Selasa, 25 November 2014

MAKNA NATAL BAGI IMAN KRISTEN




Bagi sebagian orang bulan Desember adalah salah satu momen yang paling dinantikan, karena seluruh umat Kristiani merayakan Natal; hari di mana seluruh umat Tuhan memperingati kelahiran Yesus Kristus. Ada banyak perayaan Ibadah Natal di mana-mana, bahkan sebelum bulan Desember pun, di sepanjang jalan sudah banyak para pedagang yang menjual pernak-pernik Natal yang dijual di pinggir jalan, dan semuanya itu adalah untuk menyambut hari Natal yang bahagia itu, bahkan nyanyian Natal telah berkumandang di pusat-pusat  perbelanjaan dan pusat kota pada umumnya. 

Namun, pada orang-orang tertentu bulan Desember bisa saja menjadi masa yang suram. Kemeriahan Natal bisa saja tidak bisa merubah berbagai situasi yang dihadapi orang-orang tertentu. Sebab ada banyak orang juga yang tidak bisa merayakan hari Natal tersebut, apalagi untuk berkumpul dengan keluarga. Pada keluarga tertentu Natal tidak dirasakan menjadi sebuah kebahagiaan bagi mereka yang masih dalam kemiskinan. Yang lebih menyedihkan lagi apabila ada seseorang yang pada bulan ini sedang menantikan vonis hukuman atas perbuatannya,  atau karena keadaan-keadaan lainnya yang memprihatinkan. 

 Dengan berbagai kondisi tersebut di atas apakah sebenarnya makna Natal akan berubah dengan atau tanpa perayaan yang besar? Apakah makna Natal akan berubah jika kita tidak dapat merayakannya bersama keluarga kita? Seandainya hal-hal di atas tidak ditemui dalam Natal kita tahun ini, masihkah iman kita tetap ada di dalam Kristus? Masih adakah sukacita di dalam hati kita? Masihkah kita bersekutu dengan Tuhan dan bertumbuh dalam Tuhan di dalam Natal ini? Sebab Natal akan sangat berdampak bagi iman kita apabila seseorang telah mengerti apa sebenarnya makna Natal yang sesungguhnya. Sebagai orang-orang Kristen yang sejati kita mengetahui bahwa perayaan Natal adalah sebagai tanda hari kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus yang datang ke dalam dunia untuk membawa Keselamatan dan hidup yang sejati. Orang yang percaya kepada Kristus adalah orang-orang yang beriman kepada Yesus Kristus. Oleh sebab itu, maka kelahiran Kristus ke dunia ini juga harus kita maknai dengan penuh iman kepada-Nya (Matius 1:21). Ada beberapa alasan yang mengapa perayaan Natal harus menjadi iman bagi orang percaya, sehingga peristiwa kelahiran Kristus yang kita rayakan sebagai perayaan Natal menjadi sebuah peristiwa penting dalam iman kita kepada Yesus Kristus. 

1. Natal Adalah Bukti Cinta Kasih Tuhan Atas Umat-Nya
Kelahiran Yesus Kristus adalah bukti cinta kasih Tuhan kepada umat-Nya (Yohanes 3:16). Ayat tersebut mengungkapkan isi hati dan tujuan Allah bahwa Kasih Allah cukup luas untuk menjangkau semua orang, yaitu “dunia ini.” Allah “mengaruniakan” Anak-Nya sebagai korban penghapus dosa di atas kayu salib. Langkah pendamaian yang mengalir dari hati Allah sendiri yang penuh kasih dan korban Kristus itu bukanlah suatu tindakan yang terpaksa dilakukan oleh Allah. Tuhan Yesus Kristus lahir ke dunia untuk melepaskan manusia dari belenggu apapun yang sedang menjerat hidupnya. Dosa telah di tanggung-Nya demi manusia, agar kita hidup menjadi orang-orang yang merdeka dan tidak diperhamba oleh dosa. Keselamatan dan hidup kekal merupakan anugerah Allah. Anugerah yang sangat berharga. Anugerah tersebut tidak dapat dibeli dengan apapun, juga tidak dapat dicapai dengan kemampuan manusia. Hidup kekal adalah anugerah Allah dalam Yesus Kristus. Melalui penebusan yang disediakan Allah di dalam Anak-Nya, kita dapat menghampiri-Nya untuk menerima kasih, kemurahan, kasih karunia, dan pertolongan-Nya pada waktunya. Dengan pengorbanan dan kematian Yesus Kristus mengubah dan membebaskan kita dari dosa. Karena Allah telah menetapkan kasih-Nya sejak semula, yaitu untuk membentuk dan memperbaiki hubungan dengan umat-Nya melalui korban Yesus Kristus yang telah menebus dosa kita di atas kayu salib (Roma 3:24-26).

2. Natal Membawa Sukacita Besar
Sepanjang sejarah ke-Kristenan peristiwa kelahiran Tuhan Yesus Kristus adalah sukacita terbesar dan    selalu menjadi momen yang abadi bagi umat manusia. Kelahiran Yesus lebih dari 2000 tahun lalu membawa sukacita bagi para malaikat, para gembala, dan tiga raja dari timur, yang kemudian bergegas menyambut-Nya dengan cara mereka sendiri. Kelahiran Yesus Kristus seharusnya juga menjadi sukacita yang tidak berkesudahan bagi umat Tuhan saat ini. Mengapa demikian? Karena kedatangan-Nya telah memberi hidup kekal yang tidak dapat dijamin oleh keyakinan apa pun. Hidup kekal adalah anugerah Allah dalam Yesus Kristus Tuhan kita (Yohanes 3:36). Hal inilah yang seharusnya menjadi dasar agar setiap orang percaya tetap bersuka. 

Perayaan Natal adalah sukacita abadi yang tak tergantikan oleh apapun. Memperingati hari Natal bersama keluarga atau orang-orang yang kita kasihi memang adalah suatu momen yang sangat baik jika mampu dirasakan secara bersama-sama, namun sekalipun mungkin kita tidak dapat berkumpul bersama keluarga untuk merayakan Natal, maka hal itu tidak membuat sukacita kita berkurang di hadapan Tuhan, kehadiran Kristus secara pribadi dalam hidup kita adalah sukacita yang sejati. Perayaan Natal akan menjadi lebih berarti bagi Iman Kristen apabila setiap orang percaya mampu mengalami Kristus secara pribadi di dalam hidupnya. 

3. Natal Merupakan Persekutuan Dengan Tuhan
Kelahiran Yesus yang kita rayakan saat ini adalah sebuah kabar sukacita di tengah-tengah dunia yang keras dan kejam. Di dalamnya kita merayakan persekutuan dengan Tuhan yang datang kepada kita dan memberi arti bagi hidup kita. Manusia bersekutu dengan Allah dan Dialah sumber hidup kita. Tuhan Yesus menggambarkan hubungan-Nya dengan jemaat seperti pokok anggur dan ranting-rantingnya (Yohanes 15:5). Orang yang bertumbuh di dalam Tuhan adalah orang yang hidup dengan Allah dan hidup dalam terang (1 Yohanes 1:5-7). Bertumbuh di dalam Tuhan juga berarti bahwa seseorang hidup dalam ketaatan terhadap perintah Allah (1 Yohanes 2:3-7), terutama perintah untuk mengasihi, serta hidup di dalam kebenaran Firman. Dalam momen Natal yang sangat dinantikan ini, kita memaknai hari Natal untuk merenungkan kembali pertumbuhan iman kita di dalam Tuhan, agar kelak kita dapat untuk melaksanakan amanat Tuhan Yesus Kristus; sebagai pemberita kebenaran akan karya penebusan dan hidup yang kekal (1 Yohanes 2:22-25).

4. Natal Membuat Kita Bertumbuh di Dalam Tuhan
Kelahiran Yesus ke dalam dunia ini adalah sama seperti sebagaimana kelahiran manusia pada umumnya. Dalam peristiwa kelahiran Yesus di dalam hidup manusia juga merupakan momen awal baginya untuk kemudian tumbuh menjadi seorang kristen yang dewasa. Setiap orang yang ingin bertumbuh di dalam Tuhan harus melekat kepada Tuhan. Ranting-ranting harus tetap tinggal di dalam pokoknya kalau mau hidup, bertumbuh dan berbuah (Yohanes15:1-7). Adanya hubungan itu harus diwujudkan secara nyata dalam perbuatan kasih kepada sesama dan ciptaan Tuhan lainnya.

 Dengan perayaan Natal yang sangat berharga ini, maka kita sebagai umat Tuhan harus dapat saling mengasihi kepada sesama umat Tuhan. Bentuk-bentuk lahiriah dari kasih harus nyata dalam kehidupan sehari-hari, tanpa membuat perbedaan, dalam keluarga, lingkungan kerja, dan bentuk interaksi sosial lainnya. Natal adalah momen untuk perubahan dan peneguhan atas komitmen kita sebagai pengikut Kristus untuk mencintai sesama dalam suka dan senang serta peneguhan panggilan kita sebagai orang-orang yang dipercayakan Tuhan mengelola dan merawat ciptaan-Nya. Ia harus menyadari apa sebenarnya panggilan hidup-Nya sebagai utusan Allah. Orang-orang yang telah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat harus bertumbuh di dalam Tuhan hingga menjadi orang Kristen yang dewasa. 

5. Natal Membawa Hidup Yang Penuh Kelimpahan
Tuhan Yesus dalam kitab Yohanes memberitahukan bahwa kedatangan-Nya ke dunia ini adalah untuk memberi hidup, bahkan hidup yang Ia berikan adalah hidup yang penuh dengan kelimpahan. Ketika kita menyadari bahwa kelahiran Yesus Kristus di dalam hidup kita adalah pemberian anugerah keselamatan dan hidup (hidup yang berkelimpahan). 

Hidup yang berkelimpahan di dalam Tuhan itu ada di dalam kehidupan orang percaya yang sejalan dengan firman Tuhan. “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,”  (Filipi 2:5). Jika hati dan pikiran kita dikuasai oleh Roh Kudus dan sesuai dengan pikiran Kristus, maka  “Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:7). Sebagai orang percaya kita tidak boleh kehilangan makna Natal yang sesungguhnya. Jangan sampai Natal kita hanya berfokus kepada hal-hal yang sifatnya seremonial semata. Jika kondisi tersebut terjadi dalam hidup orang percaya, maka sesungguhnya kita telah terancam kehilangan makna Natal sehingga Natal bisa menjadi momen yang berlalu begitu saja tanpa ada pesan natal bagi iman dan hidup kita secara pribadi. 

Tuhan memang  tidak menghendaki supaya kita mengurangi kebahagiaan di hari Natal, Dia sendiri telah “memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati” (1Timotius 6:17), termasuk merayakan hari Natal dengan bahagia. Akan tetapi Dia juga menghendaki agar makna Natal itu berdampak bagi iman kita, agar kita semakin beriman kepada Kristus sebagai penebus kita, memiliki persekutuan dengan Allah, serta bertumbuh di dalam Tuhan dan  memiliki hidup yang berkelimpahan. Dengan demikian maka perayaan Natal lebih berarti pada tahun ini dan di tahun-tahun mendatang kelak. Selamat merayakan sukacita Natal! (IP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar