I. MAKNA PERAYAAN ADVENT DALAM LITURGI
Adven adalah masa menantikan kedatangan Tuhan Yesus yang
ke-dua kali dan sekaligus mempersiapkan Natal (kisah kelahiran
Yesus) atau Epifania (kisah awal pelayanan Yesus). Makna kedua hari raya
tersebut mengandung arti eschatology, di mana gereja-gereja
mengungkapkan kerinduannya akan kedatangan Tuhan pada masa Adven dan kesiapannya
menyambut Natal.
Adven pertama ditetapkan gereja menjadi awal tahun liturgy,
dan pada umumnya pembacaan Alkitab terdiri dari tiga bagian, yaitu: Perjanjian
Lama, Surat Rasuli dan Injil. Leksionari
(daftar bacaan alkitab: Mingguan, bulanan, Tahunan) menyusun rangkaian
penantian pada masa empat Minggu Adven. Adven I hingga 16 Desember menekankan aspek
eskatologis yang mengarahkan pandangan kepada kedatangan Kristus ke dua
kali. Mulai 17 Desember hingga 24 Desember tema bacaan lebih mengarah kepada penantian
kelahiran Yesus. Untuk lebih jelasnya, disini akan kita coba membahas
thema-thema Adven dan sekaligus makna Adven selama empat Minggu:
- Adven I : Adven pertama diisi dengan thema sikap gereja dalam menantikan kedatangan Yesus Kristus yang ke dua kali untuk membebaskan umat manusia. Pembacaan Alkitab dari Perjanjian Lama diambil dari:
- Kitab Yesaya, tentang kerajaan Mesianis pembawa damai yang akan menghimpun umatNya, (Yesaya 2: 1-5 pada tahun A)
- Kemurkaan Allah sebab umat berdosa (Yesaya 64: 1-9 pada tahun B).
- Mesias itu berasal dari garis keturunan Daud untuk melaksanakan keadilanNya (Yer 33: 14-16, tahun C).
Apabila pembacaan Alkitab diambil dari Surat Rasuli diambil dari :
- Roma 13: 11-14 yaitu tentang saatNya telah tiba untuk bangun dari tidur, sebab itu telah dekat (tahun A);
- 1 Kor 1: 3-9, tentang “tidak kekurangan dalam suatu karuniapun sambil menantikan penyataan Tuhan, (tahun B);
- 1 Tesalonika 3: 9-13, tentang semakin dekatnya masa penantian itu dan memelihara hidup kudus, (tahun C).
Dan apabila pembacaan diambil dari kitab Injil, yang dibacakan adalah :
- tentang berjaga-jaga akan kedatangan Tuhan kedua kali: Mat 24: 36-44, (tahun A),
- Markus 13: 24-37 (tahun B = khotbah pada minggu Adven I) dan
- Lukas 21: 25 – 36 (tahun C). Semuanya tentang berjaga-jaga sebab kamu tidak tahu saat hari penghakiman.
- Adven II : Thema utama pada Adven kedua ialah pertobatan menuju langit baru dan bumi baru bagi segala bangsa, seluruh umat manusia, sesuai dengan keadilanNya. Berita itu disampaikan dari Perjanjian Lama :
- Yesaya 11:1-10 (tahun A) yaitu tentang berita keselamatan akan datang dari tunggul Isai, keadaan akan menjadi damai (syalom).
- Berita itu akan dikongkretkan pada tahun B dengan bacaan Yesaya 40: 1-11 = khotbah pada Minggu Adven II) dan
- Maleaki 3: 1-4 pada tahun C tentang berita kedatangan Tuhan yang disampaikan oleh utusanNya yakni tentang kembalinya umat Allah dari pembuangan sebagai wujud penyelamatan.
Apabila dari Surat-surat Rasuli, yang dibacakan adalah :
- Roma 15: 4-12 (tahun A),
- 2 Petrus 3: 8-15a) (tahun B) dan
- Filipi 1:3-11 (tahun C).
Dan apabila pembacaan Alkitab dari surat-surat Injil, maka bahan bacaan
adalah :
- Mateus 3: 1-12 (tahun A),
- Markus 1: 1-8 (tahun B) dan
- Luk 3: 1-6 (tahun C), semua ayat-ayat tersebut berisi tentang ajakan untuk bertobat.
- Adven III : Minggu Adven ke tiga merupakan ajakan untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan. KedatanganNya tidak sejajar dengan kelahiranNya, namun dapat dilihat sebagai kedatanganNya yang kedua kali. Pembacaan dari kitab Perjanjian Lama, yaitu:
- Yesaya 35: 1-10 (tahun A) yaitu tentang berita pembebasan yang disambut dengan sorak sorai.
- Yesaya 61 1-4, 8-11 (tahun B) yakni mempertegas sukaria pada tahun pembebasan dan tahun rahmat.
- Zefanya 3: 14-20 (tahun C), tentang pembebasan kini telah tiba dan tak ada lagi cela atas umat.
Apabila pembacaan dari Kitab Rasuli, maka bacaan adalah
- Yakobus 5:7-10 (tahun A) yaitu tentang sikap umat yang harus menanti dengan sabar.
- 1 Tessalonika 5:16-24 (tahun B) yaitu tentang doa, dan
- Flp 4: 4-7 (tahun C) yaitu tentang damai sejahtera.
Dan Apabila pembacaan dari kitab Injil maka bahan bacaan dari :
- Mateus 11: 2-11, (tahun A) yaitu tentang penyataan Yohanes tentang Yesus sang Pembebas yang dinantikan.
- Yoh 1: 6-8, 19-28 (tahun B = khotbah pada Minggu Adven III) yaitu tentang kesaksian Yohanes Pembabtis akan Yesus yang dinantikan.
- Luk 3: 7-18 (tahun C), yaitu tentang respon umat menyambut Tuhan dengan pekerjaan baik dalam tanggungjawab social dan moral.
- Adven IV : Fokus kebaktian pada Minggu Adven keempat mengarah kepada kelahiran Tuhan di Betlehem. Para Nabi memberitakannya melalui pembacaan dari Perjanjian Lama, yaitu:
- Yesaya 7: 10-16 (tahun A) yaitu tentang seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki.
- 2 Samuel 7: 1-11, 16 (tahun B), yaitu nubuatan tentang kerajaan akan kokok selamanya atas keluarga Daud.
- Mikha 5: 2-5a (tahun C) yaitu tentang pengulangan janji secara lebih terfokus bahwa dari Betlehem akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Isral.
Dan apabila pembacaan dari surat Rasuli maka bahan bacaan adalah :
- Roma 1: 1-7 (tahun A) yaitu anakNya yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud.
- Roma 16: 25-27 (tahun B) yaitu pengungkapan suatu rahasia pemberitaan tentang Yesus Kristus yang didiamkan secara berabad-abad,
- Ibrani 10:5-10 (tahun C) yaitu ucapan Yesus sendiri :Aku datang untuk melakukan kehendakMu.
Pembacaan dari Perjanjian Lama dan surat-surat Rasuli berpuncak pada Injil
yaitu :
- Mateus 1: 18-25 (tahun A) yaitu pemberitahuan tentang Kelahiran Yesus pada Yusuf.
- Lukas 1: 26-38 (tahun B = khotbah pada Minggu Adven IV) dan
- Lukas 1: 39-55 (tahun C).
Demikianlah diaturkan thema-thema minggu Adven dan ayat-ayat bacaan yang
menjadi khotbah setiap 3 tahun berputar menurut liturgy gerejani. Ada tiga hal
makna thema-thema minggu Adven yang selalu dirayakan oleh gereja-gereja, yaitu:
pertama: Mengingat waktu dulu ketika Yesus dilahirkan di Betlehem.
Kedua: Menyambut kedatanganNya pada masa kini dengan sikap yang
berjaga-jaga dan bertobat. Dan ketiga adalah menantikan
kedatanganNya kembali dalam kemuliaan dengan perbuatan-perbuatan baik dalam
tanggung jawab social dan moral.
II. LINGKARAN ADVENT: LAMBANG DAN MAKNANYA
Pada Masa Adven, banyak orang Kristen memasang Lingkaran Adven di gereja.
Selain hiasan-hiasannya yang tampak semarak serta membangkitkan semangat, ada
banyak sekali lambang yang terkandung di dalamnya, yang belum diketahui banyak
orang.
Pertama, karangan tersebut selalu berbentuk lingkaran. Karena lingkaran
tidak mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir, maka lingkaran melambangkan
Tuhan yang abadi, tanpa awal dan akhir.
Lingkaran Adven selalu dibuat dari daun-daun evergreen. Dahan-dahan
evergreen, sama seperti namanya “ever green” – senantiasa hijau, senantiasa
hidup. Evergreen melambangkan Kristus, Yang mati namun hidup kembali untuk
selamanya. Evergreen juga melambangkan keabadian jiwa kita. Kristus datang ke
dunia untuk memberikan kehidupan yang tanpa akhir bagi kita.
Tampak tersembul
di antara daun-daun evergreen yang hijau adalah buah-buah beri merah. Buah-buah
itu serupa tetesan-tetesan darah, lambang darah yang dicurahkan oleh Kristus
demi umat manusia. Buah-buah itu mengingatkan kita bahwa Kristus datang ke
dunia untuk wafat bagi kita dan dengan demikian menebus kita. Oleh karena Darah-Nya
yang tercurah itu, kita beroleh hidup yang kekal.
Empat batang lilin diletakkan sekeliling Lingkaran Adven, tiga lilin
berwarna ungu dan yang lain berwarna merah muda. Lilin-lilin itu melambangkan
keempat minggu dalam Masa Adven, yaitu masa persiapan kita menyambut Natal.
Setiap hari, dalam bacaan Liturgi Perjanjian Lama dikisahkan tentang penantian
bangsa Yahudi akan datangnya Sang Mesias, sementara dalam Perjanjian Baru mulai
diperkenalkan tokoh-tokoh yang berperan dalam Kisah Natal.
Pada awal Masa Adven,
sebatang lilin dinyalakan, kemudian setiap minggu berikutnya lilin lain mulai
dinyalakan. Seiring dengan bertambah terangnya Lingkaran Adven setiap minggu
dengan bertambah banyaknya lilin yang dinyalakan, kita pun diingatkan bahwa
kelahiran Sang Terang Dunia semakin dekat. Semoga jiwa kita juga semakin
menyala dalam kasih kepada Bayi Yesus.
Warna-warni keempat lilin juga memiliki makna tersendiri.
- Lilin ungu sebagai lambang pertobatan. Dinyalakan pada Hari minggu Adven I dan II. Warna ungu mengingatkan kita bahwa Adven adalah masa di mana kita mempersiapkan jiwa kita untuk menerima Kristus pada Hari Natal.
- Lilin merah muda dinyalakan pada Hari Minggu Adven III yang disebut Minggu “Gaudete”. “Gaudete” adalah bahasa Latin yang berarti “sukacita”, melambangkan adanya sukacita di tengah masa pertobatan karena sukacita Natal hampir tiba.
- Warna merah muda dibuat dengan mencampurkan warna ungu dengan putih, dinyalakan pada Hari Minggu Advent ke- IV. Artinya, seolah-olah sukacita yang kita alami pada Hari Natal (yang dilambangkan dengan warna putih) sudah tidak tertahankan lagi dalam masa pertobatan ini (ungu) dan sedikit meledak dalam Masa Adven.
- Pada Hari Natal, keempat lilin tersebut digantikan dengan lilin-lilin putih – masa persiapan kita telah usai dan kita masuk dalam sukacita yang besar.
Lingkaran Adven diletakkan di tempat yang menyolok di gereja. Para keluarga
memasang Lingkaran Adven yang lebih kecil di rumah mereka. Lingkaran Adven
kecil ini mengingatkan mereka akan Lingkaran Adven di Gereja dan dengan
demikian mengingatkan hubungan antara mereka dengan Gereja. Lilin dinyalakan
pada saat makan bersama. Berdoa bersama sekeliling meja makan mengingatkan
mereka akan meja perjamuan Tuhan di mana mereka berkumpul bersama setiap minggu
untuk merayakan perjamuan Ekaristi – santapan dari Tuhan bagi jiwa kita.
Jadi Lingkaran Adven hendak mengingatkan kita akan perlunya persiapan jiwa
sehingga kita dapat sepenuhnya ambil bagian dalam sukacita besar Kelahiran
Kristus, Putera Allah, yang telah memberikan Diri-Nya bagi kita agar kita
beroleh hidup yang kekal.
sumber : “The Symbolism of the Advent Wreath” by
Father Peffley; Father Peffley’s
Tidak ada komentar:
Posting Komentar