Minggu, 04 Januari 2015

TAHUKAH ANDA TENTANG “ Injil BARNABAS ” ? ...






Kita mengenal 4 Injil dalam Alkitab, yaitu Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Pernahkah Anda mendengar nama “injil Barnabas” ? Tahukah Anda isi “Injil Barnabas?” Mengapa “Injil Barnabas” tidak ada dalam Alkitab? Anda ingin tahu jawabannya? Silakan menyimak dialog berikut ini.  
 
Tanya  : Saya pernah mendengar bahwa selain Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes,  ada Injil lain yang tidak ada dalam Alkitab, yaitu “Injil Barnabas”. Sejak kapan “Injil Barnabas” dikenal orang Kristen ? ...

Jawab: Naskah yang disebut sebagai “Injil Barnabas”  muncul pertama kali  pada tahun 1709 dalam bahasa Itali. Naskah itu diterima John Toland di Amsterdam dari Craemer, seorang penasihat raja Prusia. Pada tahun 1718 ‘Injil Barnabas’ mulai disebut dalam karangan John Toland yang berjudul ‘Nazarenus or Jewish, Gentile and Mahometan Christianity’. Naskah itu disimpan di Perpustakaan Wina pada tahun 1738. “Injil Barnabas” mulai menghebohkan ketika diterbitkan terjemahannya ke dalam bahasa Inggeris oleh Lonsdale dan Laura Rag dengan diberi judul ‘The Gospel of Barnabas’ (Oxford, 1907). Pada tahun 1908 kitab ini diterjemahkan oleh Khalil Saada ke dalam bahasa Arab, dan pada akhirnya diperkenalkan ke Indonesia oleh Ahmad Shalaby.

Tanya: Siapakah penulis “Injil Barnabas” dan kapan ditulis ? ...

Jawab: Beberapa ahli berpandangan bahwa penulis “Injil Barnabas” adalah seorang biarawan yang bernama Marino. Dia adalah seorang Yahudi-Spanyol yang tinggal di Italia.  Kemungkinan sebelumnya ia beragama Katolik lalu berpindah ke agama Islam dan berusaha menyesuaikan kitab Injil dengan ajaran agama Yahudi (panyangkalan Yesus sebagai Messias) dan Islam (Penonjolan Muhammad). Sesudah ia memeluk agama Islam, namanya diubah menjadi Musatafa Al-’Arandi. Bahasa asli “Injil Barnabas” merupakan campuran dari dua dialek Italia yaitu ‘Tuska & Venezia’. Dari isi Injil Barnabas dapat dilihat pula  bahwa penulisnya memiliki satu pengetahuan Al Qur’an yang luas dan isinya memuat terjemahan secara hurufiah dari ayat-ayat Al Qur’an. Dari pengujian kertas dan tinta yang digunakan, nampak bahwa itu ditulis pada abad ke 15 atau ke 16. Isi “Injil Barnabas” juga mencerminkan beberapa teologi Katolik yang lahir pada abad pertengahan.  
Tanya: Jadi penulis “Injil Barnabas” bukan Barnabas dalam Perjanjian Baru ?...

Jawab: Bukan. Penulis “Injil Barnabas” bukanlah Barnabas dalam Alkitab Perjanjian Baru. Memang ada nama Barnabas dalam Kisah Para Rasul 4:36 yaitu nama baru yang diberikan kepada seorang yang bernama Yusuf. Yusuf menjual ladangnya dan hasil penjualannya diberikan kepada para rasul untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang miskin. Kebaikannya mendorong mereka untuk menamakannya Barnabas, yang berarti “Anak Penghiburan”. Akan tetapi dalam “Injil Barnabas”, penulisnya membuat kesalahan besar dengan memberikan kesan bahwa nama Barnabas diberikan kepadanya oleh YESUS dan dia adalah termasuk salah seorang dari 12 murid Tuhan Yesus.

Tanya : Apakah isi “Injil Barnabas” ?...

Apa perbedaannya dengan Injil yang ada dalam Alkitab  ? ...
Jawab: Dalam kekristenan, “Injil Barnabas” tidak diakui sebagai Injil yaitu kabar baik yang menceritakan kehidupan dan karya TUHAN YESUS.  “Injil Barnabas” berisi 222 bab yang isinya merupakan usaha untuk menyelaraskan ke-empat Injil kanonik ( Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) menjadi satu Injil yang dibumbui dengan tradisi tradisi Yahudi, Kristen dan Islam. Secara garis besar, pandangan “Injil Barnabas” terhadap iman Kristen antara lain menyangkal ke-TUHAN-an YESUS, menolak misteri salib dan kebangkitan, “mengkambing-hitamkan Rasul Paulus dan mempertentangkannya dengan Barnabas seolah-olah kedua Rasul tersebut berpisah karena perbedaan teologis dan doktrin. Pandangan tersebut ternyata dipergunakan oleh mereka yang menyerang iman Kristen sampai saat ini.

Selain itu, ada banyak bagian dalam buku ini  yang isinya  berbeda dengan Injil Kanonik, misalnya : 

a. Kesalahan mengenali Barnabas sebagai murid YESUS.
Pada pembuka kitab “Injil Barnabas” disebutkan bahwa Barnabas salah seorang murid Yesus, yang bersama-sama dengan Petrus, Yohanes dan Yakobus hadir waktu Yesus dimuliakan di atas gunung (Bab-42). Yesus mengatakan kepada Barnabas bahwa Ia tidak akan disalibkan (Bab-112), bahkan Yesus memerintahkan Barnabas untuk menulis Injil (Bab-221). Fakta ini jelas berbeda dengan ke-empat Injil. Dalam Injil kanonik tidak dikenal murid bernama Barnabas, ia baru muncul di masa Kisah Para Rasul sesudah Yesus (Kisah 4:36).

b. Kesalahan memahami tahun Yobel.
Dalam Bab-82 disebut bahwa ‘Tahun Jobel’ dirayakan setiap 100 tahun, padahal dalam Perjanjian Lama (Imamat 25:8-55;27:16-25) disebut bahwa tahun Jobel lamanya 50 tahun. Ini menunjukkan bahwa ”Injil Barnabas” baru ditulis setelah tahun 1300 karena pada tahun itu Paus Bonifacius VII mendekritkan perubahan tahun Jobel menjadi 100 tahun. 

c. Kejanggalan geografi dan budaya dalam ” Injil Barnabas
Ada beberapa kejanggalan geografi dan budaya dalam ”Injil Barnabas” yang menunjukkan fakta kuat bahwa Barnabas bukan ‘saksi mata’. Disebutkan bahwa Yesus naik kapal ke Nazaret (Bab-20), padahal Nazaret ada di pegunungan. Yesus disebut naik dari Nazaret ke Kapernaum (Bab-21) padahal Kapernaum lebih rendah dari Nazaret. Pada Bab-145-150 disebut bahwa kaum Farisi menjadi rahib, tidak kawin, dan berjubah istimewa, dan berasal nabi Elia. Ini sebenarnya gambaran kekristenan pada abad-abad pertengahan setelah timbulnya kerahiban.

Disebutkan bahwa prajurit Romawi berguling seperti tong anggur kosong ke luar dari bait Allah (Bab-152). Kenyataannya, pada masa Yesus orang Romawi tidak diperkenankan masuk bait Allah, dan pembuatan tong-tong anggur dari kayu adalah budaya abad pertengahan. Bab-69 menyebut para imam berpakaian indah dan naik kuda, padahal dalam Injil kanonik para Imam tidak pernah disebut naik kuda. Pada Bab-56-58,135 ada diskripsi tentang tujuh dosa pokok dan tujuh tingkat dalam neraka. Ini adalah hasil teologia Katolik abad pertengahan.

d. Nafas Islam dalam ” Injil Barnabas ”.
Dalam “Injil Barnabas” ternyata banyak bagian yang sebenarnya bernafaskan ajaran Islam, ini menunjukkan bahwa “Injl Barnabas” di tulis sesudah kehadiran agama Islam. 

Beberapa contoh mengenai hal ini adalah :
Pada Bab-44 disebutkan bahwa Abraham mengorbankan Ismail dan menunjuk Muhammad sebagai nabi Besar, dan disebutkan bahwa Adam berseru: ‘Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah itu.” (Bab-39,54,97).
Yesus dihadapan Sanhedrin disebut menyangkal dirinya sebagai ‘Messias’ dan menunjuk nabi yang akan datang sesudahnya (Bab-72,96). Yesus dianggap bukan ‘Anak Allah’ (Bab-48,98,222), malah pengakuan Petrus bahwa ‘Yesus adalah Anak Allah’ dianggap dosa besar (Bab-70, bandingkan Matius 16:16). Yesus juga tidak disalib karena digantikan oleh Yudas (Bab-217) dan Yesus tidak mati maupun bangkit (Bab-221-222).
Ada anggapan bahwa Messias adalah dari keturunan Ismael (Bab-43,55). Dalam Bab-192-192, Nikodemus dikatakan menemukan kitab Musa di bait Allah dan membaca bahwa ‘Ismael adalah ayah Messias’ dan ‘Ishak adalah ayah utusan Messias.’ Jadi, Yesus dalam “Injil Barnabas” seakan-akan ‘Yohanes Pembaptis’ bagi Muhammad, itulah sebabnya dalam “Injil Barnabas” Yohanes Pembaptis tidak disebut-sebut.
 Dalam “Injil Barnabas” ada ungkapan mengenai ‘kelima waktu sembahyang’ dan ‘Uraian mengenai Allah dan sifat-sifatnya’ yang dengan jelas kita ketahui sebagai hasil teologi Islam. 

Namun demikian, kamus Islam sendiri menyebut tentang kitab ini bahwa: “Sehubungan dengan Injil Barnabas tidak ada yang keberatan atasnya sebagai suatu kepalsuan zaman pertengahan …. Ia mengandung sejumlah pertentangan yang dipastikan bermula sejak abad pertengahan dan tidak pada zaman sebelum itu.” Bahkan, disebutkan pula bahwa buku itu malah tidak sesuai dengan aqidah Islam sendiri: “Ia memutar balikkan keutuhan doktrin Islam, menyebut Isa dengan “al-Masi’ah” yang Islam tidak membenarkannya.”

Tanya : Jadi dari penjelasan di atas, nyatalah bahwa yang disebut “Injil Barnabas” sebenarnya hanyalah buku yang tidak kita akui sebagai Injil. Masih adakah karangan “Injil yang lain” di luar Alkitab selain “Injil Barnabas ? ”

Jawab : Ya, masih ada. Anda ingin tahu ? ...


Kita mengenal 4 Injil dalam Alkitab, yaitu Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Pernahkah Anda mendengar nama “Injil Yudas”? Tahukah Anda isi “Injil Yudas?” Anda ingin tahu jawabannya? Silakan menyimak dialog berikut ini. 

Tanya  : Saya pernah mendengar bahwa selain Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes,  ada Injil lain yang tidak ada dalam Alkitab, yaitu “Injil Yudas”. Kapankah  “Injil Yudas” ditulis dan  sejak kapan dikenal orang Kristen ?  ...

 Jawab: “Injil Yudas” sebenarnya sudah  ditemukan antara tahun 1950-1960 di El Minya, 300 Km di utara ‘Nag Hamadi’, Mesir. Menurut para ahli, salinan “Injil Yudas” ditemukan pada tahun 1970 di Mesir tengah dan berbahasa Koptik yang ditulis sekitar tahun 280-300; tetapi naskah aslinya tidak diketahui pasti kapan ditulis. Kemungkinan naskah aslinya ditulis sekitar pertengahan abad II yaitu antara tahun 140-160.  

 ” Injil Yudas” mulai dikenal banyak  orang  ditengah ramainya kontroversi  buku The Da Vinci Code.   Situs web National Geographic memuat liputan panjang  Injil Yudas . Liputan itu juga difilmkan dan diputar melalui media TV, kemudian pada bulan berikutnya dimuat dalam versi cetak dan menjadi cover story majalah National Geographic – May 2006. Versi laporan dalam bahasa Indonesia dimuat dalam edisi National Geographic – Juni 2006. “Injil Yudas” diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris (April 2006) dan terjemahan bahasa Indonesianya diterbitkan oleh Gramedia yang dirilis pada tanggal 29 Juni 2006 bersama dengan buku ‘The Lost Gospel’ (Injil yang Terhilang). 

 Tanya: Siapakah penulis “Injil Yudas”, apakah Yudas Iskariot  ? ...

Jawab: Sekalipun diberi nama  Injil Yudas, penulisnya bukan  Yudas Iskariot. Lalu siapa penulisnya? Tidak diketahui dengan jelas. Hanya ada informasi bahwa “Injil Yudas”ditemukan dalam pustaka gnostik.
 
 Tanya : Apakah gnostik itu ? ...

Jawab: Istilah gnostik atau aliran “gnostisisme” berasal dari istilah Yunani yaitu “gnosis” yang berarti “pengetahuan”. Yang dimaksud adalah “pengetahuan rahasia” yang diungkapkan kepada manusia.  Tokoh-tokoh tertentu, seperti Yudas Iskariot, diyakini menerima pengetahuan rahasia (gnosis) dari YESUS sendiri. Bagi gnostik, KRISTUS mengajarkan ucapan-ucapan rahasia sehingga mereka yang mengerti bisa mencapai ke’Ilahi’annya sama seperti KRISTUS. Ajaran gnostik berkembang di Palestina sekitar abad  2-3 M, namun ajaran ini dilarang oleh gereja resmi.

 Tanya : Apakah isi “Injil Yudas” ? ...
Apa perbedaannya dengan Injil yang ada dalam Alkitab ?...

 1. “Injil Yudas” sangat dipengaruhi ajaran gnostik yang menekankan pentingnya gnosis (pengetahuan rahasia) dan mengajarkan bahwa keselamatan adalah pembebasan roh dari tubuh. Dalam hal ini digambarkan secara jelas konsep pemisahan antara tubuh dan roh. Yang bersifat  material (tubuh) adalah jahat sedangkan yang baik adalah  yang bersifat spiritual (roh).  Karena Yudas Iskariot diyakini mendapat gnosis langsung dari YESUS sendiri dan maka hanya  Yudas Iskariot yang paling mampu memahami pesan Yesus yang sebenarnya. Yudas Iskariot telah memperoleh pengetahuan rahasia dan Ilahi yang tidak dimiliki oleh siapapun juga termasuk para murid Yesus.

Dalam pengaruh ajaran gnostik tersebut, “Injil Yudas”  menggambarkan Yudas sebagai tokoh yang berjasa bagi YESUS karena ia berperan dalam usaha penting  untuk membebaskan  YESUS dari tubuh-Nya yang selama ini mengurung roh-Nya. Dengan demikian Yudas adalah seorang pahlawan yang berjasa besar. Yudas sama sekali tidak mengkhianati YESUS, tetapi Yudas Iskariot melakukan yang diminta oleh YESUS sendiri. Yudas Iskariot menunjukkan sikap kesetiaan dan pengabdiannya yang besar kepada YESUS. Melalui kesetiaannya Yudas Iskariot berhasil memasuki “awan bercahaya cemerlang” yaitu alam Barbelo (suatu alam ilahi atau “aeon” yang tidak mengenal kematian selama-lamanya). Jadi dalam konteks ini “Injil Yudas” mau menyatakan bahwa kematian YESUS di salib bukanlah tragedi, tetapi justru merupakan jalan yang membebaskan YESUS dari raga manusia (dunia materi) yang membelenggu-Nya. Tanpa campur tangan Yudas, pembebasan roh KRISTUS dari tubuh ragawi-Nya  tidak akan terlaksana.
Sedangkan dalam 4 Injil Kanonik ( Matius, Markus, Lukas, Yohanes ) dikisahkan bahwa  Yudas Iskariot  adalah murid YESUS yang akhirnya berkhianat dan menyebabkan kematian-Nya. Yudas secara sengaja dan terencana membawa para pasukan dari Sanhedrin untuk menangkap TUHAN YESUS.  Injil kanonik sepakat bahwa tindakan Yudas Iskariot selain didasari oleh sikap tamak untuk memperoleh uang, dia juga telah membiarkan dirinya diperalat oleh Iblis. 

Dalam Injil-Injil kanonik kita juga mengetahui bahwa kematian YESUS pada hakikatnya telah ditentukan oleh ALLAH sebagai penebusan dosa bagi seluruh umat manusia. Sebab manusia tidak dapat berlaku benar di hadapan Allah dengan perbuatan atau amal ibadahnya. Itu sebabnya mereka membutuhkan KRISTUS yang ditetapkan oleh ALLAH sebagai korban untuk menggantikan kedudukan manusia. Seharusnya manusia yang berdosa menerima hukuman dan murka ALLAH, tetapi ALLAH berkenan menyelamatkan manusia dengan korban KRISTUS di atas kayu salib. Tetapi menurut “Injil Yudas”, kematian YESUS berfungsi untuk menyelamatkan diri YESUS sendiri agar DIA dapat terlepas dan bebas dari perangkap tubuh ragawi-Nya, sehingga kematian-Nya sama sekali tidak ada hubungannya dengan keselamatan umat manusia
 \Selain itu Injil-Injil kanonik secara terbuka menyaksikan pengajaran dan percakapan YESUS dengan berbagai kalangan atau terjadi di depan orang banyak, bukan hanya kepada orang-orang tertentu. Dengan demikian kita ketahui bahwa  keselamatan tidak hanya diberikan kepada orang-orang tertentu tapi kepada banyak orang.

2. Tokoh Yudas Iskariot dalam “Injil Yudas” dinyatakan sebagai pribadi yang memantulkan dalam dirinya sesuatu yang mulia. YESUS melihat pribadi Yudas Iskariot sebagai seseorang yang memiliki pancaran diri (roh ilahi) yang mulia sehingga dia berhak untuk mengetahui pemerintahan atau kerajaan yang ilahi, walau untuk itu dia akan banyak menderita. Tentang hal ini, dalam Injil Yudas dikisahkan tentang tokoh Yudas Iskariot yang berbicara kepada YESUS tentang penglihatannya yang luar biasa. Yudas Iskariot melihat dirinya dirajam para murid YESUS dengan batu. Mereka menganiaya Yudas dengan kejam. Menurut Injil Yudas, tokoh Yudas Iskariot mati karena para murid YESUS marah dengan membalas dendam, sehingga akhirnya dia menjadi korban kemarahan para murid YESUS.  Jadi “Injil Yudas “ memberikan kesaksian yang berbeda dengan Injil-Injil kanonik  tentang kematiannya. Menurut Injil-Injil kanonik, Yudas Iskariot mati secara mengenaskan karena dia bunuh diri: “Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri” (Mat. 27:5). Menurut Kis. 1:18, Yudas Iskariot mati dengan cara jatuh tertelungkup dan semua isi perutnya tertumpah keluar. 

Tanya: Jadi nyatalah bahwa apa yang ditulis dalam “InjilYudas” sangat berbeda dengan 4 Injil kanonik yang ada dalam Alkitab. Masih adakah karangan “Injil yang lain” di luar Alkitab selain “Injil Yudas” ? ...

Jawab: Ya, tentu dengan mengetahui adanya tulisan seperti “Injil Yudas”, umat Kristen tidak perlu bingung sebab Alkitab yang kita imani sebagai pernyataan Firman ALLAH adalah pegangan kita yang cukup membawa kita  hidup beriman di dalam KRISTUS. ( Yoh 20:30-31 ). Bulan depan, kita akan mengenali satu lagi tulisan terkenal yang juga dipublikasikan sebagai “Injil” di luar Alkitab.

Kita mengenal 4 Injil dalam Alkitab, yaitu Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Pernahkah Anda mendengar nama “Injil Tomas”? Tahukah Anda isi “Injil Tomas?” Anda ingin tahu jawabannya? Silakan menyimak dialog berikut ini. 

Tanya  : Selain “Injil Barnabas” dan “Injil Yudas”, saya pernah mendengar nama Injil lain di luar Injil Kanonik (Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes). Yang saya maksud adalah “Injil Tomas”. Kapankah  “Injil Tomas” ditulis ? ...

Jawab: “Injil Tomas” merupakan salah satu naskah yang ditemukan di Nag Hamadi, Mesir. Naskahnya ditulis dalam bahasa Koptik. Kemungkinan disusun pada awal abad 2 M. “Injil Tomas” menarik perhatian para penyelidik sejak diterjemahkan dalam bahasa Inggris pada tahun 1957.

Tanya: Siapakah penulis “Injil Tomas” ? ...

Jawab: Penulis Injil ini mengaku sebagai Didimus Yudas Tomas.  Beberapa legenda Kristen menjelaskan bahwa  Didimus Yudas Tomas adalah saudara YESUS sendiri. [1]

Tanya: Apakah  ada pengaruh gnostik[2]  dalam “Injil Tomas” ? ...

Jawab:  Ya, “Injil Tomas” juga diwarnai oleh konsep gnostik. Paham gnostik tampak jelas misalnya pada awal dan akhir  Injil Thomas.

Tanya : Apakah isi “Injil Tomas” ? ...
Apa perbedaannya dengan Injil yang ada dalam Alkitab ? ...

Jawab: “Injil Tomas”  adalah kumpulan ajaran-ajaran rahasia YESUS. Kisah hidup YESUS, karya-Nya, kesengsaraan-Nya, wafat-Nya dan kebangkitan-Nya tidaklah penting bagi penulis. Dalam Injil ini ada 114 ajaran rahasia yang disampaikan oleh YESUS.  “Injil Tomas”  memuat banyak ucapan YESUS yang serupa dengan Injil kanonik, namun tak sedikit pula ucapan YESUS yang ditulis dalan Injil ini  sangat kuat diwarnai  oleh konsep gnostik.

Misalnya ada satu ayat dalam “Injil” ini yang berbunyi :
YESUS berkata : “Untuk mereka yang pantas bagi misteri-misteri-Ku”, itulah Aku menceritakan misteri-misteri-Ku. Jangan biarkan tangan kirimu tahu apa yang diperbuat tangan kananmu”[3]

Ucapan ini memperlihatkan bahwa hanya kelompok elite sajalah yang akan menerima wahyu rahasia dari TUHAN YESUS. Cara berpikir seperti ini merupakan konsep gnostik. Kemiripan dengan ucapan TUHAN YESUS dalam Injil kanonik ( “Jangan biarkan tangan kirimu tahu apa yang diperbuat tangan kananmu”) dibahasakan secara lebih tegas dengan kerangka kerahasiaan antara kedua tangan. Kerahasiaan seperti ini penting bagi paham gnostik.

Kemiripan sejumlah ucapan TUHAN YESUS dalam tulisan ini dengan ucapan-ucapan yang ditemukan dalam Injil Kanonik sempat membuat tulisan ini dijuluki “Injil Kelima”. Beberapa kelompok bahkan yakin bahwa Injil ini mencatat ucapan-ucapan TUHAN YESUS yang lebih asli daripada keempat Injil kanonik.  Keyakinan ini muncul karena dari ayat-ayat Injil Tomas yang paralel dengan Injil-Injil Kanonik diketahui bahwa banyak di antaranya yang lebih pendek. Dari sini disimpulkan bahwa naskah itu mestinya lebih tua dari Injil kanonik. Namun mestinya lebih pendek tidak selalu harus berarti lebih tua, sebab sekalipun Injil Markus dianggap tertua dan menjadi sumber Injil Matius, banyak ayat-ayat paralel dalam Injil Matius yang lebih pendek dari yang ada di Injil Markus. Pendapat bahwa Injil Tomas lebih asli dari  4 Injil kanonik banyak diragukan juga karena unsur  ajaran gnostik sangat terlihat dalam tulisan ini.

Contoh lain  isi “Injil Tomas” yang berkaitan erat dengan pengaruh gnostisisme adalah ucapan terakhir yang menutup Inji ini, yaitu tentang persoalan gender. Dalam ucapan itu dihadirkan YESUS yang seolah tidak menghormati perbedaan gender. Dalam bagian ini dikisahkan percakapan  antara Simon Petrus dan YESUS.

Simon Petrus berkata kepada mereka, ” Biarkanlah Maria meninggalkan kita, karena perempuan tidak layak hidup. “  YESUS berkata, ” Aku sendiri akan menuntunnya dan menjadikannya laki-laki, supaya ia juga dapat menjadi sebuah roh yang hidup yang menyerupai kamu laki-laki. Karena setiap perempuan yang akan membuat dirinya laki-laki akan memasuki kerajaan Sorga. “[4]

Demi keselamatan Maria Magdalena, YESUS akan menjadikannya laki-laki. Ini sebenarnya bukan persoalan gender tapi pengaruh kuat gnostisisme akan keselamatan.
Paham gnostik mengajarkan bahwa perempuan lebih terpenjara jiwanya dan lebih rendah dari laki-laki. Untuk menuju keselamatan, perempuan harus mengalami perubahan dari tubuh jasmani ke mahluk rohani yang lebih tinggi derajatnya. Juga karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, maka keselamatan hanya akan terjadi bila kesatuan asali dipulihkan.  Dengan demikian  Maria Magdalena ( dan semua perempuan yang lain ) akan dijadikan laki-laki bila ingin ikut serta dalam proses pemulihan yang menjadi unsur dasar usaha penyelamatan seluruh alam ciptaan yang dilakukan oleh YESUS.

Tanya: Wah kalau begitu, “Injil Tomas” sarat dengan muatan paham gnostik. Setelah mengenal ” Injil Tomas dan Injil Yudas”, mungkinkah masih ada tulisan-tulisan lain sejenis yang berbeda dengan 4 Injil kanonik ? ... Bagaimanakah kita menyikapi keberadaan tulisan-tulisan tersebut dan apakah tulisan-tulisan di luar Injil kanonik dapat melengkapi berita injil yang perlu kita ketahui ? ...

Jawab: Ya, memang masih ada tulisan-tulisan lain. Kelihatannya memang tulisan-tulisan itu melengkapi  bagian-bagian yang tidak ada dalam Injil kanonik, namun dari awal gereja telah melihat persoalan-persoalan dalam tulisan-tulisan tersebut; sejak awal dirasakan bahwa tulisan-tulisan tersebut tidak sesuai menurut rasa keagamaan dan rasa kebaktian gereja mula-mula sehingga dalam proses selanjutnya, tulisan-tulisan tersebut perlahan-lahan tidak digunakan, dilupakan orang dan disingkirkan. [5]

Sebenarnya kita tidak perlu menutup diri terhadap kenyataan adanya tulisan-tulisan  atau pun yang disebut dengan “Injil-Injil” di luar Injil kanonik; kita perlu bersikap terbuka, dalam arti mengakui bahwa tulisan-tulisan semacam itu menjadi bagian dari sejarah gereja mula-mula. Proses seleksi atas tulisan-tulisan itu sudah terjadi,  Kanon Kitab suci sudah ditentukan dan yang diakui gereja adalah empat Injil yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Jika ada tulisan-tulisan lain yang dipublikasikan, baik maksudnya untuk melengkapi Injil kanonik atau pun meragukan Injil kanonik, maka kita mesti kritis menilai. Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan untuk menilai tulisan apa pun yang dipublikasikan sebagai tandingan Injil kanonik.[6]

Kita perlu menilai apakah tulisan-tulisan itu memenuhi kriteria apostolisitas (artinya bisa ditelusuri sampai ke zaman para Rasul sendiri ) dan ortodoksi (artinya mengandung sebuah keyakinan iman yang sama sebagaimana tulisan-tulisan yang sudah ada dalam kanon Kitab suci) serta apakah itu menambahkan sesuatu yang baru pada segala sesuatu yang sudah termuat dalam kanon Kitab Suci yang ada sekarang. Perlu juga dilihat apakah ada unsur-unsur gnostisisme, atau pandangan yang secara teologis menimbulkan masalah.  Hal penting yang tidak boleh kita lupakan adalah publikasi tulisan-tulisan atau “Injil-Injil di luar Injil kanonik” membuat kita  lebih menyadari  tentang Injil kanonik. Kesadaran ini mestinya membuat kita lebih bersedia masuk, mendalami dan hidup sesuai ajaran-ajaran iman yang dimuat dalam Injil-Injil kanonik (Alkitab) kita saat ini.[7]

[1] Bart D Ehrman, Lost Scriptures: Books that Did Not Make It Into The New Testament, New York, Oxford University Press, 2003, p.  19[2] Istilah gnostik atau aliran “gnostisisme” berasal dari istilah Yunani yaitu “gnosis” yang berarti “pengetahuan”. Yang dimaksud adalah “pengetahuan rahasia” yang diungkapkan kepada manusia. Tokoh-tokoh tertentu diyakini menerima pengetahuan rahasia (gnosis) dari YESUS sendiri. Bagi gnostik, KRISTUS mengajarkan ucapan-ucapan rahasia sehingga mereka yang mengerti bisa mencapai ke’Ilahi’annya sama seperti KRISTUS. Ajaran gnostik berkembang di Palestina sekitar abad  2-3 M, namun ajaran ini dilarang oleh gereja resmi
[3] Helmut Koester & Thomas o. Lambdin, The Gospel of Thomas, dalam James M.Robinson (ed), The Nag Hammadi Library in English, rev. Ed, San Francisco, Harper & Row, 1988, p. 133.
[4] Ibid, p. 138
[5] Deshi Ramadhani, Menguak Injil-Injil Rahasia, Yogyakarta, Kanisius, 2007, p. 195.
[6] Ibid, p. 196-197


Tidak ada komentar:

Posting Komentar