Dalam kehidupan gereja-gereja Protestan dikenal adanya
banyak denominasi (aliran) seperti Calvinis, Lutheran, Mennonite, Anabaptis.
Tahukah Anda sejarah dan ajaran masing-masing denominasi ?, salah satu gereja
yang mewarisi tradisi Calvinis. Bagaimanakah sejarahnya dan apa isi ajarannya ? , Bagaimana tradisi Calvinis bisa berkembang ke Indonesia ? Silakan menyimak
dialog berikut ini.
Tanya : Gereja kita (GMIT) sering
disebut sebagai gereja Calvinis. Apakah artinya ?.
Jawab: Gereja-gereja Calvinis
adalah gereja-gereja yang mewarisi ajaran-ajaran Johannes Calvin, seorang
reformator dari Swiss (1509-1564). Aliran atau denominasi Calvinis lebih sering
disebut Reformed atau pun Presbyterian.
Tanya: Kalau begitu bisakah
dijelaskan siapa sebenarnya Johannes Calvin dan bagaimana kiprahnya dalam
sejarah gereja ?.
Jawab: Johannes Calvin yang
nama sebenarnya Jean Cauvin adalah salah seorang tokoh reformasi gereja.
Dia lahir di Noyon, Perancis Utara tanggal 10 Juli 1509 dari pasangan suami
istri Gerard Cauvin dan Jeanne Lefrane. Keluarganya menghendaki ia menjadi imam
(di gereja Katolik Roma), oleh karena itu pada usia 14 tahun ia di sekolahkan
di Paris.
Calvin juga belajar retorika, bahasa latin, Filsafat dan
teologi di College de La Marche. Setelah Calvin menyelesaikan
pendidikannya, tiba-tiba ayahnya berubah pikiran. Ayahnya tidak lagi
menginginkan Calvin menjadi imam, melainkan menjadi ahli hukum. Maka kemudian
ia belajar ilmu hukum di Orleans 1528-1529 dan di Bouerges 1529-1531.
Ilmu
pengetahuan tentang hukum yang diperolehnya sangat mempengaruhi pemikiran dan
karya-karyanya serta usaha pembaruan, baik dalam penyusunan tata gereja maupun
perumusan wawasan teologi.
Oleh karena itu ia sangat menekankan ketertiban dan
keteraturan dalam gereja.
Ada dugaan bahwa Calvin telah membaca tulisan
Luther dan para reformator lainnya dan tulisan-tulisan itu sangat mempengaruhi
kehidupannya. Karyanya yang terbaik dan terkenal adalah Religionis
Christianae Institutio (Pengajaran Agama Kristen), dan biasanya dikenal
dengan Institutio. Institutio berisi uraian tentang pokok-pokok iman
Kristen yang sekaligus mencerminkan kekhasan Calvin. Kemudian buku ini menjadi
pegangan pengajaran di lingkungan gereja-gereja Calvinis. Dua orang pengikut
Calvin dari Jerman selatan ( Zacharias Ursinus dan Caspar Olevianus )
menyusun bahan katekisasi yang terkenal yaitu Katekismus Heidelberg
berdasarkan Institutio itu pada tahun 1541.
Tanya: Apakah isi ajaran
Calvin ? .
Jawab: Ajaran Calvin yang
dituangkan dalam buku Institutio, antara lain tentang :
- Sola Scriptura, Sola Fide, Sola Gratia
Calvin percaya bahwa Alkitab adalah satu-satunya
sumber ajaran gereja yang benar (Sola Scriptura). Oleh karena itu Calvin
menolak pemahaman dan penghargaan atas tradisi sebagai sumber keyakinan dan
ajaran yang setara dengan Alkitab. KRISTUS yang adalah pusat Alkitab adalah
kunci untuk memahami Alkitab, baik Perjanjian Lama yang mengandung banyak janji
tentang KRISTUS maupun Perjanjian Baru yang berisi penggenapan jani-janji
itu. Keselamatan diperoleh hanya karena kasih karunia (Sola Gratia)
melalui iman ( Sola Fide)
- Hakekat Gereja
Gereja adalah persekutuan orang-orang yang telah
diselamatkan karena kasih karunia ALLAH di dalam YESUS KRISTUS, yang telah
dibenarkan, walaupun tetap merupakan manusia berdosa. Semuanya itu disambut dan
diterima manusia melalui iman.
- Sakramen
Calvin mengakui hanya ada dua sakramen yaitu baptisan
kudus dan perjamuan kudus. Gereja yang sejati adalah gereja yang setia
memberitakan Firman atau Injil yang murni dan melayankan sakramen yang murni.
- Tata Gereja dan jabatan
Menurut Calvin, di dalam gereja ada empat jabatan
yaitu gembala atau pendeta (pastor), pengajar (doctor), penatua (presbyter)
dan syamas (diacon). Pendeta bersama para penatua merupakan konsistori
yaitu majelis gereja yang memimpin jemaat dan yang menjalankan disiplin gereja.
Pendeta, memiliki tugas ;
a. Memberitakan Firman dan melayankan sakramen
b. Bersama para penatua mengawasi kehidupan jemaat
c. Menegur warga gereja yang menyimpang dari ajaran
dan peraturan gereja
Pengajar adalah semua orang yang
terlibat dalam tugas pengajaran, yaitu guru (agama) di sekolah, guru
katekisasi, para dosen teologi. Tugas pengajar adalah mengajarkan hal-hal yang
berhubungan dengan iman Kristen.
Penatua (bersama-sama pendeta)
bertugas mengawasi kehidupan gereja. Kewajiban utama penatua adalah melayankan
Firman. Dalam pemerintahan gereja, Calvin memberi tempat dan wewenang terbesar
kepada pendeta daripada kepada penatua.
Diaken (syamas) bertugas mengurus orang
sakit, miskin dan menderita. Pada saat itu syamas tidak termasuk anggota sidang
majelis. Ada dua jenis syamas :
a. Syamas yang memegang keuangan gereja.
b. Syamas yang ditugasi merawat orang-orang sakit dan
orang-orang miskin misalnya di rumah sakit dan penampungan orang-orang lanjut
usia.
Diaken (syamas) tidak hanya membagikan uang kepada
orang-orang miskin tetapi juga memelihara beberapa lembaga yang melayankan
kasih.
Tradisi Calvinis menekankan perlunya pejabat atau
jabatan gerejawi. Salah satu warisan tradisi Calvinis adalah sistem
pemerintahan presbiterial yang terdiri dari presbiterial sinodal. Kata Presbiterial
menunjukkan adanya otonomi gereja setempat yang dipimpin oleh Majelis Jemaat.
Majelis Jemaat menjadi pimpinan yang mengatur dan mengambil keputusan atas
pelbagai hal kehidupan jemaat lokal.
Kata Sinodal menjelaskan bahwa
gereja-gereja yang telah menggabungkan diri pada sinode harus tunduk pada
Sinode perihal yang umum dan yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh gereja
setempat. Secara ringkas, dalam sistem pemerintahan presbiterial-sinodal, semua
keputusan jemaat diambil pada tingkat majelis (presbyterium), sedangkan
perkara-perkara yang menyangkut kepentingan seluruh gereja diputuskan pada
tingkat sinode yang diikuti oleh wakil-wakil presbyterium dari setiap jemaat.
- Disiplin (siasat Gereja)
Yang dimaksud disiplin (siasat gereja) adalah suatu
tindakan gereja untuk menegakkan ketertiban dan pengawasan ajaran gereja serta
perilaku warga gereja. Majelis diberi kepercayaan penuh untuk menegakkan
disiplin sehingga keputusan tidak diambil oleh satu orang melainkan oleh
majelis sebagai satu kesatuan. Jika pendeta menerima pengakuan dosa seseorang,
hal itu dipandang sebagai tindakan penggembalaan. Apabila pengakuan dosa
seseorang sangat serius, pendeta harus membicarakannya dengan seluruh anggota
majelis. Calvin menetapkan tiga jenis atau tingkatan tindakan disiplin
sesuai dengan jenis dan tingkat dosa atau kesalahan :
a. Teguran oleh majelis
jemaat
b. Larangan mengikuti
perjamuan kudus
c. Pengucilan dari
jemaat, yang dilakukan atau diumumkan di depan jemaat pada kebaktian umum.
- Ibadah dan Tata Ibadah
Gereja mengungkapkan imannya melalui ibadah, Ada
hubungan yang erat antara keyakinan atau ajaran dengan ibadah. Oleh karena itu
ibadah dan tata ibadah merupakan satu kesatuan, dengan pokok-pokok ajaran
mendasar. Calvin memberikan perhatian yang seimbang terhadap penataan ibadah,
tata gereja dan jabatan gerejawi.
Dalam gereja-gereja Calvinis, ibadah gereja berpusat
pada pemberitaan Firman atau khotbah dan perjamuan kudus (tidak berpusat
pada sakramen seperti dalam gereja Katolik Roma)
- Hubungan Gereja dan Negara
Gereja terpisah dari negara. Masing-masing memiliki
otoritasnya. Gereja bisa berbicara dalam segala bidang kehidupan, termasuk
politik dan pemerintahan, namun negara tidak boleh berbicara tentang hal-hal
yang berkaitan dengan urusan keagamaan.
Tanya : Di Indonesia, gereja mana
saja yang mewarisi tradisi Calvinis ? .
Jawab : Ajaran Calvinis diwarisi
antara lain GKI, GKJ, GKJW, GPIB, GKP, GKE, GPM, GMIT, GMIM, GKP, dll.
Gereja-gereja Calvinis di dunia ini tergabung dalam organisasi
gereja-gereja Calvinis sedunia, yang biasa disebut dengan World Alliance
of Reformed Churches ( WARC ).
Tanya : Apakah gereja-gereja
Calvinis itu melakukan ajaran Calvin secara murni ? .
Jawab : Tidak semua. GKI misalnya
tidak murni melakukan ajaran Calvin walaupun berasal dari tradisi Calvinis,
sekalipun demikian ada pengaruh ajaran Calvin yang mewarnai GKI.
Tanya : Bagaimanakah ajaran Calvin
hingga bisa meluas ke Indonesia ? .
Jawab : Jemaat-jemaat
Protestan pengikut Calvin pertama terbentuk di Swiss dan Perancis. Pada tahun
1559 telah berlangsung sidang sinode pertama Gereja Reformed Perancis. Di situ
diterima pengakuan iman dan tata gereja yang dirancang Calvin sehingga gereja
Protestan di Perancis benar-benar bercorak Calvinis.
Pada tahun-tahun
berikutnya, jemaat-jemaat Reformed Perancis ini mengalami hambatan.
Perkembangan yang sangat pesat justru berlangsung di Belanda. Dari
Belanda inilah Calvinisme dibawa ke Indonesia, baik oleh para pendeta Gerevormerde
Kerk pada jaman VOC maupun oleh para zendeling dari berbagai badan
zendeling.
Rujukan :
1. Aritonang, J.S,
Berbagai Aliran Di dalam dan di sekitar Gereja, Jakarta, BPK Gunung
Mulia, 1995
2. Mengenal Pluralitas
Kekristenan, Jogja, LPPS, 1998.
3. Calvin, J, Institutio
( terjemahan dan ringkasan Indonesia), Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1980
4. de Jonge, Chr, Gereja
Mencari Jawab, Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1993.
5. de Jonge, Chr, Apa
itu Calvinisme, Jakarta, BPK Gunung Mulia,
6. Katekismus Heidelberg
( terjemahan Indonesia), Jakarta, BPK Gunung Mulia 1991.
Sumber :
Ambil dan Bacalah Edisi 20, bulan Nopember Tahun 2008,
Departemen Pengajaran GKI Residen Sudirman – Surabaya
Terimakasih ulasannya .
BalasHapus