Senin, 23 Maret 2015

Tokoh-Tokoh Penting dalam Sejarah Kekristenan di Indonesia .


1. Simon Vaz.
Seorang rahib Fransiskan. Teladan hidupnya menarik sejumlah besar orang di Mamuya dan kampung-kampung lain menjadi Kristen. Mati di bunuh tahun 1535.

2. Antonio Galvao (1536-1540).
Panglima yang bijaksana dan melalui kepribadiannya beberaapa tokoh masyarakat Ternate masuk Kristen. Misi mendapat angin kembali (misi pertama di Ambon). Keadaan di Halmahera Utara dipulihkan. Memulihkan keadaan orang Kristen di Maluku Utara.

3. Fransiskus Xaverius (1546-1547).
Perintis misi gaya baru. Tokoh Pekabar Injil di Maluku. Menyelenggarakan pelajaran agama Kristen untuk anak-anak dan orang dewasa. Menyusun semacam katekismus dalam bentuk syair yang mengandung penjelasan tentang pengakuan iman Rasuli. Bergaul dengan orang-orang Islam, menjalin persahabatan yang akrab sehingga banyak mentobatkan orang.

4. Danckaerts.
Pendeta pertama yang mengadakan kotbah bahasa Melayu. Disukai banyak orang sehingga gereja lama warisan misi menjadi terlalu sempit. Menterjemahkan katekismus Heidelberg.

5. Heurnius (1633-1638).

Pendeta dari Belanda yang khusus datang untuk mengabarkan Injil kepada orang-orang bukan Kristen. Memihak pada bahasa Ambon asli, belajar bahasa Lease. Berkotbah dan menterjemahkan kitab Injil serta mempersiapkan bahan-bahan dalam bahasa

6. Pater Magelhaes.
Misionaris Portugis yang datang di Manado. Mengajarkan pokok-pokok agama Kristen.
Membaptis raja Siau dan memberi nama Teronimo. Membaptis dua ribu orang di Kaidipan (pantai Gorontalo Utara).

7.Antonio de San Jacinto.
Pembesar imam yang merebut kembali kedudukan dipulau Timor. Menjabat sebagai wakil uskup atau pemimpin misi. Mengajak dan menguatkan orang Kristen di Timor untuk maju dan berperang melawan serangan armada dari Sulawesi Selatan.

8.Hulsebos.
Pendeta atau pelaya Firman di kota Batavia. Mengajukan permohonan supaya pemerintah mengatur keadaan gereja, menuntut pemerintah untuk menangani hal-hal kebaktian dalam bahasa Melayu, perayaan perjamuan Kudus dan pembentukan majelis gereja.

9.Conelis Senen (1600-1661).
Orang Banda yang menjadi guru sekolah dan guru jemaat kampung Banda di Batavia. Melayani orang-orang merdeka dalam bahasa Portugis. Meninjau sekolah-sekolah, mendidik dan menguji guru-guru, memeriksa calon baptisan, berkotbah dan memberi katekisasi.
Diangkat menjadi calon pendeta. Gembala yang sangat baik.

10.Brouwerius (1668).
Menterjemahkan kitab Kejadian bahasa Melayu rendah. Menterjemahkan Perjanjian Baru lengkap dalam bahasa Melayu. Terjemahannya tidak diterima secara resmi oleh gereja.

11. Leijdecker (1733)
Pendeta yang melayani dalam bahasa Melayu. Menterjemahkan PB sampai kitab Efesus dengan bahasa Melayu yang lebih tinggi sehingga sulit untuk dipahami oleh orang-orang bukan Kristen.

12. Raja Willem I.
Mengabungkan semua jemaat Protestan di Indonesia menjadi satu badan yang di beri nama gereja Protestan di Hindia Belanda (Indonesia). Menetapkan peraturan-peraturan yang akan berlaku dalam gereja tersebut (1844).

13. Jabez Carey (1814-1818).
Anak dari William Carey. Seorang Baptis tidak bersedia untuk bekerja dalam rangka pekerjaan gerejani sebagaimana terdapat di Maluku. Memasukan keyakinan-keyakinan khas dari gerejanya (Baptis) ke Ambon. Menyerang baptisan anak-anak dan membentuk gereja-gereja Injili yang terdiri dari orang-orang yang betul-betul takut akan Allah. Belum berhasil mewujudkannya dan diusir tahun 1818.

14. Joseph Kam (1769-1833).
1815 Kam tiba di Ambon. Diadakan latihan-latihan rohani dan kumpulan-kumpulan doa.
Bukan seorang Pietisme yang fanatik yang tidak mau tahu tentang gereja rakyat dan meremehkan pemberitaan Firman dan pelayanan sakramen kepada orang banyak. Melayani Baptisan (dengan ketetapan 120 orang perminggu) Mendirikan kembali pelayanan Firman dan sakramen-sakramen serta pengembalaan sampai ditingkat yang lama (tingkat yang agak rendah). Memperhatikan daerah-daerah yang didalam yakni jemaat di Ambon dan pulau-pulau sekitarnya. Mengadakan perjalanan besar ke Ternate, Minahasa,Sangir dan pulau selatan sampai ke Timor.

15. Roskott (1835-1873).
Membuka SPG di Batu Merah (1833). Mempersiapkan terjemahan PB kedalam bahasa Melayu sederhana. Meletakan dasar bagi suatu kehidupan gereja yang lebih mantap lagi.
Meningkat mutu hidup gerejani dengan buku-buku.

16. Hehanus (1799-1887).
Ditempatkan di Minahasa. Ditabiskan menjadi salah satu pendeta pertama di Indonesia.

17. Helledoorn C (1827-1839).
Perintis PI di Manado. Membuka sekolah, mengadakan perjalanan kepedalaman dan mengajak terus menerus pengurus NZG mengirim utusan Zending.

18. Riedel (1789-1860).
Utusan NZG ke Minahasa bersama Schwarz. Pendekatannya bersifat ramah terhadap semua orang dan bergaul dengan mereka secara santai. Mengadakan kebaktian hari Minggu dalam bahasa Melayu, melayani Perjamuan Kudus kepada anggota-anggota sidi yang sedikit jumlahnya, mengundang oran-orang untuk menelaah alkitab, berdoa dan menyanyi. Isi pemberitaan Firman”Anugrah Allah yang ditawarkan kepada semua orang didalam Kristus. Penebusan sempurna semua orang sekalipun orang itu berdosa yang dikerjakan oleh juru selamat kita”. Mengadakan pemisahan sakramen-sakramen.

19. Schwarz.
Utusan NZG ke Minahasa bersama Riedel. Membentuk majelis-majelis jemaat.
Meletakkan asas system Presbitrial di Minahasa.

20. Le Bruijn.
Mengikuti pola Kam dan Hellendoorn. Membangun kembali jemaat-jemaat yang sudang ada di Kupang melalui kotbah-kotbah, pertemuan-pertemuan doa katekisasi mendirikan sekolah-sekolah dan menyediakan bacaan-bacaan Kristen. Menterjemahkan sejumlah”nyanyian pekabaran Injil,” yang telah diterbitkan oleh NZG di Belanda. Menghendaki jemaat Kristen di Kupang menjadi pangkalan untuk PI. Mendirikan lembaga-lembaga PI pembantu.

21. A Hardeland.
Menterjemahkan Alkitab kedalam bahasa Dayak Ngaju.

22. Emde (1774-1859)
Memulai PI di Jawa Timur . Mendirikan suatu perkumpulan PI dan mengadakan pertemuan-pertemuan keagamaan dirumahnya. Dalam PI ia mengabungkan erat-erat antara agama Kristen dengan kebudayaan Eropa.

23. Coolen (1775-1873).
Pemimpin pusat penyiaran agama Kristen kedua di Ngoro. Tidak memaksa dalam hal agama bahkan menyuruh orang membangun masjid, tetapi dalam memimpin desanya ia bertindak sebagai orang Kristen. Mengadakan kebaktian dirumahnya. Bermain gamelan, wayang, dzikir yakni mengulangi rumusan-rumusan Kristen dengan cara yang dipakai santri-santri.
Mengangkat kyai penghulu dan dua orang penatua. Mengabarkan Injil sambil memberi wujud Jawa.

24 Paulus Tosari Z(1813-1882).
Pemimpin kumpulan-kumpulan pada hari Minggu dan Kamis malam di Ngoro. Menjadi guru jemaat di Mojowarno.

25. Jellesma (1817-1858).
Mengambil jalan tengah Emde dan Coolen. Membaptis dua ribu orang.
Menyelengarakan sekolah rakyat disamping mendidik sejumlah pemuda menjadi guru sekolah merangkap guru jemaat. Bersama Tosari mendirikan lumbung orang miskin. Menerbitkan riwayat-riwayat Alkitab dan sebuah bendel nyanyian rohani dalam bahasa Jawa.

26. Brukmer (1815-1856).
Orang pertama yang menterjemahkan PB kedalam bahasa Jawa.

27. Tunggul Wulung (1803-1885).
Mengadakan perjalanan PI terus menerus dari Pasuruan, Rembang daerah Malang, kawasan gunung Muria samapai ke Jawa Barat. Menjadi perintis jemaat-jemaat Kristen yang baru.

28. Sadrach (1824-1884).
Meneruskan PI Tunggul Wulung. Membantu Ny. Philips di Purworejo dan menjadi pemimpin mereka. Mengabungkan diri dengan gereja Kerasulan.

29. Pdt. King (1824-1884).
Mendirikan gereja “Rehoboth” di Jatinegara. Ikut mendirikan GIUZ.

30. Mr. Anthing (1820-1883).
Menjabat sebagai wakil ketua Mahkamah Agung. Menghabiskan seluruh harta kekayaan untuk PI. Pendapatnya: “Kota Batavia merupakan lapangan kerja yang sempit dan tandus dan PI oleh tenaga asing dengan metode kebarat-baratan tidak mungkin membawa ketujuan. Injil harus dikabarkan oleh orang-orang pribumi dengan cara pribumi.” Pendiri GIUZ.

31. Gan Kwee (1851-1873).

Penginjil untuk orang-orang Tionghoa di Batavia dan diseluruh Jawa.

32. Mgr. Grooff (1842-1865).

Meneruskan agar orang-orang Katolik tidak menjadi anggota Free Masnry dan agar tidak kawin dengan orang Protestan. Menghentikan tiga orang pastor karena cara hidup mereka yang duniawi dan tidak taat pada atasan mereka.

33. Tsen On Nie (1795-1871).
Mengabarkan agama Kristen di tengah kaum buruh Tionghoa. Mempermandikan orang-orang yang sedang menghadapi ajalnya.

34. O.G. Heldring.
Penganut aliran Reveil. Menolak cara NZG yang mengutus tenaga professional untuk dididik selama beberapa tahun dan digaji. Mempunyai keinginan mengutus orang-orang Kristen secara spontan tanpa pendidikan selain yang paling perlu dan tanpa jaminan hidup. Ditempat kerjanya mereka harus menghidupi dirinya sendiri seperti rasul Paulus. Perintis utama PI di Irian dan Sangir Talaud. Melakukan kegiatan sosial terutama untuk wanita-wanita susila.

35. I. Esser.
Pendiri GIUZ. Mendirikan seminari Depok. Menjadi residen Timor.

36. Gunning (1862-1923).

Menjadi sekretaris NZG dan bapak asrama sekolah pendidikan Zending tahun 1897.
Tahun 1900-1901 melakukan perjalanan ke Indonesia sehingga ia mengetahui bahwa asas yang dipakai Zending keliru. Menghidupkan kembali keyakinan lama NZG yaitu bukanlah dasar bersama, melainkan tujuan bersama yang harus mempersatuan para sahabat Zending.
Mrnciptakan kerjasama dengan lembaga-lembaga Zending lainnya. Tahun1904diangkat menjadi sekretaris UZV. Diangkat menjadi direktur UZV. Mencetuskan gagasan menempatkan seorang wakil Zending di Batavia.

37. Dr. Van Boetzelaer.
Konsul pertama. Memberi petunjuk-petunjuk dalam perkara mendesak. Ahli Teologi (1906-1918).

38. Mr. Schepper.
Penganti Dr. Van Boetzelaer. Tahun 1925 menjadi guru besar pada sekolah tinggi hukum yang didirikan di Batavia.

39. J.C.F. Gericke
.
Tenaga pertama yang diutus NBG ( lembaga Alkitab Belanda) ke Indonesia. Menterjemahkan Alkitab ke bahasa Jawa.

40. Dr. N. Adriani.
Utusan Zending NBG ke Sulawesi Tengah yang berpendidikan akademis dan harus memperoleh gelar dari fakultas sastra atau jurusan bahasa-bahasa nusantara. Mengubah kamus Bare’e Belanda.

41. Dr. H. Kraemer.
Utusan Zending NBG ke Jawa Timur yang berpendidikan akademis dan harus memperoleh gelar dari fakultas sastra atau jurusan bahasa-bahasa nusantara.

42. Francke.
Mendirikan wisma yatim piatu di Halle.

43. J.A. Schuurman.

Pendeta ortodoks yang mempunyai kesadaran bergereja yang sangat tinggi. Mendirikan seminar Depok (1878).

44. Van den Wijnggard.
Membaptis 12.500 orang dipulau-pulau Tenggara (1918). Metode PI yang dipakai dengan cara baptisan dilayankan secepat mungkin dan massal (orang itu menyatakan keinginan untuk dibaptis, masuk Kristen dan tidak percaya pada roh-roh atau dewa-dewa tetapi percaya pada Tuhan Yang Esa}.

45. C.Ch. J. Schroden.

Menjabat direktur STOVIL (1892-1907). Mengarang dan mengubah Mazmur dan Tahlil sebagai buku nyanyian yang dipakai untuk buku nyanyian yang umum dipakai di Maluku dan seluruh GPI. Bersama Izaac Tapamahu mengarang “Doa Sahabat Lama” (bundle nyayian kebangunan).

46. R. Bossert.

Pendeta Pembantu di Siparua(1854-1907). Berkotbah dalam bahasa Melayu rendah.
Mengubah sebuah bendel nyanyian rohani dalam bahasa Melayu rendah.

47. T.J. Van Oostrom Soede.
Pdt. Ketua resorth Ambon (1926-1932). Mengadakan perubahan dalam tata ibadah (liturgy}. Meningkatkan pendidikan untuk sekelompok besar pekerja dengan memperkasai sekolah-sekolah pendidikkan guru jemaat di Ambon dan Tual. Memberi peranan yang lebih besar kepada tenaga Indonesia dengan mengangkat Tutuarima menjadi direktur Stovil (1932) dan Pdt. J. Lopples diangkat menjadi direktur sekolah guru di jemaat Ambon. Mulai mengambil tindakan-tindakan yang membawa kepembentukan GPM (1935).

48. Ryoichi Kato.
Pdt. Jepang yang membela kepentingan orang Kristen Ambon dan gereja mereka dengan mempertaruhkan nyawanya.

49. Pdt. Th. P. Pattiasina.

Mencetuskan seruan tobat yang dikeluarkan oleh sinode GPM.

50. Pdt. E.A.A. de Vreede (1928-1935).
Mencetuskan kegiatan pemuda secara besar-besaran.

51. I. Esser.
Mengerahkan tenaga orang Kristen di Kupang dengan membentuk perhimpunan untuk penyebaran agama Kristen di tengah orang-orang Kristen dan kafir. Memulai PI di pulau Sawu.
Mendorong kepala-kepala membuka sekolah dang mendatangkan seorang guru dari Ambon.

52. Pdp. P.Middel Koop (1922-1957).

Menterjemahkan Alkitab ke bahasa Timor. Mempelajari bahasa sehari-hari, kebudayaan, agama dan sejarah suku Timor. Mengubah nyanyian-nyanyian rohani ke dalam bahasa Timor.

53. Gossner.
Mendidik Ottow dan J.G. Geissler untuk diutus PI ke Irian

54. C.W. Ottow dan J.G Geissler.
Utusan PI ke Irian dengan metode yang dianjurkan oleh Gossner dan Heldring yaitu zending tukang. Memakai bahasa Numfor.

55. J.L Van Hasselt (1863-1907).
Utusan UZV yang bertahan di Irian sampai tahun 1907. Memberitakan Firman dalam bentuk percakapan dengan pendengar.

56. Woelder.
Utusan zending di Anday (Irian).

57. H. Van Dijken.
Perintis PI di Halmahera. Semboyannya “melalui hasil yang tampak ke hasil yang tak tampak.” Untuk mempengaruhi orang Galela ia bekerja sebagai petani sehingga mereka mau menerima Injil. Memakai Metode Konsentrasi (calon Kristen dikumpulkan dalam suatu kampung Kristen, mereka diberi bimbingan yang sangat intensif dan harus memenuhi syarat-syarat yang ketat dengan tujuan agar berdiri jemaat yang ketat).

58. A. Hueting.
Meredakan keadaan (adanya gerakan perlawanan terhadap ternate) sehingga terjadi gerakan agama Kristen di daerah itu. Memberikan surat murid kepada orang yang ingin menjadi murid. Bersikap selektif (agama berhala di buang perkawinan adat sah diakui , orang tidak usah menerima nama Kristen walau dibaptis. Bergerak di bidang pendidikan, pengobatan dan ekonomi.

59. H. Hendriks (1885-1894} dan K. Storm (1892-1905).
Utusan UZV ke pulau Buru. Metode yang dipakai”Baptis secara cepat” agar mencegah mereka berpaling ke agama Islam. Menanami kebun-kebun dengan maksud membiayai kegiatan jemaat-jemaat.

60. E.T. Steller.
Pendekatannya dilakukan secara negatif (memberantas kepercayaan takhyul, kebiasaan minum-minuman keras dan perkawinan poligami yang banyak terjadi dikalangan orang Kristen). Pendekatannya dilakukan secara positif (Secepatnya menggunakan bahasa daerah sebagai ganti bahasa Melayu. Beberapa bagian Alkitab diterjemahkan ke dalam bahasa daerah . Jumlah kebaktian diperbanyak dan mengunjungi rumah jemaat). Diadakan perkebunan gunung untuk membiayai hidup Zendeling).

61. Yahya Salawati (1890-1964).
Memainkan peranan penting sebagai penasehat para Zendeling.

62. J. Kruyt (1869-1932).
Metode yang dipakai ialah tidak menyerang secara langsung tetapi menyelidiki malah mempelajari agama suku orang Poso, mengadakan baptisan.

63. A.A. Van de Loosdrecht.
Utusan Zending ke Rantepao. Pendekatannya dengan masyarakat Toraja dipengaruhi oleh kehadiran penguasa Belanda.

64. H. Van der veen.
Menterjemahkan PB. Menerbitkan buku berisi sejumlah Mazmur dan nyanyian.
Sikap terhadap adat tidak keras atau memakai adat istaiadat dalam pengajarannya.

65. Dr. Leyden.
Menterjemahkan sebagian PB ke dalam bahasa Makasar dan Bugis. Seorang ahli bahasa dari Inggris.

66. Dr. F.B. Matthes (1818-1908).
Menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Makasar dan Bugis. Meletakan dasar bagi penelitian ilmiah bahasa Makasar dan Bugis. Mengajak NZG untuk memulai PI di daerah Makasar dan Bugis.
67. H. Van den Brink.
Mengadakan pendekatan secara langsung dengan masyarakat dengan cara membuka usaha di bidang pendidikan, pengobatan ( Rumah sakit “ labuang baji”) dan penyiaran bacaan.

68. H Van der klifi ( 1916-1946 )
Utusan HZV pertama kali ke sulawesi Tenggara. Mengadakan pembatisan pertama kali.

69. M.J. Gouwelous ( 1921-1942 )
Berhasil menerapkan asas kruyi yaitu PI harus diikuti dengan pergaulan akrab dengan penduduk setempat. Mendirikan Jeraat sangguna.

70. F. JUNGHUHN
Mengdakan perjalanan di daerah batas dan menerbitkan karangan tentang mereka.

71. H. NEUBRONNER Vander Tuuk
Melakukan penelitian ilmiah tentang bahasa Batak, Lampung. Kawi, dan Bali. Bergaul akrab dengan orang batak. Menyusun kamus dan tata bahasa Batak. Menterjemahkan kitab-kitab injil dan beberapa bagian Alkitab ke dalam bahasa Batak. Mengajarkan para PI untuk mengawini puteri-puteri Batak.

72. LUDWIG. INGWER NOMMENSEN ( 1834-1918 )
Utusan PI Jerman ke Batak. Pelopor dan pemimpin karya orang di Sumatra Utara.
Mendirikan kampung Hutadame. Di beri gelar “Ompunta” merek kita. Memakai pola kerja gerakan berkelompok. Pendekatan yang dipakai melalui adat Batak. Mengusahakan sarana-sarana (sekolah, pengobatan, bertani dsb). Memperhatikan sistim 3 Swa (Swa Praja, Swa Sembada, dan Swa Karya).

73. NAHUM TAMPUBOLON (1882-1965)
Mengarang sebuah karya besar “Pustaha Tumbaga Holing”.

74. A Theis.
Utusan Zending kedaerah Simalungan. Memakai bahasa Toba.

75. Wisma Saragih (1888-1968)
Menerbitkan buku yang berisi 200 nyayian gereja dalam bahasa Simalungan dan menterjemahkan PB serta sebagai PL ke dalam Simalungan. Menjadi redaktor majalah Sinalsah. Tokoh Na Ra Marpodah.

76.Lamsawa Lumba Tobing
Perintis PI di daerah Sumatra. Menekankan pertobatan hati dan kesucian hidup.
Pendeta pertama di Indonesia dalam Gereja Methodis

77. E.L. Denninger
PI ke Nias.

78. Pdt. E. King.

Utusan PI ke Batavia.
79. John Sung.
Penginjil dari Tiongkok yang terkenal dan dipakai oleh Tuhan. Mengadakan KKR-KKR di Jawa (kususnya gereja-gereja Tionghoa).

80. P. Jannsz.
Utusan pertama DZV ke Jawa. Metode yang dipakai “harus meninggalkan kebiasaan-kebiasaan Jawa seperti nonton wayang, ketoprak dan lain-lain.” Mempunyai gagasan “Pembukaan tanah dan PI di Jawa.” Mendirikan desa-desa Kristen. Membuat kamus bahasa Jawa dan menterjemahkan Alkitab PB ke dalam bahasa Jawa ). Mempunyai pandangan: jika ia dapat mempengaruhi lingkungannya yang tidak mau mendengarkan PI secara langsung itu dengan menciptakan bacaan Kristen.

81. Ny. Le Jolle dan Petrus Sedoyo.

Menyebarkan Injil di tengah-tengah kaum buruh perkebunan di dekat Salatiga.

82. R. de Boer.
Utusan Zending ke Nyemoh (daerah Salatiga). Berhasil PI di desa Nyemoh sehingga diperlukan tambahan tenaga.

83. Ny. Philips.

Mengumpulkan orang-orang Kristen di Jawa Tengah secara khusus di daerah Purwortejo dengan dibantu oleh kyai Sadrach.

84. Sadrach (1840-1924).

Meneruskan gerakan yang telah dicetuskan oleh Ny. Philips. Memimpin Jemaat-jemaat Kristen di Jawa. Metode yang dipakai dalam Pi yaitu memakai bentuk kejawen.

85. Sopater.
Pendeta GKJ pertama di Jawa. Guru Injil di Yogyakarta.

86. B.M. Schuurman.
Dosen Sekolah Teologi “Balewiyata.” Menulis kitab dogmatika yang menggunakan pola pikir jawa yaitu: “ Pambiyake kekeraning Ngaurip” (Penyingkapan Rahasia Hidup).

87. Drijo Mestoko.
Pendeta Jemaat Mojowarno. Ketua Majelis Agung GKJW.

88. Tsang Kan Fuk.
Penginjil yang membawa Injil masuk ke Bali. Menyelenggarakan baptisan di alam terbuka (sungai). Orang yang sudah percaya Yesus harus meninggalkan adat istiadat.

89. Mas Tartib Eprajim dan Mas Darmoadi.
Utusan GKJW ke Bali. Metode yang dipakai “menyesuaikan dengan pola kebudayaan Bali.
Cara baptisan memakai cara yang sesuai dengan cara yang dipakai dalam suatu acara penabisan di Bali. Darmoadi menterjemahkan PB ke dalam bahasa Bali.
90. J.J. Van Alphen.
Utusan Zending ke Sumba.

91. Ch, F. Parham.
Mengembangkan tiga pokok ajaran yang kemudian menjadi ciri gerakan Pentakosta pada umumnya (eskatologi, Baptisan Roh dan Karunia-karunia Roh Kudus).

92. C.E.G. Roesbeek dan D.R.Van Klaveren.
Membawa ajaran Pentakosta ke Cepu dan Surabaya. Berhasil menarik hati sejumlah tokoh yang kemudian menyiarkan keyakinan mereka yang baru dengan giat sehingga cepat tersebar dari Surabaya ke seluruh Jawa Timur, Sumatera Utara, Minahasa, Maluku dan Irian.

93. William Bernard.

Utusan PI kelompok Pentakosta Belanda ke Temanggung.

94. J. Thiessen.

Perintis dan pendiri Gereja Gerakan Pentakosta di Indonesia.

95. A.B. Simpson.
Mendirikan dan memimpin Gerakan Aliance (persekutuan). Mengabdi kepada orang miskin dan berdosa.

96. R.A. Jaffray (1897-1927).
Melakukan perjalanan ke beberapa daerah di Indonesia. Membentuk organisasi PI untuk orang Tionghoa diperantauan. Mendirikan Markas di Makasar. Mendirikan gedung Kemah Injil dengan gaya arsitektus pribumi. Menerbitkan Majalah Kalam Hidup.

97. George E. Fisk.
Mengabarkan Injil ke Kalimantan Timur. Menjalin hubungan langsung dengan orang dayak Krayan dan Kenya (Kalimatan Timur bagian utara). Melayani baptisan dalam waktu yang singkat. Ia tidak langsung menyerang adat kebiasaan mereka (taraian dan sebagainya).
Memakai bahasa Dayak dan memakai lagu-layu pribumi. Mendatangkan pesawat dari Amerika (pesawat pertama untuk PI di Indonesia).

98. John Smyth.

Merintis gerakan Baptisme dalam arti yang sebenarnya. Memisahkan kelompok Baptis dari aliranMenonit.

99. John Bunyan.
Menulis buku “Perjalanan seorang Musafir.”

100. William Carey.
Mendirikan Baptist Missionary Society (ini menandakan permulaan Sejarah Usaha PI modern). Mendirikan pusat PI Baptis di Cacuta (India).

101. Gottlob Bruckner.
Menterjemahkan PB ke dalam bahasa Jawa. Menciptakan gerakan menuju ke agama Kristen di Whiung.

102. William Booth (1829-1912).
Mendirikan Bala Keselamatan tahun 1878 di London. Menjadi Pendeta gereja Metodist di Inggris. Menjadi Jendralnya dalam Bala keselamatan. Mengadakan kampanye PI dengan pendekatan-pendekatan di bidang sosial.

103. Leonard Woodward.
Perintis pangkalan karya PI di Sulawesi. Metode yang dipakai dengan cara mendirikan sekolah dan rumah sakit, mendidik anak daerah menjadi guru. Tidak ada baptisan kepada orang yang masuk Kristen dan dalam ibadah Jemaat tidak ada perayaan Perjamuan.

104. William Miller.

Menafsirkan nubuat-nubuat dalam kitab Daniel dan Wahyu sedemikian rupa sehingga ia menunjuk tahun 1834/1844 sebgai saat kedatangan Kristus kembali. Nubuatnya salah dan ia mengakui kekeliruannya.

105. Ellen White.

Mencari jalan keluar atas kekeliruan William Miller dengan mengatakan pada tahun 1844 Kristus telah memulai penyucian tempat yang kudus dalam surga dan sesudah itu baru Dia akan datang kembali ke Bumi.

106. R.W. Munson.
Utusan Adventis di Asia Tenggara,pada tahun 1900 ia menetap di Padang. Mendapat perlawanan kemudian pindah ke Sumatera Utara dan tahun 1904 membuka pekerjaan di kota Medan.

107. Immanuel Siregar.

Membawa ajaran Adventis ke tanah Batak. Orang Batak yang pertama kali masuk Kristen tahun 1861.

108. Sister Petra Tunhein.

Penyebar ajaran Adventis yang pertama di pulai Jawa. Menjadi superintente karya PI Adventis di Jawa Barat.

109. S. Rantung danM.E.Diredja.
Membawa ajaran Adventis ke Minahasa.

110. P. Pietersz.
Membawa ajaran Adventis ke Maluku.

111. Dr. H. Kraemer.
Utusan Lembaga Alkitab Belanda ke Indonesia. Bertugas mendalami lingkungan hidup orang Indonesia khusunya di Jawa dan memikirkan kembali pendekatan yang selama ini dipakai oleh Zending. Menyajikan ikhtisar-ikhtisar pers pribumi (islam dan nasional). Dalam majalah Zending “De Opwekker)” Terbuka untuk tuntutan gerakan Nasional Indonesia. Mengalami pengaruh teologi dialektis. Meyakinkan para Zendeling di berbagai daerah bahwa kemandirian orang Kristen Indonesia di daerahnyatak perlu ditunda-tunda lagi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar