Senin, 15 Desember 2014

Renungan Adven : " Ya TUHAN, Datanglah dan Bebaskanlah Kami "



ADVEN berasal dari bahasa Latin: adventus. Arti hurufiahnya: kedatangan. Yaitu kedatangan. Gereja mengartikannya sebagai persiapan atau penantian kedatangan Yesus Kristus, Putra Allah. Menurut kalender ibadah maka sebelum Hari Raya Natal atau perayaan kedatangan Yesus melalui kelahiranNya di Betlehem, maka ada 4 (empat) minggu Adven. Saban minggu Adven itu ditandai dengan penyalaan lilin: satu lilin di minggu adven pertama, dua lilin di minggu adven kedua, dan seterusnya. Menurut tradisi gereja tiga lilin adven itu berwarna ungu, menyimbolkan pertobatan, pengharapan dan penantian. 

Namun lilin adven ketiga justru berwarna merah muda, hendak menyimbolkan sukacita pengharapan yang tidak tertahankan lagi karena kelahiran Tuhan sudah sangat dekat. Tradisi gereja juga mengenal lingkaran Adven, yaitu dedaunan segar (bukan plastik imitasi) dan buah berry merah yang dipasang di bawah lilin atau di dinding, melambangkan kehidupan yang segar abadi (evergreen). Namun jangan harapkan dapat menemukan suasana Adven itu di gereja-gereja kita kalangan protestan, sebab jika kita jujur, kalender ibadah gereja kita telah kacau, dan makna Adven kehilangan maknanya karena perayaan-perayaan natal justru telah berlangsung saat gereja seharusnya masih menanti-nanti atau mempersiapkan hati menyambut kelahiran Juruslamatnya.

 Apakah sebenarnya makna Adven bagi kita ? ...

 Pertama : Persiapan perayaan natal atau hari kelahiran Yesus.
Kelahiran Yesus adalah peristiwa besar yang telah dijanjikan Allah jauh sebelumnya melalui para nabiNya. Dengan merayakan Adven (sampai empat minggu berturut-turut) gereja bukan hanya mengenang tetapi menyatukan dirinya dengan para nabi serta umat Allah di Perjanjian Lama yang menanti-nantikan kedatangan Mesias atau Sang Penebus. Masa Adven itu mengingatkan kita kepada penantian dan persiapan para nabi akan kedatangan Juruslamat yang dijanjikan Allah. Sebab itu dengan melalui minggu-minggu Adven itulah kita dapat menemukan makna Hari Raya Natal yang sesungguhnya. Yaitu hari kelahiran Tuhan yang dijanjikan Allah dan kita nantikan itu.

 Kedua : Penantian akan kedatangan Yesus kembali ke dunia ini. 
Gereja percaya bahwa Yesus yang lahir di Betlehem dahulu kata, mati dan bangkit sekarang duduk di sebelah kanan Allah memerintah. Namun Dia berjanji akan datang kembali. KedatanganNya kembali ke dunia inilah yang sekarang sedang dinanti-nantikan oleh gereja. Sebab itu minggu Adven bagi kita bukan sekadar kenangan ke masa silam atau tepatnya kenangan akan penantian para nabi dan umat Allah di masa Perjanjian Lama, tetapi juga harapan ke masa depan, yaitu penantian gereja kepada Kristus yang akan datang kembali. 

Kapan ? Tidak seorang pun mengetahuinya. Masih lama atau sudah dekat ? Yang jelas semakin hari semakin dekat, namun tetap tidak bisa dipastikan saatnya. Alkitab mengatakan kedatangan Kristus Sang Kudus itu di saat tidak terduga, persis kedatangan “seorang pencuri”. Yang penting: nantikanlah terus kedatanganNya. Dan sambil menanti: tetaplah bekerja dan tunaikan semua tugas dan tanggungjawab. Persis seperti kata bapa gereja Martin Luther: seandainya Kristus datang besok hari, maka aku akan tetap menanam pohon apel hari ini.

 Ketiga : Penantian akan kedatangan Tuhan di dunia ini setiap hari.
Kita beriman sebelum hari kedatanganNya yang agung itu, Tuhan datang dan selalu hadir dalam kehidupan kita. Itulah juga yang hendak kita renungkan dan hayati melalui minggu Adven. Kita juga sedang menanti-nantikan Dia datang dalam keseharian kita, menolong dan membebaskan kita dari berbagai hal dan untuk bermacam hal di realitas ini.

Melalui minggu-minggu Adven ini jugalah kita diingatkan akan penantian-penantian kita dalam kehidupan ini. Ada banyak sekali yang mungkin kita nantikan di kenyataan hidup ini: kehamilan, kelahiran anak, panen, hasil usaha, pengabulan doa, kesembuhan, pertemuan dan lain sebagainya. Melalui minggu Adven kita hendak berdoa agar Allah memberkati dan meneguhkan hati kita menyambut semua penantian kita itu. Kita tidak tahu berapa lama lagi Kristus akan datang ke dunia ini. Namun selama kita hidup di dunia ini kita dipanggil untuk berkarya, mengasihi dan berbuat kebajikan, dan Tuhan mengijinkan kita menanti-nantikan buah dari ketekunan, kesabaran dan kerja keras kita melakukan semua yang baik dan benar itu.

 Panggilan pertobatan
Pertobatan adalah sikap yang paling pas untuk menyambut kedatangan Tuhan, baik di kedatanganNya yang mulia di hari agung nanti maupun dalam keseharian hidup ini. Pertobatan juga merupakan sikap yang paling sesuai untuk merayakan Hari Natal. Baiklah kita sadar bahwa lilin yang kita nyalakan pada minggu Adven bukan sekadar lilin penantian, tetapi juga lilin pertobatan. Bukan pertobatan artifisial dan seremonial namun pertobatan hati yang sungguh-sungguh menerima dan menyambut Dia sebagai Raja, Penguasa dalam hati dan jiwa kita. Sebab itulah gereja purba melarang umat Kristen berpesta-ria pada masa Adven. Mengapa? Agar kita memiliki kesempatan untuk merenung dan bertobat.

Pertobatan bukanlah sekadar penyesalan dengan kata-kata, tetapi suatu tekad untuk memberikan diri diubah dan dibaharui Roh Kudus. Pertobatan bagi kita adalah kerelaan untuk terus-menerus menjadi manusia baru yang kehadiran dan karyanya bermakna, memberi jalan keluar, dan mendorong sukacita dunia ini. Sebab itu masa Adven juga merupakan kesempatan emas bagi kita merenungkan kemanusiaan kita yang sesungguhnya. Sebagaimana Yesus datang untuk melayani dan mengasihi, demikian jugalah kita dipanggil untuk datang melayani dan mengasihi sesama kita. Sebagaimana Kristus sepanjang hidupNya menyerahkan diri bagi keselamatan dunia ini, demikian jugalah kita diajak untuk tidak pernah lelah dan jemu mengabdi untuk membuat dunia ini menjadi lebih sejahtera, adil dan baik.

 Sukacita pengharapan
Pertobatan kita bukanlah pertobatan yang dipaksa, namun pertobatan yang ikhlas. Pertobatan kita juga bukanlah syarat yang diwajibkan Tuhan untuk menerima berkatNya, tetapi jawaban tulus kita kepada Dia yang menerima dan memberkati kita justru tanpa syarat apapun. Sebab itulah pertobatan kita melahirkan sukacita yang sangat dalam. Namun bukan hanya itu. Minggu Adven mengajak kita membaharui kembali pengharapan kita. Yaitu pengharapan kepada Tuhan yang akan datang segera menolong dan membebaskan kita. 

Pengharapan itu melahirkan sukacita sebab kita tahu Tuhan yang menjadi gantungan harapan itu setia. (Roma 12:12). Pengharapan itulah yang meneguhkan hati kita di tengah-tengah realitas kehidupan yang penuh kekerasan, persaingan mematikan, ambisi tidak terkendali, manipulasi dan egoisme. Pada akhirnya pengharapan itu juga yang memberi kita kekuatan untuk tetap hidup sebagai manusia, yang taat kepada Allah dan mengasihi sesama.

 Selamat Adven,

Ya Tuhan datanglah dan bebaskanlah kami!

 YESUS KRISTUS Mengasihi Anda..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar