ... melainkan dengan darah yang mahal yaitu darah Kristus” (1
Pet 1 : 18 – 19)
Bukan
hanya Adam tetapi semua manusia telah terkena perangkap Iblis. Manusia harus
diambil dari perangkap itu dengan ditebus atau dibeli kembali. Hanya dengan
jalan inilah manusia dapat berkomunikasi lagi dengan Allah.
Akhirnya
di atas kayu salib di Golgota itu telah terjadi suatu penebusan atau pembayaran
yang tidak ternilai harganya, yang jauh lebih mahal dari nilai kita yang
sesungguhnya. Hal ini dilakukan oleh Tuhan kita Yesus Kristus karena kasihNya
kepada umat kesayanganNya. Kita ditebus, dibayar kembali, dosa kita dihapuskan,
kedudukan kita dipulihkan, bukan dengan barang-barang fana seperti emas, perak
yang dapat sirna, tetapi dengan darah Kristus yang kekal dan mulia.
Inilah
arti Paskah bagi kita, marilah kita menghargai apa yang sudah dilakukan Yesus
Kristus di Golgota, dengan percaya padaNya, mengasihiNya, melakukan apa yang
diperintahkanNya dengan segenap hati, jiwa dan segenap akal budi kita. Amin
(Penulis
: Harlan Sipahutar, Anggota Jemaat HKBP Bandung Reformanda Ressort Bandung
Reformanda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar