Kamis, 11 Desember 2014

Makna kolekte


Apa saja yang dikumpulkan untuk dipersembahkan dan apa maknanya? Dalam praktek Gereja abad III, selain roti dan anggur untuk Ekaristi, dipersembahkan juga minyak, lilin, gandum, buah anggur dan barang bernilai lainnya. Pada abad pertengahan muncul kebiasaan mengumpulkan derma dalam bentuk uang sebagai bagian dari persiapan persembahan.

Pengumpulan uang derma dapat dilakukan sebagai awal persiapan persembahan. Inilah yang disebut kolekte.
Selain asal usul kata kolekte, juga konteks liturgis persiapan persembahan ini turut memberi makna pada kegiatan kolekte itu.

Kata kolekte berasal dari collecta (bahasa Latin) yang berarti sumbangan untuk makan bersama, pengumpulan, rapat atau sidang. Istilah yang sama ini (collecta) dalam tradisi liturgi dipakai untuk persekutuan beriman yang terbentuk sebagai satu kelompok doa di suatu tempat (gereja). 

Di Roma pada abad-abad pertama biasanya umat berkumpul di salah satu gereja “statio”. Di sana mereka berdoa bersama lalu berarak bersama-sama menuju tempat perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Paus di sebuah gereja lain sambil berdoa dan bernyanyi. 

Selanjutnya istilah collecta dipakai juga sebagai nama untuk Doa Pembuka dalam perayaan Ekaristi, karena doa itu yang diucapkan secara lantang oleh imam pemimpin sebenarnya mengumpulkan dalam rumusan yang singkat-padat semua intensi atau maksud hati dari umat beriman yang hadir (yang berdoa dalam hati dalam keheningan sesudah ajakan imam: “Marilah berdoa”).

Maka collecta dalam arti pengumpulan uang (kolekte) sebagai bagian dari persiapan persembahan mempunyai hubungan erat sekali dengan persatuan-persaudaraan dan dengan doa.

Kolekte tidak hanya sekedar memberikan sesuatu dari diri sendiri kepada orang lain, tetapi kolekte itu mempererat persatuan-persaudaraan antara kita dengan orang lain yang menerima sesuatu dari diri kita. Kolekte adalah bagian dari doa yang mempersatukan kita sebagai saudara saudari dalam Tuhan. Kita bisa berdoa dengan kata-kata, dengan nyanyian, dengan sikap-gerak, tetapi juga dengan pemberian (kolekte). 

Aspek penting dari doa yang seharusnya mewarnai juga pemberian (kolekte) adalah syukur-pujian atas anugerah yang telah diterima dan atas kesempatan untuk berbuat baik dengan meneruskan anugerah itu kepada orang lain yang membutuhkannya meskipun orang-orang itu tidak kita kenal. 

Inilah makna liturgis penting dari kolekte: bersama-sama mengumpulkan sesuatu untuk kepentingan banyak orang lain. Maka semakin kita rela memberi (kolekte) semakin kita tahu bersyukur (dalam Doa Syukur Agung), semakin kita bersatu padu dengan saudara-saudari yang lain dan dengan Tuhan sendiri sebagai sumber anugerah (dalam komuni).

Menurut tradisi liturgi memang pernah ada semacam syarat untuk boleh menerima komuni (menyambut Tubuh dan Darah Yesus Kristus), yaitu selain berada dalam keadaan pantas-layak karena penuh rahmat dan tidak berdosa berat, juga kalau penerima komuni itu telah membawa dan memberi sesuatu sebagai bagian dari kolekte pada saat persiapan persembahan.

Ada hubungan yang erat antara kolekte dan komuni dalam perayaan Ekaristi. Dalam hal ini kolekte tidak “membeli komuni”. Kalau kita memberi dengan penuh rasa syukur, dengan sendirinya kita mengalami persaudaraan-persatuan sejati bersama sesama dan Tuhan yang dirayakan secara sakramental dalam komuni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar