Kita mengenal 4 Injil dalam Alkitab, yaitu Injil
Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Pernahkah Anda mendengar nama “injil
Barnabas” ? Tahukah Anda isi “Injil Barnabas?” Mengapa “Injil Barnabas” tidak
ada dalam Alkitab? Anda ingin tahu jawabannya? Silakan menyimak dialog berikut
ini.
Tanya : Saya pernah
mendengar bahwa selain Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, ada Injil
lain yang tidak ada dalam Alkitab, yaitu “Injil Barnabas”. Sejak kapan “Injil
Barnabas” dikenal orang Kristen ? ...
Jawab: Naskah yang disebut sebagai
“Injil Barnabas” muncul pertama kali pada tahun 1709 dalam bahasa
Itali. Naskah itu diterima John Toland di Amsterdam dari Craemer, seorang
penasihat raja Prusia. Pada tahun 1718 ‘Injil Barnabas’ mulai disebut dalam
karangan John Toland yang berjudul ‘Nazarenus or Jewish, Gentile and
Mahometan Christianity’. Naskah itu disimpan di Perpustakaan Wina pada
tahun 1738. “Injil Barnabas” mulai menghebohkan ketika diterbitkan
terjemahannya ke dalam bahasa Inggeris oleh Lonsdale dan Laura Rag dengan
diberi judul ‘The Gospel of Barnabas’ (Oxford, 1907). Pada tahun 1908 kitab ini
diterjemahkan oleh Khalil Saada ke dalam bahasa Arab, dan pada akhirnya
diperkenalkan ke Indonesia oleh Ahmad Shalaby.
Tanya: Siapakah penulis “Injil
Barnabas” dan kapan ditulis ? ...
Jawab: Beberapa ahli
berpandangan bahwa penulis “Injil Barnabas” adalah seorang biarawan yang
bernama Marino. Dia adalah seorang Yahudi-Spanyol yang tinggal di Italia.
Kemungkinan sebelumnya ia beragama Katolik lalu berpindah ke agama Islam
dan berusaha menyesuaikan kitab Injil dengan ajaran agama Yahudi (panyangkalan
Yesus sebagai Messias) dan Islam (Penonjolan Muhammad). Sesudah ia memeluk
agama Islam, namanya diubah menjadi Musatafa Al-’Arandi. Bahasa asli “Injil
Barnabas” merupakan campuran dari dua dialek Italia yaitu ‘Tuska &
Venezia’. Dari isi Injil Barnabas dapat dilihat pula bahwa penulisnya
memiliki satu pengetahuan Al Qur’an yang luas dan isinya memuat terjemahan
secara hurufiah dari ayat-ayat Al Qur’an. Dari pengujian kertas dan tinta yang
digunakan, nampak bahwa itu ditulis pada abad ke 15 atau ke 16. Isi “Injil
Barnabas” juga mencerminkan beberapa teologi Katolik yang lahir pada abad
pertengahan.
Tanya: Jadi penulis “Injil
Barnabas” bukan Barnabas dalam Perjanjian Baru ?...
Jawab: Bukan. Penulis “Injil
Barnabas” bukanlah Barnabas dalam Alkitab Perjanjian Baru. Memang ada nama
Barnabas dalam Kisah Para Rasul 4:36 yaitu nama baru yang diberikan kepada
seorang yang bernama Yusuf. Yusuf menjual ladangnya dan hasil penjualannya
diberikan kepada para rasul untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang miskin. Kebaikannya mendorong mereka untuk menamakannya Barnabas, yang berarti
“Anak Penghiburan”. Akan tetapi dalam “Injil Barnabas”, penulisnya membuat
kesalahan besar dengan memberikan kesan bahwa nama Barnabas diberikan kepadanya
oleh YESUS dan dia adalah termasuk salah seorang dari 12 murid Tuhan Yesus.
Tanya : Apakah isi “Injil
Barnabas” ?...
Apa
perbedaannya dengan Injil yang ada dalam Alkitab ? ...
Jawab: Dalam kekristenan, “Injil
Barnabas” tidak diakui sebagai Injil yaitu kabar baik yang menceritakan
kehidupan dan karya TUHAN YESUS. “Injil Barnabas” berisi 222 bab yang
isinya merupakan usaha untuk menyelaraskan ke-empat Injil kanonik ( Matius,
Markus, Lukas dan Yohanes) menjadi satu Injil yang dibumbui dengan tradisi
tradisi Yahudi, Kristen dan Islam. Secara garis besar, pandangan “Injil
Barnabas” terhadap iman Kristen antara lain menyangkal ke-TUHAN-an YESUS,
menolak misteri salib dan kebangkitan, “mengkambing-hitamkan Rasul Paulus dan
mempertentangkannya dengan Barnabas seolah-olah kedua Rasul tersebut berpisah
karena perbedaan teologis dan doktrin. Pandangan tersebut ternyata dipergunakan
oleh mereka yang menyerang iman Kristen sampai saat ini.
Selain itu, ada banyak bagian
dalam buku ini yang isinya berbeda dengan Injil Kanonik, misalnya :
a.
Kesalahan mengenali Barnabas sebagai murid YESUS.
Pada pembuka kitab “Injil Barnabas” disebutkan bahwa
Barnabas salah seorang murid Yesus, yang bersama-sama dengan Petrus, Yohanes
dan Yakobus hadir waktu Yesus dimuliakan di atas gunung (Bab-42). Yesus
mengatakan kepada Barnabas bahwa Ia tidak akan disalibkan (Bab-112), bahkan
Yesus memerintahkan Barnabas untuk menulis Injil (Bab-221). Fakta ini jelas
berbeda dengan ke-empat Injil. Dalam Injil kanonik tidak dikenal murid bernama
Barnabas, ia baru muncul di masa Kisah Para Rasul sesudah Yesus (Kisah 4:36).
b. Kesalahan memahami tahun Yobel.
Dalam Bab-82 disebut bahwa ‘Tahun
Jobel’ dirayakan setiap 100 tahun, padahal dalam Perjanjian Lama (Imamat
25:8-55;27:16-25) disebut bahwa tahun Jobel lamanya 50 tahun. Ini menunjukkan
bahwa ”Injil Barnabas” baru ditulis setelah tahun 1300 karena pada tahun itu
Paus Bonifacius VII mendekritkan perubahan tahun Jobel menjadi 100 tahun.
c. Kejanggalan geografi dan budaya dalam ” Injil Barnabas ”
Ada beberapa kejanggalan geografi
dan budaya dalam ”Injil Barnabas” yang menunjukkan fakta kuat bahwa Barnabas
bukan ‘saksi mata’. Disebutkan bahwa Yesus naik kapal ke Nazaret (Bab-20), padahal
Nazaret ada di pegunungan. Yesus disebut naik dari Nazaret ke Kapernaum
(Bab-21) padahal Kapernaum lebih rendah dari Nazaret. Pada Bab-145-150 disebut
bahwa kaum Farisi menjadi rahib, tidak kawin, dan berjubah istimewa, dan
berasal nabi Elia. Ini sebenarnya gambaran kekristenan pada abad-abad
pertengahan setelah timbulnya kerahiban.
Disebutkan bahwa prajurit Romawi berguling seperti
tong anggur kosong ke luar dari bait Allah (Bab-152). Kenyataannya, pada masa
Yesus orang Romawi tidak diperkenankan masuk bait Allah, dan pembuatan
tong-tong anggur dari kayu adalah budaya abad pertengahan. Bab-69 menyebut para
imam berpakaian indah dan naik kuda, padahal dalam Injil kanonik para Imam
tidak pernah disebut naik kuda. Pada Bab-56-58,135 ada diskripsi tentang tujuh
dosa pokok dan tujuh tingkat dalam neraka. Ini adalah hasil teologia Katolik abad pertengahan.
d. Nafas Islam dalam ” Injil
Barnabas ”.
Dalam “Injil Barnabas” ternyata banyak bagian yang
sebenarnya bernafaskan ajaran Islam, ini menunjukkan bahwa “Injl Barnabas” di
tulis sesudah kehadiran agama Islam.
Beberapa contoh mengenai hal ini adalah :
Pada Bab-44 disebutkan bahwa Abraham mengorbankan
Ismail dan menunjuk Muhammad sebagai nabi Besar, dan disebutkan bahwa Adam
berseru: ‘Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah itu.”
(Bab-39,54,97).
Yesus dihadapan Sanhedrin disebut menyangkal dirinya sebagai ‘Messias’ dan menunjuk nabi yang akan datang sesudahnya (Bab-72,96). Yesus dianggap bukan ‘Anak Allah’ (Bab-48,98,222), malah pengakuan Petrus bahwa ‘Yesus adalah Anak Allah’ dianggap dosa besar (Bab-70, bandingkan Matius 16:16). Yesus juga tidak disalib karena digantikan oleh Yudas (Bab-217) dan Yesus tidak mati maupun bangkit (Bab-221-222).
Yesus dihadapan Sanhedrin disebut menyangkal dirinya sebagai ‘Messias’ dan menunjuk nabi yang akan datang sesudahnya (Bab-72,96). Yesus dianggap bukan ‘Anak Allah’ (Bab-48,98,222), malah pengakuan Petrus bahwa ‘Yesus adalah Anak Allah’ dianggap dosa besar (Bab-70, bandingkan Matius 16:16). Yesus juga tidak disalib karena digantikan oleh Yudas (Bab-217) dan Yesus tidak mati maupun bangkit (Bab-221-222).
Ada anggapan bahwa Messias adalah dari keturunan Ismael
(Bab-43,55). Dalam Bab-192-192, Nikodemus dikatakan menemukan kitab Musa di
bait Allah dan membaca bahwa ‘Ismael adalah ayah Messias’ dan ‘Ishak adalah
ayah utusan Messias.’ Jadi, Yesus dalam “Injil Barnabas” seakan-akan ‘Yohanes
Pembaptis’ bagi Muhammad, itulah sebabnya dalam “Injil Barnabas” Yohanes
Pembaptis tidak disebut-sebut.
Dalam “Injil Barnabas” ada ungkapan mengenai
‘kelima waktu sembahyang’ dan ‘Uraian mengenai Allah dan sifat-sifatnya’ yang
dengan jelas kita ketahui sebagai hasil teologi Islam.
Namun demikian, kamus Islam sendiri menyebut tentang
kitab ini bahwa: “Sehubungan dengan Injil Barnabas tidak ada yang keberatan
atasnya sebagai suatu kepalsuan zaman pertengahan …. Ia mengandung sejumlah
pertentangan yang dipastikan bermula sejak abad pertengahan dan tidak pada
zaman sebelum itu.” Bahkan, disebutkan pula bahwa buku itu malah tidak
sesuai dengan aqidah Islam sendiri: “Ia memutar balikkan keutuhan doktrin
Islam, menyebut Isa dengan “al-Masi’ah” yang Islam tidak membenarkannya.”
Tanya : Jadi dari penjelasan di
atas, nyatalah bahwa yang disebut “Injil Barnabas” sebenarnya hanyalah buku
yang tidak kita akui sebagai Injil. Masih adakah karangan “Injil yang
lain” di luar Alkitab selain “Injil Barnabas ? ”
Jawab : Ya, masih ada. Anda ingin
tahu ? ...
Kita mengenal 4 Injil dalam Alkitab, yaitu Injil
Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Pernahkah Anda mendengar nama “Injil Yudas”?
Tahukah Anda isi “Injil Yudas?” Anda ingin tahu jawabannya? Silakan menyimak
dialog berikut ini.
Tanya : Saya pernah
mendengar bahwa selain Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, ada Injil
lain yang tidak ada dalam Alkitab, yaitu “Injil Yudas”. Kapankah “Injil
Yudas” ditulis dan sejak kapan dikenal orang Kristen ? ...
Jawab: “Injil Yudas” sebenarnya
sudah ditemukan antara tahun 1950-1960 di El Minya, 300 Km di
utara ‘Nag Hamadi’, Mesir. Menurut para ahli, salinan “Injil Yudas” ditemukan
pada tahun 1970 di Mesir tengah dan berbahasa Koptik yang ditulis sekitar tahun
280-300; tetapi naskah aslinya tidak diketahui pasti kapan ditulis. Kemungkinan
naskah aslinya ditulis sekitar pertengahan abad II yaitu antara tahun
140-160.
” Injil Yudas” mulai dikenal banyak
orang ditengah ramainya kontroversi buku The Da Vinci Code.
Situs web National Geographic memuat liputan panjang Injil
Yudas . Liputan itu juga difilmkan dan diputar melalui media TV, kemudian
pada bulan berikutnya dimuat dalam versi cetak dan menjadi cover story majalah
National Geographic – May 2006. Versi laporan dalam bahasa Indonesia
dimuat dalam edisi National Geographic – Juni 2006. “Injil Yudas”
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris (April 2006) dan terjemahan bahasa
Indonesianya diterbitkan oleh Gramedia yang dirilis pada tanggal 29 Juni 2006
bersama dengan buku ‘The Lost Gospel’ (Injil yang Terhilang).
Tanya: Siapakah penulis “Injil Yudas”,
apakah Yudas Iskariot ? ...
Jawab: Sekalipun diberi nama
Injil Yudas, penulisnya bukan Yudas Iskariot. Lalu siapa penulisnya?
Tidak diketahui dengan jelas. Hanya ada informasi bahwa “Injil Yudas”ditemukan
dalam pustaka gnostik.
Tanya : Apakah gnostik itu ? ...
Jawab: Istilah gnostik atau
aliran “gnostisisme” berasal dari istilah Yunani yaitu “gnosis”
yang berarti “pengetahuan”. Yang dimaksud adalah “pengetahuan rahasia” yang
diungkapkan kepada manusia. Tokoh-tokoh tertentu, seperti Yudas Iskariot,
diyakini menerima pengetahuan rahasia (gnosis) dari YESUS sendiri. Bagi gnostik, KRISTUS mengajarkan
ucapan-ucapan rahasia sehingga mereka yang mengerti bisa mencapai
ke’Ilahi’annya sama seperti KRISTUS. Ajaran gnostik berkembang di
Palestina sekitar abad 2-3 M, namun ajaran ini dilarang oleh gereja
resmi.
Tanya : Apakah isi “Injil Yudas” ? ...
Apa perbedaannya dengan Injil yang ada dalam Alkitab ?...
1. “Injil Yudas” sangat dipengaruhi ajaran gnostik
yang menekankan pentingnya gnosis (pengetahuan rahasia) dan mengajarkan
bahwa keselamatan adalah pembebasan roh dari tubuh. Dalam hal ini digambarkan
secara jelas konsep pemisahan antara tubuh dan roh. Yang bersifat
material (tubuh) adalah jahat sedangkan yang baik adalah yang bersifat
spiritual (roh). Karena Yudas Iskariot diyakini mendapat gnosis
langsung dari YESUS sendiri dan maka hanya Yudas Iskariot yang paling
mampu memahami pesan Yesus yang sebenarnya. Yudas Iskariot telah memperoleh
pengetahuan rahasia dan Ilahi yang tidak dimiliki oleh siapapun juga termasuk
para murid Yesus.
Dalam pengaruh ajaran gnostik tersebut, “Injil
Yudas” menggambarkan Yudas sebagai tokoh yang berjasa bagi YESUS karena
ia berperan dalam usaha penting untuk membebaskan YESUS dari
tubuh-Nya yang selama ini mengurung roh-Nya. Dengan demikian Yudas adalah seorang
pahlawan yang berjasa besar. Yudas sama sekali tidak mengkhianati YESUS, tetapi
Yudas Iskariot melakukan yang diminta oleh YESUS sendiri. Yudas Iskariot
menunjukkan sikap kesetiaan dan pengabdiannya yang besar kepada YESUS. Melalui
kesetiaannya Yudas Iskariot berhasil memasuki “awan bercahaya cemerlang” yaitu
alam Barbelo (suatu alam ilahi atau “aeon” yang tidak mengenal kematian
selama-lamanya). Jadi dalam konteks ini “Injil Yudas” mau menyatakan bahwa
kematian YESUS di salib bukanlah tragedi, tetapi justru merupakan jalan yang
membebaskan YESUS dari raga manusia (dunia materi) yang membelenggu-Nya. Tanpa
campur tangan Yudas, pembebasan roh KRISTUS dari tubuh ragawi-Nya tidak
akan terlaksana.
Sedangkan dalam 4 Injil Kanonik ( Matius, Markus,
Lukas, Yohanes ) dikisahkan bahwa Yudas Iskariot adalah murid YESUS
yang akhirnya berkhianat dan menyebabkan kematian-Nya. Yudas secara sengaja dan
terencana membawa para pasukan dari Sanhedrin untuk menangkap TUHAN YESUS.
Injil kanonik sepakat bahwa tindakan Yudas Iskariot selain didasari oleh
sikap tamak untuk memperoleh uang, dia juga telah membiarkan dirinya diperalat
oleh Iblis.
Dalam Injil-Injil kanonik kita juga mengetahui bahwa
kematian YESUS pada hakikatnya telah ditentukan oleh ALLAH sebagai penebusan
dosa bagi seluruh umat manusia. Sebab manusia tidak dapat berlaku benar di
hadapan Allah dengan perbuatan atau amal ibadahnya. Itu sebabnya mereka
membutuhkan KRISTUS yang ditetapkan oleh ALLAH sebagai korban untuk
menggantikan kedudukan manusia. Seharusnya manusia yang berdosa menerima
hukuman dan murka ALLAH, tetapi ALLAH berkenan menyelamatkan manusia dengan
korban KRISTUS di atas kayu salib. Tetapi menurut “Injil Yudas”, kematian YESUS
berfungsi untuk menyelamatkan diri YESUS sendiri agar DIA dapat terlepas dan
bebas dari perangkap tubuh ragawi-Nya, sehingga kematian-Nya sama sekali tidak
ada hubungannya dengan keselamatan umat manusia
\Selain itu Injil-Injil kanonik secara terbuka
menyaksikan pengajaran dan percakapan YESUS dengan berbagai kalangan atau
terjadi di depan orang banyak, bukan hanya kepada orang-orang tertentu. Dengan
demikian kita ketahui bahwa keselamatan tidak hanya diberikan kepada
orang-orang tertentu tapi kepada banyak orang.
2. Tokoh Yudas Iskariot dalam “Injil Yudas” dinyatakan
sebagai pribadi yang memantulkan dalam dirinya sesuatu yang mulia. YESUS
melihat pribadi Yudas Iskariot sebagai seseorang yang memiliki pancaran diri
(roh ilahi) yang mulia sehingga dia berhak untuk mengetahui pemerintahan atau
kerajaan yang ilahi, walau untuk itu dia akan banyak menderita. Tentang hal
ini, dalam Injil Yudas dikisahkan tentang tokoh Yudas Iskariot yang berbicara
kepada YESUS tentang penglihatannya yang luar biasa. Yudas Iskariot melihat
dirinya dirajam para murid YESUS dengan batu. Mereka menganiaya Yudas dengan
kejam. Menurut Injil Yudas, tokoh Yudas Iskariot mati karena para murid
YESUS marah dengan membalas dendam, sehingga akhirnya dia menjadi korban
kemarahan para murid YESUS. Jadi “Injil Yudas “ memberikan kesaksian yang
berbeda dengan Injil-Injil kanonik tentang kematiannya. Menurut
Injil-Injil kanonik, Yudas Iskariot mati secara mengenaskan karena dia bunuh
diri: “Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi
dari situ dan menggantung diri” (Mat. 27:5). Menurut Kis. 1:18, Yudas Iskariot mati dengan cara jatuh tertelungkup dan
semua isi perutnya tertumpah keluar.
Tanya: Jadi nyatalah bahwa apa
yang ditulis dalam “InjilYudas” sangat berbeda dengan 4 Injil kanonik yang ada
dalam Alkitab. Masih adakah karangan “Injil yang lain” di luar Alkitab selain
“Injil Yudas” ? ...
Jawab: Ya, tentu dengan
mengetahui adanya tulisan seperti “Injil Yudas”, umat Kristen tidak perlu
bingung sebab Alkitab yang kita imani sebagai pernyataan Firman ALLAH adalah
pegangan kita yang cukup membawa kita hidup beriman di dalam KRISTUS. (
Yoh 20:30-31 ). Bulan depan, kita akan mengenali satu lagi tulisan terkenal
yang juga dipublikasikan sebagai “Injil” di luar Alkitab.
Kita mengenal 4 Injil dalam Alkitab, yaitu Injil
Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Pernahkah Anda mendengar nama “Injil Tomas”?
Tahukah Anda isi “Injil Tomas?” Anda ingin tahu jawabannya? Silakan menyimak
dialog berikut ini.
Tanya : Selain “Injil
Barnabas” dan “Injil Yudas”, saya pernah mendengar nama Injil lain di luar
Injil Kanonik (Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes). Yang saya maksud
adalah “Injil Tomas”. Kapankah “Injil Tomas” ditulis ? ...
Jawab: “Injil Tomas” merupakan
salah satu naskah yang ditemukan di Nag Hamadi, Mesir. Naskahnya ditulis dalam
bahasa Koptik. Kemungkinan disusun pada awal abad 2 M. “Injil Tomas” menarik
perhatian para penyelidik sejak diterjemahkan dalam bahasa Inggris pada tahun
1957.
Tanya: Siapakah penulis “Injil
Tomas” ? ...
Jawab: Penulis Injil ini mengaku
sebagai Didimus Yudas Tomas. Beberapa legenda Kristen menjelaskan
bahwa Didimus Yudas Tomas adalah saudara YESUS sendiri. [1]
Tanya: Apakah ada pengaruh
gnostik[2]
dalam “Injil Tomas” ? ...
Jawab: Ya, “Injil Tomas”
juga diwarnai oleh konsep gnostik. Paham gnostik tampak jelas misalnya
pada awal dan akhir Injil Thomas.
Tanya : Apakah isi “Injil Tomas”
? ...
Apa perbedaannya dengan Injil yang ada dalam Alkitab ?
...
Jawab: “Injil Tomas” adalah
kumpulan ajaran-ajaran rahasia YESUS. Kisah hidup YESUS, karya-Nya,
kesengsaraan-Nya, wafat-Nya dan kebangkitan-Nya tidaklah penting bagi penulis.
Dalam Injil ini ada 114 ajaran rahasia yang disampaikan oleh YESUS.
“Injil Tomas” memuat banyak ucapan YESUS yang serupa dengan Injil
kanonik, namun tak sedikit pula ucapan YESUS yang ditulis dalan Injil ini
sangat kuat diwarnai oleh konsep gnostik.
Misalnya ada satu ayat dalam “Injil” ini yang
berbunyi :
YESUS berkata : “Untuk mereka yang pantas bagi
misteri-misteri-Ku”, itulah Aku menceritakan misteri-misteri-Ku. Jangan biarkan
tangan kirimu tahu apa yang diperbuat tangan kananmu”[3]
Ucapan ini memperlihatkan bahwa hanya kelompok elite
sajalah yang akan menerima wahyu rahasia dari TUHAN YESUS. Cara berpikir
seperti ini merupakan konsep gnostik. Kemiripan dengan ucapan TUHAN YESUS dalam
Injil kanonik ( “Jangan biarkan tangan kirimu tahu apa yang diperbuat tangan
kananmu”) dibahasakan secara lebih tegas dengan kerangka kerahasiaan antara
kedua tangan. Kerahasiaan seperti ini penting bagi paham gnostik.
Kemiripan sejumlah ucapan TUHAN YESUS dalam tulisan
ini dengan ucapan-ucapan yang ditemukan dalam Injil Kanonik sempat membuat
tulisan ini dijuluki “Injil Kelima”. Beberapa kelompok bahkan yakin bahwa Injil
ini mencatat ucapan-ucapan TUHAN YESUS yang lebih asli daripada keempat Injil kanonik.
Keyakinan ini muncul karena dari ayat-ayat Injil Tomas yang paralel dengan
Injil-Injil Kanonik diketahui bahwa banyak di antaranya yang lebih pendek. Dari
sini disimpulkan bahwa naskah itu mestinya lebih tua dari Injil kanonik. Namun
mestinya lebih pendek tidak selalu harus berarti lebih tua, sebab sekalipun
Injil Markus dianggap tertua dan menjadi sumber Injil Matius, banyak ayat-ayat
paralel dalam Injil Matius yang lebih pendek dari yang ada di Injil Markus.
Pendapat bahwa Injil Tomas lebih asli dari 4 Injil kanonik banyak
diragukan juga karena unsur ajaran gnostik sangat terlihat dalam tulisan
ini.
Contoh lain isi “Injil Tomas” yang berkaitan
erat dengan pengaruh gnostisisme adalah ucapan terakhir yang menutup Inji ini,
yaitu tentang persoalan gender. Dalam ucapan itu dihadirkan YESUS yang seolah
tidak menghormati perbedaan gender. Dalam bagian ini dikisahkan
percakapan antara Simon Petrus dan YESUS.
Simon Petrus berkata kepada mereka, ” Biarkanlah Maria
meninggalkan kita, karena perempuan tidak layak hidup. “ YESUS berkata, ”
Aku sendiri akan menuntunnya dan menjadikannya laki-laki, supaya ia juga dapat
menjadi sebuah roh yang hidup yang menyerupai kamu laki-laki. Karena setiap
perempuan yang akan membuat dirinya laki-laki akan memasuki kerajaan Sorga. “[4]
Demi keselamatan Maria Magdalena, YESUS akan
menjadikannya laki-laki. Ini sebenarnya bukan persoalan gender tapi pengaruh
kuat gnostisisme akan keselamatan.
Paham gnostik mengajarkan bahwa perempuan lebih
terpenjara jiwanya dan lebih rendah dari laki-laki. Untuk menuju keselamatan,
perempuan harus mengalami perubahan dari tubuh jasmani ke mahluk rohani yang
lebih tinggi derajatnya. Juga karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk
laki-laki, maka keselamatan hanya akan terjadi bila kesatuan asali
dipulihkan. Dengan demikian Maria Magdalena ( dan semua perempuan
yang lain ) akan dijadikan laki-laki bila ingin ikut serta dalam proses
pemulihan yang menjadi unsur dasar usaha penyelamatan seluruh alam ciptaan yang
dilakukan oleh YESUS.
Tanya: Wah kalau begitu, “Injil
Tomas” sarat dengan muatan paham gnostik. Setelah mengenal ” Injil Tomas dan
Injil Yudas”, mungkinkah masih ada tulisan-tulisan lain sejenis yang berbeda
dengan 4 Injil kanonik ? ... Bagaimanakah kita menyikapi keberadaan tulisan-tulisan
tersebut dan apakah tulisan-tulisan di luar Injil kanonik dapat melengkapi
berita injil yang perlu kita ketahui ? ...
Jawab: Ya, memang masih ada
tulisan-tulisan lain. Kelihatannya memang tulisan-tulisan itu melengkapi
bagian-bagian yang tidak ada dalam Injil kanonik, namun dari awal gereja telah
melihat persoalan-persoalan dalam tulisan-tulisan tersebut; sejak awal
dirasakan bahwa tulisan-tulisan tersebut tidak sesuai menurut rasa keagamaan
dan rasa kebaktian gereja mula-mula sehingga dalam proses selanjutnya,
tulisan-tulisan tersebut perlahan-lahan tidak digunakan, dilupakan orang dan
disingkirkan. [5]
Sebenarnya kita tidak perlu menutup diri terhadap
kenyataan adanya tulisan-tulisan atau pun yang disebut dengan
“Injil-Injil” di luar Injil kanonik; kita perlu bersikap terbuka, dalam arti
mengakui bahwa tulisan-tulisan semacam itu menjadi bagian dari sejarah gereja
mula-mula. Proses seleksi atas tulisan-tulisan itu sudah terjadi, Kanon
Kitab suci sudah ditentukan dan yang diakui gereja adalah empat Injil yaitu
Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Jika ada tulisan-tulisan lain yang
dipublikasikan, baik maksudnya untuk melengkapi Injil kanonik atau pun
meragukan Injil kanonik, maka kita mesti kritis menilai. Ada beberapa hal yang
perlu kita perhatikan untuk menilai tulisan apa pun yang dipublikasikan sebagai
tandingan Injil kanonik.[6]
Kita perlu menilai apakah tulisan-tulisan itu memenuhi
kriteria apostolisitas (artinya bisa ditelusuri sampai ke zaman para Rasul
sendiri ) dan ortodoksi (artinya mengandung sebuah keyakinan iman yang sama
sebagaimana tulisan-tulisan yang sudah ada dalam kanon Kitab suci) serta apakah
itu menambahkan sesuatu yang baru pada segala sesuatu yang sudah termuat dalam
kanon Kitab Suci yang ada sekarang. Perlu juga dilihat apakah ada unsur-unsur
gnostisisme, atau pandangan yang secara teologis menimbulkan masalah. Hal
penting yang tidak boleh kita lupakan adalah publikasi tulisan-tulisan atau
“Injil-Injil di luar Injil kanonik” membuat kita lebih menyadari
tentang Injil kanonik. Kesadaran ini mestinya membuat kita lebih bersedia
masuk, mendalami dan hidup sesuai ajaran-ajaran iman yang dimuat dalam
Injil-Injil kanonik (Alkitab) kita saat ini.[7]
[1] Bart D
Ehrman, Lost Scriptures: Books that Did Not Make It Into The New Testament,
New York, Oxford University Press, 2003, p. 19[2]
Istilah gnostik atau aliran “gnostisisme” berasal dari istilah
Yunani yaitu “gnosis” yang berarti “pengetahuan”. Yang dimaksud adalah
“pengetahuan rahasia” yang diungkapkan kepada manusia. Tokoh-tokoh tertentu
diyakini menerima pengetahuan rahasia (gnosis) dari YESUS sendiri. Bagi gnostik, KRISTUS mengajarkan
ucapan-ucapan rahasia sehingga mereka yang mengerti bisa mencapai
ke’Ilahi’annya sama seperti KRISTUS. Ajaran gnostik berkembang di
Palestina sekitar abad 2-3 M, namun ajaran ini dilarang oleh gereja resmi
[3] Helmut
Koester & Thomas o. Lambdin, The Gospel of Thomas, dalam James
M.Robinson (ed), The Nag Hammadi Library in English, rev. Ed, San Francisco,
Harper & Row, 1988, p. 133.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar