Bagi sebagian orang bulan Desember adalah salah satu momen yang
paling dinantikan, karena seluruh umat Kristiani merayakan Natal; hari di mana
seluruh umat Tuhan memperingati kelahiran Yesus Kristus. Ada banyak perayaan
Ibadah Natal di mana-mana, bahkan sebelum bulan Desember pun, di sepanjang
jalan sudah banyak para pedagang yang menjual pernak-pernik Natal yang dijual
di pinggir jalan, dan semuanya itu adalah untuk menyambut hari Natal yang
bahagia itu, bahkan nyanyian Natal telah berkumandang di pusat-pusat
perbelanjaan dan pusat kota pada umumnya.
Namun, pada orang-orang tertentu bulan Desember bisa saja menjadi
masa yang suram. Kemeriahan Natal bisa saja tidak bisa merubah berbagai situasi
yang dihadapi orang-orang tertentu. Sebab ada banyak orang juga yang tidak bisa
merayakan hari Natal tersebut, apalagi untuk berkumpul dengan keluarga. Pada
keluarga tertentu Natal tidak dirasakan menjadi sebuah kebahagiaan bagi mereka
yang masih dalam kemiskinan. Yang lebih menyedihkan lagi apabila ada seseorang
yang pada bulan ini sedang menantikan vonis hukuman atas perbuatannya,
atau karena keadaan-keadaan lainnya yang memprihatinkan.
1. Natal Adalah Bukti Cinta Kasih Tuhan Atas Umat-Nya
Kelahiran Yesus Kristus adalah bukti cinta kasih Tuhan kepada
umat-Nya (Yohanes
3:16). Ayat tersebut mengungkapkan isi hati dan tujuan Allah
bahwa Kasih Allah cukup luas untuk menjangkau semua orang, yaitu “dunia ini.”
Allah “mengaruniakan”
Anak-Nya sebagai korban penghapus dosa di atas kayu salib. Langkah pendamaian
yang mengalir dari hati Allah sendiri yang penuh kasih dan korban Kristus itu
bukanlah suatu tindakan yang terpaksa dilakukan oleh Allah. Tuhan Yesus Kristus
lahir ke dunia untuk melepaskan manusia dari belenggu apapun yang sedang
menjerat hidupnya. Dosa telah di tanggung-Nya demi manusia, agar kita hidup
menjadi orang-orang yang merdeka dan tidak diperhamba oleh dosa. Keselamatan
dan hidup kekal merupakan anugerah Allah. Anugerah yang sangat berharga.
Anugerah tersebut tidak dapat dibeli dengan apapun, juga tidak dapat dicapai
dengan kemampuan manusia. Hidup kekal adalah anugerah Allah dalam Yesus
Kristus. Melalui penebusan yang disediakan Allah di dalam Anak-Nya, kita dapat
menghampiri-Nya untuk menerima kasih, kemurahan, kasih karunia, dan
pertolongan-Nya pada waktunya. Dengan pengorbanan dan kematian Yesus Kristus
mengubah dan membebaskan kita dari dosa. Karena Allah telah menetapkan
kasih-Nya sejak semula, yaitu untuk membentuk dan memperbaiki hubungan dengan
umat-Nya melalui korban Yesus Kristus yang telah menebus dosa kita di atas kayu
salib (Roma
3:24-26).
2. Natal Membawa Sukacita Besar
Sepanjang sejarah ke-Kristenan peristiwa kelahiran Tuhan Yesus
Kristus adalah sukacita terbesar dan selalu menjadi momen
yang abadi bagi umat manusia. Kelahiran Yesus lebih dari 2000 tahun lalu
membawa sukacita bagi para malaikat, para gembala, dan tiga raja dari timur,
yang kemudian bergegas menyambut-Nya dengan cara mereka sendiri. Kelahiran Yesus
Kristus seharusnya juga menjadi sukacita yang tidak berkesudahan bagi umat
Tuhan saat ini. Mengapa demikian? Karena kedatangan-Nya telah memberi hidup
kekal yang tidak dapat dijamin oleh keyakinan apa pun. Hidup kekal adalah
anugerah Allah dalam Yesus Kristus Tuhan kita (Yohanes 3:36).
Hal inilah yang seharusnya menjadi dasar agar setiap orang percaya tetap
bersuka.
Perayaan Natal adalah sukacita abadi yang tak tergantikan oleh apapun.
Memperingati hari Natal bersama keluarga atau orang-orang yang kita kasihi
memang adalah suatu momen yang sangat baik jika mampu dirasakan secara
bersama-sama, namun sekalipun mungkin kita tidak dapat berkumpul bersama
keluarga untuk merayakan Natal, maka hal itu tidak membuat sukacita kita
berkurang di hadapan Tuhan, kehadiran Kristus secara pribadi dalam hidup kita
adalah sukacita yang sejati. Perayaan Natal akan menjadi lebih berarti bagi
Iman Kristen apabila setiap orang percaya mampu mengalami Kristus secara
pribadi di dalam hidupnya.
3. Natal Merupakan Persekutuan Dengan Tuhan
Kelahiran Yesus yang kita rayakan saat ini adalah sebuah kabar
sukacita di tengah-tengah dunia yang keras dan kejam. Di dalamnya kita
merayakan persekutuan dengan Tuhan yang datang kepada kita dan memberi arti
bagi hidup kita. Manusia bersekutu dengan Allah dan Dialah sumber hidup kita.
Tuhan Yesus menggambarkan hubungan-Nya dengan jemaat seperti pokok anggur dan
ranting-rantingnya (Yohanes 15:5). Orang yang bertumbuh di dalam
Tuhan adalah orang yang hidup dengan Allah dan hidup dalam terang (1 Yohanes
1:5-7). Bertumbuh di dalam Tuhan juga berarti bahwa seseorang
hidup dalam ketaatan terhadap perintah Allah (1 Yohanes 2:3-7),
terutama perintah untuk mengasihi, serta hidup di dalam kebenaran Firman. Dalam
momen Natal yang sangat dinantikan ini, kita memaknai hari Natal untuk
merenungkan kembali pertumbuhan iman kita di dalam Tuhan, agar kelak kita dapat
untuk melaksanakan amanat Tuhan Yesus Kristus; sebagai pemberita kebenaran akan
karya penebusan dan hidup yang kekal (1 Yohanes 2:22-25).
4. Natal Membuat Kita Bertumbuh di Dalam Tuhan
Kelahiran Yesus ke dalam dunia ini adalah sama seperti sebagaimana
kelahiran manusia pada umumnya. Dalam peristiwa kelahiran Yesus di dalam hidup
manusia juga merupakan momen awal baginya untuk kemudian tumbuh menjadi seorang
kristen yang dewasa. Setiap orang yang ingin bertumbuh di dalam Tuhan harus
melekat kepada Tuhan. Ranting-ranting harus tetap tinggal di dalam pokoknya
kalau mau hidup, bertumbuh dan berbuah (Yohanes15:1-7). Adanya hubungan itu harus
diwujudkan secara nyata dalam perbuatan kasih kepada sesama dan ciptaan Tuhan
lainnya.
Dengan perayaan Natal yang sangat berharga ini, maka kita sebagai umat
Tuhan harus dapat saling mengasihi kepada sesama umat Tuhan. Bentuk-bentuk
lahiriah dari kasih harus nyata dalam kehidupan sehari-hari, tanpa membuat
perbedaan, dalam keluarga, lingkungan kerja, dan bentuk interaksi sosial
lainnya. Natal adalah momen untuk perubahan dan peneguhan atas komitmen kita
sebagai pengikut Kristus untuk mencintai sesama dalam suka dan senang serta
peneguhan panggilan kita sebagai orang-orang yang dipercayakan Tuhan mengelola
dan merawat ciptaan-Nya. Ia harus menyadari apa sebenarnya panggilan hidup-Nya
sebagai utusan Allah. Orang-orang yang telah menerima Kristus sebagai Tuhan dan
Juruselamat harus bertumbuh di dalam Tuhan hingga menjadi orang Kristen yang
dewasa.
5. Natal Membawa Hidup Yang Penuh Kelimpahan
Tuhan Yesus dalam kitab Yohanes memberitahukan bahwa
kedatangan-Nya ke dunia ini adalah untuk memberi hidup, bahkan hidup yang Ia
berikan adalah hidup yang penuh dengan kelimpahan. Ketika kita menyadari bahwa
kelahiran Yesus Kristus di dalam hidup kita adalah pemberian anugerah
keselamatan dan hidup (hidup yang berkelimpahan).
Hidup yang berkelimpahan di
dalam Tuhan itu ada di dalam kehidupan orang percaya yang sejalan dengan firman
Tuhan. “Hendaklah
kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga
dalam Kristus Yesus,” (Filipi 2:5). Jika hati dan pikiran
kita dikuasai oleh Roh Kudus dan sesuai dengan pikiran Kristus, maka “Damai
sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu
dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:7). Sebagai orang percaya kita
tidak boleh kehilangan makna Natal yang sesungguhnya. Jangan sampai Natal kita
hanya berfokus kepada hal-hal yang sifatnya seremonial semata. Jika kondisi
tersebut terjadi dalam hidup orang percaya, maka sesungguhnya kita telah
terancam kehilangan makna Natal sehingga Natal bisa menjadi momen yang berlalu
begitu saja tanpa ada pesan natal bagi iman dan hidup kita secara pribadi.
Tuhan memang tidak menghendaki supaya kita mengurangi kebahagiaan di hari
Natal, Dia sendiri telah “memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati”
(1Timotius
6:17), termasuk merayakan hari Natal dengan bahagia. Akan
tetapi Dia juga menghendaki agar makna Natal itu berdampak bagi iman kita, agar
kita semakin beriman kepada Kristus sebagai penebus kita, memiliki persekutuan
dengan Allah, serta bertumbuh di dalam Tuhan dan memiliki hidup yang
berkelimpahan. Dengan demikian maka perayaan Natal lebih berarti pada tahun ini
dan di tahun-tahun mendatang kelak. Selamat merayakan sukacita Natal! (IP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar