Selasa, 13 Januari 2015

Gereja Blendug: Gereja Tertua di Jawa Tengah yang Menawan
Inilah gereja Kristen tertua di Jawa Tengah, dibangun tahun 1753 oleh komunitas orang Belanda di Semarang. Nama asli gereja ini adalah Gereja GPIB Immanuel. Lokasinya di Letjen Suprapto No. 32, Kota Lama, dahulu bernama Jalan Gereja atau Kerk Straat. Di sekitarnya juga terdapat sejumlah bangunan lain dari masa kolonial Belanda.

Asal kata blendug sendiri dari bahasa Jawa yang berarti kubah. Nama blenduk adalah julukan dari masyarakat setempat yang berarti kubah. Kubah tersebut dilapisi perunggu yang dibentuk oleh usuk kayu jati.  Di bawah kubah terdapat lubang cahaya yang menyinari ruang dalamnya. Pada sisi bangunan, Timur, Selatan dan Barat terdapat portico bergaya Dorik Romawi yang beratap pelana.

Gereja berusia hampir 3 abad ini sudah direnovasi beberapa kali. Awalnya tahun 1753, berbentuk rumah panggung Jawa dan atap arsitektur Jawa. Berikutnya tahun 1787 rumah panggung ini dirombak total.

Gereja Blendug telah menjadi ikon kota Semarang dan diburu fotografer dari berbagai daerah. Itu karena bangunan gereja ini unik yaitu atapnya melengkung berwarna merah kontraks dengan dindingnya yang bercat putih. Gereja Blendug berbentuk heksagonal atau persegi delapan. Ada empat pilar terpancang kokoh dengan menara kembar di bagian depan.

Gereja ini dibangun tahun 1753 oleh arsitek Belanda yang telah bermukim di Semarang saat itu yaitu W. Westmaas dan H.P.A. de Wilde. Gereja ini direnovasi kembali tahun 1894 dengan menambahkan kedua menara kembar. Temukan keterangan pembuat gereja ini pada kolom di belakang mimbar. Gereja ini direnovasi beberapa kali tahun 1756, 1787 dan 1794. Perombakan tahun 1894 membuat bentuk bangunannya seperti sekarang ini terlihat. Pondasi gereja ini menggunakan batu dan sistem strukturnya dari bata. Sementara dindingnya dari bata.

Pintu masuk gerejanya berupa pintu ganda dari panel kayu dengan ambang atas pintu melengkung seperti juga ambang atas jendelanya yang membusur. Ada dua tipe jendela di gereja ini yaitu, pertama, jendela ganda berdaun krepyak, dan kedua berupa jendela kaca warna-warni dengan bingkai.

Di bagian dalam terdapat ornamen yang masih dijaga keasliannya. Terutama adalah ubin lantai yang bewarna-warni, organ piano antik karya P Farwangler dan Hummer, bangku-bangku yang terbuat dari kayu jati, serta mimbar untuk khotbah. Di dalam gereja ini juga Anda dapat melihat daftar nama pendeta yang pernah menjadi kepala pendeta Gereja Blendug dari awal berdirinya hingga saat ini.

Gereja Blendug mampu menampung 400 jemaah, dimana aktivitasnya adalah untuk kebaktian dan acara pemberkatan pasangan pengantin. Gereja Blenduk membuka pintu bagi Anda yang ingin berkunjung melihat kemegahan arsitektur peninggalan kolonial Hindia Belanda ini, termasuk juga wisatawan non-Kristiani.

Transportasi
Lokasi Gereja Blenduk berada di kawasan Kota Lama Semarang, tepatnya di Jalan Letjen Suprapto No. 32. Dengan kendaraan umum cukup mudah menemukannya karena dilalui salah satu angkutan kota nomor 10 Jurusan Banyumanik-Johar. Angkot tersebut dari Terminal Banyumanik di kota atas atau sepanjang pusat kota yang melalui: Tembalang-Ngesrep-Jatingaleh-Kaliwiru-Java Mall-Bangkong-Mataram.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar