Minggu, 04 Januari 2015

MENGENAL AJARAN CALVINIS



Dalam kehidupan gereja-gereja Protestan dikenal adanya banyak denominasi (aliran) seperti Calvinis, Lutheran, Mennonite, Anabaptis. Tahukah Anda sejarah dan ajaran masing-masing denominasi ?, salah satu gereja yang mewarisi tradisi Calvinis. Bagaimanakah sejarahnya dan apa isi ajarannya ? , Bagaimana tradisi Calvinis bisa berkembang ke Indonesia ? Silakan menyimak dialog berikut ini. 

Tanya : Gereja kita (GMIT) sering disebut sebagai gereja Calvinis. Apakah artinya ?.

Jawab: Gereja-gereja Calvinis adalah gereja-gereja yang mewarisi ajaran-ajaran Johannes Calvin, seorang reformator dari Swiss (1509-1564). Aliran atau denominasi Calvinis lebih sering disebut Reformed atau pun Presbyterian.

Tanya: Kalau begitu bisakah dijelaskan siapa sebenarnya Johannes Calvin dan bagaimana kiprahnya dalam sejarah gereja ?.

Jawab:  Johannes Calvin yang nama sebenarnya  Jean Cauvin adalah salah seorang tokoh reformasi gereja. Dia lahir di Noyon, Perancis Utara tanggal 10 Juli 1509 dari pasangan suami istri Gerard Cauvin dan Jeanne Lefrane. Keluarganya menghendaki ia menjadi imam (di gereja Katolik Roma), oleh karena itu pada usia 14 tahun ia di sekolahkan di Paris. 

Calvin juga  belajar retorika, bahasa latin, Filsafat dan teologi  di College de La Marche. Setelah Calvin menyelesaikan pendidikannya, tiba-tiba ayahnya berubah pikiran. Ayahnya tidak lagi menginginkan Calvin menjadi imam, melainkan menjadi ahli hukum. Maka kemudian ia belajar ilmu hukum di Orleans 1528-1529 dan di Bouerges 1529-1531. 
Ilmu pengetahuan tentang hukum yang diperolehnya sangat mempengaruhi pemikiran dan karya-karyanya serta usaha pembaruan, baik dalam penyusunan tata gereja maupun perumusan wawasan teologi. 

Oleh karena itu ia sangat menekankan ketertiban dan keteraturan dalam gereja.  
Ada dugaan bahwa Calvin telah membaca tulisan Luther dan para reformator lainnya dan tulisan-tulisan itu sangat mempengaruhi kehidupannya. Karyanya yang terbaik dan terkenal adalah Religionis Christianae Institutio (Pengajaran Agama Kristen), dan biasanya dikenal dengan Institutio. Institutio berisi uraian tentang pokok-pokok iman Kristen yang sekaligus mencerminkan kekhasan Calvin. Kemudian buku ini menjadi pegangan pengajaran di lingkungan gereja-gereja Calvinis. Dua orang pengikut Calvin dari Jerman selatan ( Zacharias Ursinus dan Caspar Olevianus ) menyusun bahan katekisasi yang terkenal yaitu Katekismus Heidelberg berdasarkan  Institutio itu pada tahun 1541.

Tanya: Apakah  isi ajaran Calvin ? .

Jawab: Ajaran Calvin yang dituangkan  dalam buku Institutio, antara lain tentang :

  1. Sola Scriptura, Sola Fide, Sola Gratia
Calvin percaya bahwa Alkitab adalah satu-satunya sumber ajaran gereja yang benar (Sola Scriptura). Oleh karena itu Calvin menolak pemahaman dan penghargaan atas tradisi sebagai sumber keyakinan dan ajaran yang setara dengan Alkitab. KRISTUS yang adalah pusat Alkitab adalah kunci untuk memahami Alkitab, baik Perjanjian Lama yang mengandung banyak janji tentang KRISTUS maupun Perjanjian Baru yang berisi penggenapan  jani-janji itu. Keselamatan diperoleh hanya karena kasih karunia (Sola Gratia) melalui iman ( Sola Fide)
  1. Hakekat Gereja
Gereja adalah persekutuan orang-orang yang telah diselamatkan karena kasih karunia ALLAH di dalam YESUS KRISTUS, yang telah dibenarkan, walaupun tetap merupakan manusia berdosa. Semuanya itu disambut dan diterima manusia melalui iman.
  1. Sakramen
Calvin mengakui hanya ada dua sakramen yaitu baptisan kudus dan perjamuan kudus. Gereja yang sejati adalah gereja yang setia memberitakan Firman atau Injil yang murni dan melayankan sakramen yang murni.
  1. Tata Gereja dan jabatan
Menurut Calvin, di dalam gereja ada empat jabatan yaitu gembala atau pendeta (pastor), pengajar (doctor), penatua (presbyter) dan syamas (diacon). Pendeta bersama para penatua merupakan konsistori yaitu majelis gereja yang memimpin jemaat dan yang menjalankan disiplin gereja.

Pendeta, memiliki tugas ;
a. Memberitakan Firman dan melayankan sakramen
b. Bersama para penatua mengawasi kehidupan jemaat
c. Menegur warga gereja yang menyimpang dari ajaran dan peraturan gereja
Pengajar adalah semua orang yang terlibat dalam tugas pengajaran, yaitu guru (agama) di sekolah, guru katekisasi, para dosen teologi. Tugas pengajar adalah mengajarkan hal-hal yang berhubungan dengan iman Kristen.

Penatua (bersama-sama pendeta) bertugas mengawasi kehidupan gereja. Kewajiban utama penatua adalah melayankan Firman. Dalam pemerintahan gereja, Calvin memberi tempat dan wewenang terbesar kepada pendeta daripada kepada penatua.

Diaken (syamas) bertugas mengurus orang sakit, miskin dan menderita. Pada saat itu syamas tidak termasuk anggota sidang majelis. Ada dua jenis syamas :
a. Syamas yang memegang keuangan gereja.
b. Syamas yang ditugasi merawat orang-orang sakit dan orang-orang miskin misalnya di rumah sakit dan penampungan orang-orang lanjut usia.
Diaken (syamas) tidak hanya membagikan uang kepada orang-orang miskin tetapi juga memelihara beberapa lembaga yang melayankan kasih.

Tradisi Calvinis menekankan perlunya pejabat atau jabatan gerejawi. Salah satu warisan tradisi Calvinis adalah sistem pemerintahan presbiterial yang terdiri dari presbiterial sinodal. Kata Presbiterial menunjukkan adanya otonomi gereja setempat yang dipimpin oleh Majelis Jemaat. Majelis Jemaat menjadi pimpinan yang mengatur dan mengambil keputusan atas pelbagai hal kehidupan jemaat lokal. 

Kata Sinodal menjelaskan bahwa gereja-gereja yang telah menggabungkan diri pada sinode harus tunduk pada Sinode perihal yang umum dan yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh gereja setempat. Secara ringkas, dalam sistem pemerintahan presbiterial-sinodal, semua keputusan jemaat diambil pada tingkat majelis (presbyterium), sedangkan perkara-perkara yang menyangkut kepentingan seluruh gereja diputuskan pada tingkat sinode yang diikuti oleh wakil-wakil presbyterium dari setiap jemaat.
  1. Disiplin (siasat Gereja)
Yang dimaksud disiplin (siasat gereja) adalah suatu tindakan gereja untuk menegakkan ketertiban dan pengawasan ajaran gereja serta perilaku warga gereja. Majelis diberi kepercayaan penuh untuk menegakkan disiplin sehingga keputusan tidak diambil oleh satu orang melainkan oleh majelis sebagai satu kesatuan. Jika pendeta menerima pengakuan dosa seseorang, hal itu dipandang sebagai tindakan penggembalaan. Apabila pengakuan dosa seseorang sangat serius, pendeta harus membicarakannya dengan seluruh anggota majelis. Calvin menetapkan  tiga jenis atau tingkatan tindakan disiplin sesuai dengan jenis dan tingkat dosa atau kesalahan :
a.      Teguran oleh majelis jemaat
b.      Larangan mengikuti perjamuan kudus
c.      Pengucilan dari jemaat, yang dilakukan atau diumumkan di depan jemaat pada kebaktian umum.
  1. Ibadah dan Tata Ibadah
Gereja mengungkapkan imannya melalui ibadah, Ada hubungan yang erat antara keyakinan atau ajaran dengan ibadah. Oleh karena itu ibadah dan tata ibadah merupakan satu kesatuan, dengan pokok-pokok ajaran mendasar. Calvin memberikan perhatian yang seimbang terhadap penataan ibadah, tata gereja dan jabatan gerejawi.
Dalam gereja-gereja Calvinis, ibadah gereja berpusat pada pemberitaan Firman atau khotbah dan perjamuan kudus (tidak  berpusat pada sakramen seperti dalam gereja Katolik Roma)
  1. Hubungan Gereja dan Negara
Gereja terpisah dari negara. Masing-masing memiliki otoritasnya. Gereja bisa berbicara dalam segala bidang kehidupan, termasuk politik dan pemerintahan, namun negara tidak boleh berbicara tentang hal-hal yang berkaitan dengan urusan keagamaan.

Tanya : Di Indonesia, gereja mana saja yang mewarisi tradisi Calvinis ? .

Jawab : Ajaran Calvinis diwarisi antara lain GKI, GKJ, GKJW, GPIB, GKP, GKE, GPM, GMIT, GMIM, GKP, dll. Gereja-gereja Calvinis di dunia ini tergabung dalam organisasi gereja-gereja  Calvinis sedunia, yang biasa disebut dengan World Alliance of Reformed Churches ( WARC ).

Tanya : Apakah gereja-gereja Calvinis itu melakukan ajaran Calvin secara murni ? .

Jawab : Tidak semua. GKI misalnya tidak murni melakukan ajaran Calvin walaupun berasal dari tradisi Calvinis, sekalipun demikian ada pengaruh ajaran Calvin yang mewarnai GKI.

Tanya : Bagaimanakah ajaran Calvin hingga bisa meluas ke Indonesia ? .

Jawab :  Jemaat-jemaat Protestan pengikut Calvin pertama terbentuk di Swiss dan Perancis. Pada tahun 1559 telah berlangsung sidang sinode pertama Gereja Reformed Perancis. Di situ diterima pengakuan iman dan tata gereja yang dirancang Calvin sehingga gereja Protestan di Perancis benar-benar bercorak Calvinis.  

Pada tahun-tahun berikutnya, jemaat-jemaat Reformed Perancis ini mengalami hambatan. Perkembangan yang sangat pesat justru berlangsung di Belanda.  Dari Belanda inilah Calvinisme dibawa ke Indonesia, baik oleh para pendeta Gerevormerde Kerk pada jaman VOC maupun oleh para zendeling dari berbagai badan zendeling.

Rujukan :
1.  Aritonang, J.S,  Berbagai Aliran Di dalam dan di sekitar Gereja, Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1995
2.  Mengenal Pluralitas Kekristenan, Jogja, LPPS, 1998.
3.  Calvin, J, Institutio ( terjemahan dan ringkasan Indonesia), Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1980
4.  de Jonge, Chr, Gereja Mencari Jawab, Jakarta, BPK Gunung Mulia, 1993.
5.  de Jonge, Chr, Apa itu Calvinisme, Jakarta, BPK Gunung Mulia,
6.  Katekismus Heidelberg ( terjemahan Indonesia), Jakarta, BPK Gunung Mulia 1991.

Sumber :
Ambil dan Bacalah Edisi 20, bulan Nopember Tahun 2008, Departemen Pengajaran GKI Residen Sudirman – Surabaya

1 komentar: