Mendengar kata
formalin, mungkin tidak asing lagi bagi sebagian orang, namun tidak dapat
dipungkiri kata formalin ini masih juga belum begitu akrab di telinga
masyarakat kita terutama di kalangan masyarakat lapisan menengah ke bawah,
apalagi bagi mereka yang keseharian waktunya dihabiskan hanya untuk
mencari sesuap nasi. Tidak terbesit dalam pikiran mereka
untukmencari informasi, membaca dan mengembangkan diri, yang terpenting
hanyalah bagaimana mendapatkan sejumlah uang untuk menghidupi kehidupan mereka.
Masyarakat yang sudah mendengar atau belum mendengar kata formalin pada
dasarnya tidak jauh berbeda jikalau belum mengetahui bahaya
penggunaan formalin dalam pengawetan makanan dan bagaimana membedakan bahan
makanan yang menggunakan pengawet formalin? Apa pengaruhnya bagi tubuh manusia
jika mengkonsumsi makanan yang mengandung formalin? Dan apakah ada sanksi hukum
bagi yang menggunakannya? Dalam tulisan ini, penulis hanya ingin
membatasi ruang lingkup memilih bahan makanan yang bebas formalin hanya khusus
pada bahan makanan berupa ikan sesuai dengan Judul yang penulis kemukakan di
atas.
Pengertian Formalin
Formalin adalah Formalin adalah nama dagang larutan formaldehida dalam
air dengan kadar 36-40%. Bahan ini biasanya digunakan sebagai antiseptik,
germisida, dan pengawet. Formalin mempunyai banyak nama kimia diantaranya
adalah Formol, Methylene aldehyde, Paraforin, Morbicid, Oxomethane,
Polyoxymethylene glycols, Methanal, Formoform, Superlysoform, Formic aldehide,
Formalith, Tetraoxymethylene, Methyl oxide, Karsan, Trioxane, Oxymethylene dan
Methylene glycol.
Formaldehid yang terkandung dalam formalin bersifat racun, hal ini
disebabkan adanya gugus CO atau aldehid. Gugus ini bereaksi dengan amina yang
terdapat pada protein dan menghasilkan metenamin atau heksametilentetramin
Sifat Formalin
Formaldehida mudah larut dalam air sampai kadar 55%, sangat efektif dalam
suasana alkalis, serta bersifat sebagai zat pereduksi yang kuat, mudah menguap
karena titik didihmya yang rendah yaitu -210C. Secara alami
formaldehida juga dapat ditemui dalam asap pada proses pengasapan makanan, yang
bercampur dengan fenol, keton, dan resin.
Bila menguap di udara, berupa gas yang tidak berwarna, dengan bau yang
tajam menyesakkan, sehingga merangsang hidung, tenggorokan dan mata. Udara yang
mengandung formaldehida kadar 5 mg/l atau lebih dapat membahayakn kesehatan
manusia.
Kegunaan Formalin
Formalin dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan untuk membasmi
sebagian besar bakteri, sehingga sering digunakan sebagai disinfektan. Sebagai
disinfektan, formalin dimanfaatkan sebagaipembersih lantai, kapal, gudang, dan
pakaian (Anonim, 2006).Dalam bidang medis, formaldehida digunakan untuk
mengeringkan kulit, misalnya mengangkat kutil. Larutan dalam formaldehida
sering dipakai dalam membalsem untuk mematikan bakteri serta untuk mengawetkan
bangkai
Dalam industri, formaldehida kebanyakan dipakai dalam produksi polimer dan
rupa-rupa bahan kimia. Jika digabungkan dengan fenol, urea, atau melamin,
formaldehida akan menghasilkan resin termoset yang keras. Resin ini dipakai
untuk lem permanen, misalnya dipakai untuk kayu lapis/ tripleks atau karpet.
Juga dalam bentuk busanya sebagai insulasi. Produksi resin formaldehida
menghabiskan lebih dari setengahnya dari produksi formaldehida.
Selain itu, ada beberapa kegunaan lainnya dari formalin, diantaranya :
1.
Pengawet mayat
2.
Pembasmi lalat dan serangga
pengganngu lainnya
3.
Bahan pembuatan sutra sintetis, zat
pewarna, cermin, kaca.
4.
Pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam
dunia fotografi.
5.
Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
6.
Bahan untuk pembuatan produk parfum.
7.
Bahan pengawet produk kosmetik dan
pengeras kuku.
8.
Pencegah korosi untuk sumur minyak.
Dalam konsentrasi yang sangat kecil (kurang dari 1%), formalin digunakan
sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih barang rumah
tang, cairan pencuci piring , pelembut kulit, perawat sepatu, shampoo, mobil,
lilin, dan pembersih karpet.
Dampak Formalin Bagi Kesehatan
a. Bahaya jangka pendek
·
Bila terhirup, maka dampak pada kesehatan,
yaitu iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernapasan, rasa
terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batuk-batuk.
·
Bila terkena kulit, maka dampak pada
kesehatan, yaitu menimbulkan perubahan warna kulit, yakni menjadi memerah,
mengeras, mati rasa, dan ada rasa terbakar
·
Bila terkena mata, maka dampak pada
kesehatan, yaitu menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah, rasa sakit,
gatal-gatal, penglihatan kabur, mengeluarkan air mata. Bila bahan
berkonsentrasi tinggi, maka formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata
yang hebat dan terjadi kerusakan pada lensa mata.
·
Bila tertelan, maka dampak pada kesehatan,
yaitu mulut, kerongkongan, dan perut akan terasa terbakar, sakit menelan, mual,
muntah, dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat,
sakit kepala, hipotensi, kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu, dapat
juga terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan
syaraf pusat dan ginjal
b. Bahaya jangka panjang
·
Bila terhirup, maka dampak
kesehatan, yaitu menimbulkan sakit kepala, gangguan pernapasan, radang selaput
lendir, luka pada ginjal, dan sensitasi pada paru-paru efek neuropsikologis meliputi
gangguan tidur, cepat marah, keseimbangan terganggu, kehilangan kosentrasi dan
daya ingat berkurang, gangguan kemandulan pada perempuan. Selain itu, kanker
pada hidung, rongga hidung, tenggorokan, paru-paru dan otak.
·
Bila terkena kulit, maka dampak kesehatan,
yaitu kulit terasa panas, mati rasa serta gatal-gatal, memerah, kerusakan pada
jaringan, pengerasan kulit, dan terjadi radang kulit yang menimbulkan gelembung
·
Bila terkena mata, maka dampak kesehatan,
yaitu terjadinya radang selaput mata
·
Bila tertelan, maka dampak kesehatan,
yaitu menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan, muntah-muntah dan kepala
pusing, rasa terbakar pada kerongkongan, penurunan suhu badan, serta rasa gatal
pada dada. Selain itu, bila makanan yang mengandung formalin yang masih
terdapat formaldehid bebas tertelan, maka dapat merusak informasi genetik,
sehingga dapat menimbulkan penyakit genetik yang baru, cacat gen, selain itu
juga dapat mematikan sisi aktif protein, maka molekul-molekul tersebut akan
kehilangan fungsi dalam metabolisme, akibatnya kegiatan sel akan berhenti
Undang-Undang yang Terkait dengan Kasus Penyalahgunaan Formalin
Undang-undang yang berkaitan dalam penyalahgunaan formalin pada kasus ini,
yaitu :
·
Undang-Undang No. 7 Tahun 1996
mengenai pangan termasuk penggunaan bahan yang dilarang dipakai sebagai bahan
tambahan pangan, dan pelakunya akan dihukum dengan hukuman penjara lima tahun
atau denda 600 juta rupiah
·
Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 mengenai
perlindungan konsumen, dimana konsumen berhak mendapatkan dan bisa mengadakan
keberatan atas produk yang dibelinya, kerugian yang diterima konsumen dapat
diganti dengan hukuman penjara bagi pelaku selama 2 tahun penjara atau 5 milyar
rupiah.
·
UU RI No. 9 Tahun 1960 mengenai
pokok-pokok kesehatan, pada pasal 11 ayat 2 dijelaskan bahwa pemerintah
menguasai, mengatur, dan mengawasi persediaan, pembuatan, penyimpanan,
peredaran, dan pemakaian obat (Termasuk obat bius dan minuman keras, bahan
obat, dan alat kesehatan lainnya.
·
Peraturan Menteri Kesehatan No.
1168/ Menkes/ PER/ X/ 1999, mengenai pelarangan digunakannya formalin dan
metahnyl yellow sebagai bahan tambahan pangan (BTP) dalam makanan.
Bagaimana Ciri ikan mengandung formalin ?
Untuk
mengetahui ikan segar atau ikan asin dengan kondisi ikan yang higienis lebih
akurat apabila dilakukan observasi di laboratorium, namun ketika kita akan
memilih atau membelinya di pasar hal tersebut tentunya tidak dapat kita
lakukan. Ada beberapa kiat untuk memilih ikan segar atau ikan asin yang
higienis, antara lain :
Ciri-ciri
ikan yang mengandung formalin :
1.
Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu
kamar (25 derajat Celsius)
2.
Warna insang merah tua dan tidak
cemerlang, bukan merah segar
3.
Warna daging ikan putih bersih
4.
Bau menyengat, bau formalin, dan kulit
terlihat cerah mengkilat
5.
Daging kenyal
6.
Lebih awet dan tidak mudah busuk walau
tanpa pengawet seperti es
7.
Ikan Berformalin Dijauhi Lalat
8.
Tidak terasa bau amis ikan
·
Ciri ikan segar tanpa formalin :
1.
Bila dalam 1 hari pun tanpa pengawetan
misalnya dengan es maka ikan akan rusak dan tidak layak konsumsi lagi.
2.
warna insang merah dan cemerlang dan
terlihat segar
3.
Bau ikan khas dan segar
4.
lebih mudah busuk bila tanpa diawetkan
terus dengan es
5.
Ikan dapat dihinggapi lalat
·
Ciri-ciri Ikan asin berformalin :
1.
Tidak rusak sampai lebih dari sebulan pada
suhu kamar(25°C)
2.
Warna bersih dan cerah
3.
Tidak berbau khas ikan asin dan tidak
mudah hancur
4.
Tidak dihinggapi oleh lalat bila
diletakkan di tempat terbuka
·
Ciri-ciri ikan asin tanpa formalin :
1.
Warna ikan asin ada yg kecokelatan
2.
Aroma masih khas ikan asin
3.
Dagingnya rentan / mudah hancur
4.
Dapat dihinggapi lalat
sumber : www.dkp.acehprov.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar