Selasa, 09 Desember 2014

Kesederhanaan dan damai Natal dari kupang.



Natal diperingati oleh seluruh umat Kristen di seluruh dunia, mulai dari benua Amerika hingga Asia, setiap 25 Desember.

Perayaannya dilakukan dengan berbagai cara oleh orang Kristen di Amerika, Eropa, Asia, Afrika hingga Australia menurut tradisi masing-masing, yang pada intinya memperingati kedatangan Sang Raja Damai, yang dalam kepercayaan kaum Nasrani lahir di Bethlehem.

Di NTT, sepanjang Desember, hingga Januari, Natal dirayakan oleh masyarakat yang mayoritas kristen, dalam ibadah bersama di gereja-gereja dan dihadiri seluruh umat.

Kalau di Jerman ada pohon "ever green" atau oak, di NTT ada pohon cemara, atau disebut pohon kasuwari yang menjadi simbol Natal yang digantungi berbagai pernik indah dan lilin sebagai simbol terang Kristus menjadi bagian perayaan Natal.

Perayaan Natal di NTT dibuka pada tanggal 1, dengan ibadah-ibadah pra-Natal oleh kelompok masyarakat, gereja, organisasi dan lembaga pemerintah dan swasta.

Dalam perayaan tersebut, selalu ada tradisi memasang lilin dan pembagian diakonia natal, bagi orang miskin, anak yatim piatu, janda dan para hamba Tuhan, yakni orang-orang yang mengabdikan hidupnya untuk melayani Tuhan dan sesama manusia.

Pembagian diakonia Natal dilakukan sebagai cara umat Kristen melaksanakan perintah Yesus untuk saling memberi dan berbagi kasih, terutama menjembatani hubungan antara si kaya dan si miskin, karena sama-sama menyembah Tuhan yang sama.

Di seluruh kabupaten dan kota di NTT Natal dirayakan dengan tradisi yang hampir sama, ibadah bersama, baik keluarga, maupun kelompok masyarakat, dengan pohon natal, memasang lilin, dan berbagi diakonia, bagi janda, anak yatim, orang lanjut usia dan orang-orang miskin.

"Natal di sini hingga sekarang ini, mengikuti tradisi dari Jerman dan Belanda, yang masuk lewat penginjilan dan penjajahan selama kurang lebih 350 tahun, dan berkembang seperti ini," .

Sedangkan berdiakonia itu, mengacu pada ajaran Kristus tentang kasih dan saling berbagi, dalam Alkitab terutama di Injil, dimana Yesus selalu mengingatkan orang-orang kaya untuk mau melihat dan memperhatikan sesama yang miskin dan berkekurangan.

Karena itu Natal selalu identik dengan kasih dan damai sejahtera, karena kelahiran Kristus ke dunia untuk mendamaikan Allah dengan manusia, dan menyambung hubungan yang putus karena dosa.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar